Kelas Kedua; Sisi Lain Sekolah Transisi Hevn

10 3 3
                                    

Tn. Nelson memandu Near dan orangtuannya untuk melihat bangunan akademik. Mereka melewati halaman luas dan masuk kedalam bangunan yang ukurannya jauh lebih besar dari kantor sekolah Hevn.

Bangunan akademik sekolah Hevn terdiri dari tiga lantai. Di bagian depan bangunan disambut dengan pesan yang wajib diindahkan oleh semua siswa.

Tidak Ada Toleransi Bagi Yang Terlambat’.

Near agak bergidik. Karena dia ahlinya dalam datang terlambat.

Mereka masuk ke dalam bangunan akademik. Tn. Nelson mengantar keluarga Arman melihat semua ruangan yang terdapat dalam bangunan akademik. Di lantai dasar terdapat ruang makan yang terpisah antara pengajar dan para siswa, koperasi, dapur, cooking lab dan aula yang benar-benar luas. Sepertinya sengaja dibangun seluas itu agar bisa menampung para siswa beserta wali mereka. Tak hanya itu, terdapat pula Sport Hall untuk olahraga tenis, futsal, badminton, taekwondo dan panah serta terdapat kolam renang. Untuk semua olahraga yang tersedia di sport hall wajib untuk diikuti oleh para siswa. Yang artinya, setiap hari ada mata pelajaran olahraga.    

Selanjutnya, lantai dua. Terdapat puluhan kelas dengan kapasitas 25 siswa. Fasilitas untuk setiap kelas tidak berbeda. Mulai dari papan tulis, layar proyektor dan loker siswa. Dilantai ini terdapat perpustakaan dengan jumlah buku yang cukup lengkap layaknya perpustakaan daerah dan laboratorium luas yang disediakan untuk seluruh siswa.

Mereka melanjutkan langkahnya ke lantai tiga. Sama halnya dengan lantai dua, di lantai ini pun terdapat ruang kelas untuk para siswa. Namun, ruang kelas dilantai tiga lebih sedikit dibanding lantai dua. Dilantai ini dilengkapi dengan lab komputer, lab musik dan ruang siaran untuk para siswa.

Dalam bangunan akademik, Mulai dari lantai dasar sampai lantai atas dilengkapi dengan akses internet 24 jam, keran isi ulang air mineral, alarm kebakaran atau detector asap serta sprinkler.

            “Kelas dilantai atas ini hanya untuk murid transfer,” kata Tn. Nelson. Near melihat ke dalam salah satu ruangan. Tiga orang murid yang dilihatnya diruang kepala sekolah ada di dalamnya. “Dalam sekolah transisi Hevn, ada tiga jenjang kelas. Kelas Awal, Kelas Persiapan dan Kelas Transfer. Untuk Near, dia berada dikelas awal di lantai dua bersama kelas persiapan. Jika kemampuannya memenuhi syarat, dia akan pindah kelas. Cepat atau lamanya murid berada di sekolah ini, bukan jaminan untuk segera ditransfer. Murid-murid yang ditransfer adalah murid-murid yang sudah saatnya meninggalkan sekolah ini,” lanjutnya.

            “Baiklah. Saya akan mengantar kalian menuju asrama yang akan menjadi rumah baru untuk Near.” Mereka turun dari lantai atas. Near sempat memperhatikan bagian belakang bangunan akademik. Terdapat lapangan bola serta kursi penonton. Namun, yang menarik perhatian Near bukan itu. Melainkan bangunan aneh dengan atap rata yang tertutup oleh pohon-pohon pinus yang berada dibelakang lapangan tersebut. Ukurannya sangat kecil dibandingkan bangunan-bangunan sekolah yang lain. Ukurannya sekitar 2 kelas digabung jadi satu. Near sebenarnya ingin bertanya fungsi dari bangunan aneh itu. Tapi, dia mengurungkan niatnya karena pasti Ibunya akan memarahinya jika bertanya hal-hal aneh lagi.

            Mereka keluar dari bangunan akademik. Berjalan kearah selatan. Sekitar lima menit, tiba di depan bangunan berlantai tiga. Asrama Hevn. Pintu masuknya berada disisi kiri bangunan kantor sekolah. Namun, bangunan kantor sekolah tidak tampak karena dipenuhi pepohonan yang menutup jarak keduanya. Di depan bangunan asrama, ada rumah kecil sederhana. Tn. Nelson masuk ke dalamnya. Diikuti keluarga Arman. Di dalamnya terdapat seorang Bapak yang dilihat dari kerutan diwajahnya, usianya jauh lebih tua dari Tn. Nelson, Ayah Near, bahkan Ibu kepala sekolah. Tapi, tubuhnya benar-benar sehat dan bugar.

            “Hahaha. . . ternyata ada murid baru. Kuharap kau cepat akrab dengan yang lain, dan membuat asrama ini lebih ramai,” sambutnya ramah. Near hanya tersenyum.

The WitnessWhere stories live. Discover now