04. Pesta Penyambutan.

42 12 0
                                    

Aku keluar kelas dalam kondisi sedikit linglung. Masih merasa terdistorsi akibat pembicaraanku dengan Arkin barusan. Aku merasa bingung akibat perasaan nyaman aneh yang dia bangkitkan. Seharusnya aku merasa takut sebab Arkin seakan mengenalku secara mendalam, seolah-olah kami sudah pernah bertemu sebelumnya. Tapi sebaliknya, dia mampu memberikanku ketenangan.

Menatap matanya, sekilas membangkitkan sebuah memori lama di masa lalu. Masalahnya adalah, aku tidak terlalu ingat apa itu? Sebab rasanya terkubur dalam di ujung jurang ingatanku. Aku berusaha keras untuk menariknya dari dalam kotak pandora milikku, tapi tidak terlalu berhasil.

Apa benar kami pernah bertemu sebelumnya? Jika iya di mana? Kapan? Sebab ini pertama kalinya aku datang ke kota Muine.

Atau mungkin kami tak sengaja berselisih jalan saat aku masih ada di California?.

Tidak. Mustahil. Jika memang begitu aku masih akan merasa asing padanya.

Arkin Aukai tak banyak memberikan penjelasan, malah membuat daftar pertanyaanku tentangnya bertambah banyak.

Melisa menungguku di depan kelas, aku lega karena dia tak menanyakan apapun kecuali menginterogasiku melalui sepasang netra. Kurasa obrolanku tadi sudah dia dengar tapi aku tak peduli.

"Sybill mengadakan pesta nanti malam di rumahnya" Melisa memulai pembicaraan.

"Oh ya?" jawabku. Berusaha meletakkan atensi ku pada dirinya.

Kami berjalan menyusuri lorong bersama.

"Pesta untukmu" tambahnya lagi. Aku bisa menangkap kegelian dalam suaranya kali ini.

Kakiku seketika berhenti melangkah.

"Apa aku sekeren itu sampai harus dibuatkan sebuah pesta oleh seseorang yang baru saja kutemui, dan bercakap-cakap tak kurang dari emh....20 menit?" tanyaku. Seraya menghadap Melisa.

Melisa mengedipkan satu matanya padaku. "Selamat datang di dunia ratu S (Singkatan dari Sybill). "Dia memutuskan memasukkanmu ke dalam lingkarannya. Itu artinya dua kemungkinan. Pertama kamu memang keren, atau kedua. Meski tidak keren kamu adalah saudari Dhammir Varsghoff".

Lantas kembali berjalan dan aku mengikuti langkahnya sekarang. Tak bisa menahan diri untuk tertawa geli.

"Sybill sudah membaca riwayat panjang mu nona. Seorang mantan anggota pemandu sorak. Magnet lingkaran pria. Pendiri klub membaca dan sastra. Serta satu-satunya kandidat yang menolak menjadi calon homecoming Queen Spring Hills, California".

Kini pupil ku benar-benar melebar. "Hah? Bagaimana dia bisa tahu. Aku bahkan tidak punya sosial media?!".

"Sayang, kamu benar-benar sedang bertapa di Essos atau bagaimana? Dia hanya perlu membuka website sekolah lamamu, menelusuri siapa saja kawan-kawanmu melalui buletin siswa dan mencari mereka lewat media sosial. Voila! Satu hastag dan semua akan muncul. Terlebih kamu punya seorang sahabat bernama Sheila bukan? Dia suka sekali mengunggah foto kalian bersama serta memberikan tagar untuk namamu".

Melisa merangkul lengan kananku sementara aku masih merenung.

Sybill jauh lebih hebat dari para Black Enchanters. Aku tidak pernah berpikir akan diketahui keberadaan ku sejelas itu dengan cara demikian.

"Dia cocok menjadi agen rahasia" tukas ku.

"Tergantung apa dulu posisinya. Jika harus menjaga rahasia, dia sangat buruk soal itu" Melisa melirikku. Dan aku tertawa lebih kencang.

"Baiklah, katakan saja aku bisa datang. Pakaian apa yang harus ku pakai?" tanyaku. Mengisyaratkan soal kehadiranku.

"Apapun asal tidak melebihi dirinya. Jangan yang terlalu seksi atau warna mencolok" jawab Melisa.

[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun). Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ