18. Homecoming (A).

19 6 0
                                    

Judul lagu mulmed : Banners - Someone to You. Ost. Legacies season 1.

🌠🌠🌠🌠🌠🌠

Dua minggu telah berlalu sejak hari ulang tahun ku. Belakangan aku dibuat sibuk dengan kegiatan sekolah, rapat kepanitiaan, pulang ke rumah, berlatih dengan Belinda di hutan terlarang ditemani anggota Holy Knight secara bergantian, lebih seringnya sih Arkin.

Belinda sendiri sempat kembali ke London selama tiga hari untuk mengurus beberapa hal, lalu memutuskan akan bersamaku di Muine hingga hari pemenuhan usai.

Sedikit kehebohan lain datang dari Sybill dan teman-temannya, mereka tak pernah lelah untuk merasa penasaran, siapa kira-kira sosok dibalik pemberi kado cincin emas putih tanpa permata, yang melingkari jemari manis di tanganku sejak hari ulang tahun ku. Dan sama seperti mereka, aku bersikap teguh menjaga rahasia. Sampai terkadang membuat Sybill jengkel.

Melisa sudah tahu, tentu saja, namun gadis itu adalah dirinya. Dia bilang akan menjaga rahasiaku sampai kelak terbongkar dengan sendirinya. Membuatku tertawa saja.

Dan belakangan aku menjadi sensitif, bukan karena masalah Homecoming yang semakin dekat serta tugasku sebagai panitia cukup berat. Melainkan, karena hari pemenuhan. Waktunya tinggal sebentar lagi, aku semakin merasa tegang. Ada beberapa hal belum ku sampaikan pada Belinda maupun Arkin. Salah satunya mimpi buruk ku.

Sudah empat malam aku mengalami gangguan lucid dream. Berada di tiang pembakaran, dituduh sebagai penyihir setan serta seakan-akan diriku yang terbakar.

Atau mendadak berada di tengah-tengah medan perang, dan ada pedang raksasa menusuk tepat di jantungku.

Lalu berakhir dengan aku selalu terbangun di pukul tiga dini hari dan tidak bisa tidur lagi.

Di hari kedua, Dhammir memergokiku tengah menenggak segelas teh chamomile di tepian balkon lantai dua, mulanya aku berbohong tapi pada akhirnya dia tahu juga. Dan entah bagaimana ceritanya, aku berakhir memberitahukan segala keluh kesah padanya, semalam.

Aku bersyukur sebab Dhammir tidak mengadu maupun menghakimi. Sebaliknya, dia hanya duduk di atas lantai, berhadapan denganku, mendengarkan semuanya dari awal sampai akhir tanpa memotong pembicaraan. Setelah selesai dia akan selalu menawarkan membuatkan roti bakar untukku (Yang omong-omong luar biasa lezat karena selai kacangnya dia membuat sendiri dari hazelnut kering terbaik milik panen keluarga Cullivan).

Tampaknya sejak 'konseling' rahasia ini juga, aku dan dirinya semakin dekat. Dalam artian sesungguhnya dan bukan sekedar formalitas seperti selama ini.

Kemudian di akhir sarapan lebih awal kami, tadi subuh, dia justru berkata padaku.

"Aku tak ingin datang ke Homecoming" sambil memandangi gelas berisi kopi susu miliknya di atas meja. Kami duduk berhadapan di dapur kering.

"Kenapa?" refleks aku bertanya.

"Itu bukan diriku" jawabnya jujur diikuti desahan berat.

Aku tahu betapa beratnya harus menjaga rahasia jati dirimu yang sesungguhnya serta mempertahankan reputasi golden boy di seantero sekolah, bahkan kota ini. Semua itu pasti tak mudah.

"Sudah mencoba bicara pada Sybill?".

Dhammir menggeleng. "Nanti dia hanya akan menyalahkan diri sendiri".

[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun). Where stories live. Discover now