Kelas Kesepuluh ; Aprie Jatuh!

0 0 0
                                    

Aprie berlari sekencang-kencangnya memasuki gedung akademik. Dia terus berlari sampai ke lantai teratas. Ketika sampai, dia tetap berlari entah mencari siapa. Dia menuju kelas transfer. Dalam kelas tersebut, tidak ada seorang pun.

“Kamu mencari siapa?”

Sebuah pertanyaan mengagetkannya. Dia berbalik. Dan ternyata, wakil kepala sekolah. Tn. Nelson. Aprie agak menjauh dari pintu kelas transfer dan dari Tn. Nelson. Dia masih belum menjawab pertanyaan Tn. Nelson.

“Apa yang ada ditanganmu? Sepertinya itu bukan buku yang boleh dibaca oleh seorang murid,” kata Tn. Nelson lagi. Aprie langsung menyembunyikan berkas yang dicurinya dari ruang khusus kepala sekolah.

“Maaf, Tn. Nelson. Sa-saya harus pergi,” jawab Aprie akhirnya. Dan berlari menjauh dari Tn. Nelson. Tn. Nelson hanya tersenyum. Aprie menuju tangga yang akan membawanya ke bawah.

“Kamu belum menjawab pertanyaanku?” Tiba-tiba ada suara lagi yang mengagetkan Aprie dari belakang. Tn. Nelson. Wajah Aprie benar-benar ketakutan. Dia memeluk erat berkas yang dipegangnya.

“Bisa kau memberikan barang apa yang kamu bawa?” Tanya Tn. Nelson dengan tenang. Aprie makin erat memeluknya. Tn. Nelson melangkah mendekati Aprie. Aprie mundur kebelakang.

“A-aku tidak bisa. A-aku sudah mengetahui semuanya. Akan kuberitahu kepada semua murid apa yang sebenarnya terjadi di sekolah ini,” tolak Aprie.

Wajah tenang Tn. Nelson berubah menjadi tidak bersahabat. Dia melangkah mendekati Aprie lagi. Aprie berjalan mundur. Dia tidak menyadari bahwa dirinya sangat dekat dengan anak tangga. Tn. Nelson merampas barang-barang yang ada di tangan Aprie. Aprie pun berusaha mempertahankannya. Namun, pertahanannya kurang kuat. Sehingga Tn. Nelson berhasil mengambil semua berkas yang dibawa oleh Aprie.

“Kembalikan?! Itu milikku!” erang Aprie masih berusaha mengambil berkas dari tangan Tn. Nelson.

“Ah. Benar. Ini milikmu,” kata Tn. Nelson menyerahkan laporan karya ilmiah. Sedang berkas yang lain tetap dipegangnya.

Aprie mengambil laporan karya ilmiah tersebut dan kemudian mencoba mengambil berkas yang lain yang berisi data murid sekolah Hevn. Namun, Tn. Nelson menghalaunya. Kemudian mendorong tubuh Aprie dengan cukup kuat. Membuat Aprie mundur kebelakang. Tepat dibelakangnya, terdapat anak tangga menuju lantai dua. Dan jatuh. Jatuh berguling disetiap anak tangga. Jatuh menuju lantai dua bersama dengan laporan karya ilmiah yang dibawanya. Kepalanya sempat terbentuk anak tangga. Menyebabkan ada darah segar yang mengalir dikepalanya.

“Kau benar-benar keras kepala,” kata Tn. Nelson melihat kebawah. “Jika kau mendengarkan kata-kataku, kematianmu tidak akan semengenaskan ini. Kuharap kau mengerti, bahwa bibir yang terbuka akan menenggelamkan kapal,” tambahnya sambil memperhatikan berkas yang ada ditangannya. Kemudian pergi.

Ruang kelas di lantai dua.

“AHK!!! Ada yang jatuh dari tangga?!!!”

Teriak seorang murid yang berada dalam kelas yang sama dengan Near. Posisi duduknya di dekat jendela yang bisa melihat anak tangga ke lantai tiga. Namun hanya setengah anak tangga saja.

Semua murid rusuh. Mereka berhambur keluar mendekati tubuh Aprie yang terjatuh. Bersama dengan guru yang ada dalam kelas mereka.

Semua kaget melihat kondisi Aprie. Ada darah segar yang mengalir dari kepalanya.

“Aprie…”

“Cepat panggil tim medis?!!” perintah guru yang ada dalam kelas Near.  
 
 “Jangan mendekat ke tubuh Aprie. Tunggu sampai datang tim medis!” saran Ron tiba-tiba ketika melihat Denny ingin mendekati tubuhnya. “Aku tahu kau ingin melakukan pertolongan pertama. Tapi, kalau tidak tahu apa-apa, bukannya menolong malah bisa membunuhnya. Aku tidak ingin terjadi kecelakaan pada pertolongan pertama.”

The WitnessWhere stories live. Discover now