40. You're Enough

1.6K 136 30
                                    

Naura masuk ke ruang band tanpa raut wajah yang santai. Mumpung tidak ada kakak kelas di ruangan itu, Naura membanting tasnya ke kursi dan langsung menghampiri Alan. Naura pun menjambak rambut Alan dengan agak kasar. Tentu saja Alan yang sedang memainkan gitar pun menjerit.

"Akh! Sakit, Naura!" Alan menatap Naura dengan tatapan tidak percayanya.

Naura mendengus. "Masih aja ya lo lanjutin nyebarin gosipnya!"

"Hah?" Alan malah terlihat kebingungan.

Membuat Naura semakin ingin kembali menjambak rambut Alan itu tapi urung karena Lyla masuk ke ruangan itu

"Galang itu pacar gue sekarang jadi jangan ganggu dia lagi ataupun hubungan kita!" tukas Naura penuh penekanan.

Alan hanya diam, tak berani menatap Naura. Lyla segera menyentuh bahu Naura dan melalui tatapannya, Lyla menyuruh Naura agar tenang. Iya sih, Naura juga tidak ingin membuat keributan hanya saja ia benar-benar kesal melihat wajah Alan. Karena Alan pun Galang jadi harus murung mendengar semua perkataan orang yang walau sebenarnya benar adanya.

Naura pun izin pamit keluar untuk mendinginkan kepala dan hatinya. Begitu keluar ia melihat Kana yang sedang berjalan sendirian ke arah gedung seni. Pasti gadis itu akan mengunjungi piano kesayangannya. Naura bergegas turun dan menghampiri Kana yang sudah tiba lebih dulu di ruang musik.

Krieetttt

Kana yang baru saja duduk itu tersentak mendengar suara pintu terbuka. Naura tersenyum. Sambil berlarian kecil gadis itu menghampiri Kana dan duduk di sampingnya.

"Kak."

"Naura? Ngapain?"

"Kakak lupa? Aku kan pengen belajar main piano."

"O-oh... Iya."

Naura tersenyum. "Kok akhir-akhir ini sendirian aja sih, Kak? Kak Axel ke mana?"

Kana hanya menghela napas sambil menggeleng. Kemudian Kana mulai memainkan tuts pianonya. Mengabaikan keberadaan Naura yang katanya ingin diajari main piano. Kana memang berniat mengajari kok tapi nanti. Sekarang Kana pun sedang bingung ke mana perginya Axel yang jarang sekali berada di sekitarnya.

Naura memperhatikan jemari Kana yang begitu lentik bermain di atas tuts piano. Sesekali matanya juga menatap wajah Kana. Naura terpesona. Kana cantik, baik, dan pintar bermain alat musik. Pantas saja Axel bisa begitu lengket dengan sosok Kana ini. Naura jadi ingat kalau ia juga pernah bertemu dengan Kana di sebuah rumah sakit beberapa tahun silam. Kana adalah gadis tunanetra yang hanya bisa duduk di kursi tunggu sambil memegang erat tongkat kesayangannya.

Bibir Naura bergetar. Setetes cairan bening mengalir bebas di pipinya. Dengan tatapan sendu ia menatap Kana sambil menangis dalam diam. Tiba-tiba Kana menghentikan permainannya yang baru sebentar. Naura langsung menghapus air matanya yang sempat keluar.

"Kamu pasti udah denger semua ceritanya dari Galang," ujar Kana.

"Cerita apa, Kak?"

"Cerita tentang masa lalu keluarga kita. Tentang mata aku."

"O-oh, iya udah."

My Bad Baby Boy (Complete)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora