“Lo ngantuk?” tanya Alvarez

Zea segera terbangun karena mendapat pertanyaan itu, “Eh nga-nggak.”

“Lo bisa tidur, dan gue juga bisa bolos,” tawar Alvarez.

“Nakal!”

Alvarez diam dan melanjutkan mengambarnya di sampul bagian belakang buku. Zea yang sadar akan aktivitas Alvarez sedaritadi spontan marah.

“Ih kamu apa apaan sih!, Itu buku aku buat pake belajar bukan gambar. Lagian kenapa tugasnya nggak dikerjain?!”

“Dih Lo siapa?” pertanyaan yang keluar dari mulut Alvarez membuat zea bbertanya tanya maksud dari perkataan itu apa?

“Pake aku kamu, Lo bukan pacar gue kali,” lanjut Alvarez.

“Emang kalau pake aku kamu cuman buat pacar, aku kamu lebih sopan dari pada Lo gue tau!”

“ketinggalan jaman!” sarkas Alvarez

“Ih?”

Alvarez meraih ponselnya di atas meja, dan bangun untuk pergi, “Kalau ibu tanya gue kemana, jawab bolos.” Alvarez berlari keluar.

Zea menatap itu dengan hati dongkol, “Zea gak mau jadi guru ah.”

***

Pintu ruangan itu kembali terbuka, ruangan yang dipakai Zea dan Alvarez pakai belajar. Yang pertama orang itu lihat adalah siswi yang tertidur, padahal sudah jam pulang.

Ia melangkah lalu duduk di tempat yang tadi ia duduki. Tadinya ia ingin bolos karena memikirkan hubungan Arga seniornya dengan mentornya ini, ia tidak ingin jatuh ke dalam kesalahan untuk kedua kalinya.

Namun setelah tau jika Alvarez sedang bolos bersama anak kuliah, ia kembali ke sini mengingat jika Zea selalau pulang di antar Arga, dan apalagi dia anak baru yang belum hafal dengan sekolah ini.

Alvarez membuka ponselnya, lalu memainkan ponselnya, menunggu Zea agar bangun. Lama waktu berlalu, Alvarez sedikit tergangu dengan ponsel Zea yang terus berbunyi pesan masuk saat ia sedang bermain game online.

Alvarez melihat beberapa pesan masuk dari maid, darimana ia tau itu maid?, Yah ada nama yang tertera.

-Bi Tina, art bunda.

Non, non dimana?

Cepat pulang non, tuan cariin non.
Takut dimarahin lagi sama tuan.


9 panggilan dari Bi Tina tidak terjawab.


Alvarez berganti melihat Zea yang masih lelap dalam tidurnya, “Cewe...” Ia menepuk nepuk bahu Zea.

“Bangun, cewe...”

“Namanya siapa tadi?” Alvarez mengingat ngingat nama Zea.

“Ah ZEA!”

Teriakan Alvarez membangunkan Zea seketika, Zea yang terkejut bukan main ini mengerjakan matanya binggung sambil menatap Alvarez.

Strict Parents [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang