🌙ㅣ14. Ada Mereka yang Siap

126K 13.8K 469
                                    

''Sesuatu yang terlihat dingin, belum tentu rasanya sama-sama dingin.
Es krim juga dingin, tetapi rasanya manis 'kan?''

 Es krim juga dingin, tetapi rasanya manis 'kan?''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nao♥︎

Oh, berani y nyuekin aku sekarang?

Ya ampun Na, maaf, notifikasinya tenggelem.
Aku harus terus hubungin adik aku dulu, Na
Maaf ya?
Besok aku janji, kita jalan-jalan
Ke mana aja, bebas

Alderion benar-benar kacau hari ini, ia sibuk menghubungi kedua adiknya dan memantau perkembangan mengenai Rembulan yang belum terlihat sama sekali. Notifikasi dari kekasihnya tadi memang ia abaikan. Tetapi bukan tanpa sebab. Sungguh, Alderion akan langsung merespons jika kondisinya tidak segenting ini. Sekarang ia meminta maaf pun percuma, kekasihnya sudah marah, terbukti dengan tak ada lagi balasan yang ia terima.

Alderion gundah, ia termenung lama menatap layar ponsel di roomchat-nya dengan Naomi--sang kekasih. Barulah saat bubble datang dengan getaran, mata Alderion membulat, berkilau penuh harap. Hanya saja, ekspektasinya terlalu jauh. Sangat jauh.

Nao♥︎

Kita selesai aja, ya?

Apanya?

Kita.

Maksud kamu?

Putus.

Kita putus aja, oke?

Alderion mematung di tempatnya berdiri, menatap kosong ke layar ponsel. Layar ponselnya masih mulus, tapi kenapa ia mendengar suara retakan? Mungkin itu di dalam dirinya?

Mengembuskan napas perlahan, Alderion segera menekan layar ponsel dan menelepon sosok yang baru saja memutuskannya secara sepihak.

"Naomi?"

"Apa?!"

Alderion tersenyum tipis, setidaknya Naomi masih mau mengangkat telepon. "Jangan putus, ya? Kamu tahu adik perempuan aku? Yang waktu itu aku ceritain, dia hilang Nao. Aku panik, aku takut dia kenapa-napa. Jadi tadi gak jawab chat kamu, gak jawab telepon kamu. Aku lagi hubungin adik aku yang lain."

"Terus? Aku mau kita putus aja, Rion. Kamu berani nyuekin aku! Emangnya enak?! Nggak! Kamu pikir aku seneng?! Nggak!"

"Nao, aku minta maaf." Alderion menggigit bibir bagian bawahnya cukup kencang, mengusap wajahnya kasar dan beberapa kali menghela napas. Ia harus bersabar menghadapi sang kekasih yang memang sifatnya seperti ini. Naomi ini gampang marah, manja, cerewet dan seenaknya. Alderion sudah mengetahui ini semenjak mereka menjalin hubungan dari SMA kelas 12.

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang