26. Prestige

615 92 12
                                    

Tidak ada yang mengantar jemputnya lagi. Hari-hari Naura kembali berjalan dengan sangat biasa, kembali seperti dulu saat Julian belum masuk ke dalam hidupnya. Naura berusaha tegar menjalani harinya yang terasa berat. Tapi ada bagusnya, pikirnya. Naura jadi bisa lebih fokus untuk band dan akademiknya. Naura harus mempertahankan beasiswa nya. Ditambah ujian tengah semester semakin dekat.

Naura memasuki kelas yang ternyata masih lumayan sepi. Ada Alan dan Arsyi yang sedang mengobrol di depan mejanya. Alan menoleh lalu tersenyum pada Naura.

"Pagi Nau."

"Iya pagi."

"Lesu amat, sis. Semangat!" Arsyi mengusap punggung Naura sebentar.

Naura hanya tersenyum kecil dan duduk di kursinya. Ia pun meraba kolong mejanya. Seperti biasa, ada sesuatu di bawah sana. Tapi kali ini Naura hanya mendapat sepucuk surat yang ditulis memakai huruf kapital semua.

___________

'GAK BISA TIDUR YA KARENA DIPUTUSIN? KANTUNG MATA KAMU HITAM BANGET DARI KEMARIN. KAMU CANTIK TAPI LEBIH CANTIK KALO KAMU KELIATAN SEHAT DAN TIDUR NYENYAK. KALO SEMPAT KOMPRES KANTUNG MATA KAMU PAKE ES BATU YA HABIS ITU MINUM AIR PUTIH YANG CUKUP'

___________

Naura mendengus geli lalu memasukkan surat itu ke dalam kantung roknya. Siapa sih orang ini, kenapa semakin hari semakin terlihat tidak jelas dan terlalu garing? Tapi bisa-bisanya Naura sudah terbiasa mengecek kolong mejanya setiap hari. Siapapun orang itu Naura tidak berniat mencari tahunya sekarang. Malas. Biarlah, tidak perlu dicari tahu pun tidak apa-apa selagi orang itu tidak mengganggunya dan cukup mendukungnya walau dengan cara diam-diam seperti ini.

Tak lama Putri pun datang beriringan dengan Biru. Kedua orang itu terlihat mengobrol serius dari pintu kelas. Naura mengamati Putri yang tampak bingung, terkejut sekaligus langsung lemas saat berbicara dengan Biru.

"Kenapa lo lemes amat?" Sahut Naura saat Putri sudah duduk di bangku belakangnya.

Putri mengusap rambut depannya dengan sedikit frustasi lalu menggeleng.

"Gapapa."

Kemudian Putri menatap Naura cukup lama. Orang yang ditatap pun jadi heran sendiri.

"Nanti balik sekolah lo mau ikut gue?" Tanya Putri.

"Kemana?"

"Jenguk si Galang."

"Lah, emang dia kenapa?"

Putri melirik Biru sebentar lalu menghela napas.

"Katanya kecelakaan. Keserempet motor sih tapi lumayan parah katanya."

Raut wajah Naura langsung berubah menjadi datar. Kemudian Naura hanya merespon dengan jutek.

"Ohh." Naura pun berbalik badan ke depan.

Gadis itu langsung membuka buku tugasnya dengan perasaan berkecamuk. Naura sangat terkejut tapi ia berusaha untuk terlihat biasa saja. Galang kecelakaan? Kenapa bisa? Padahal niatnya hari ini Naura ingin membicarakan tentang masalah Julian pada cowok itu walau belum tentu pasti. Kening Naura berkerut samar. Ia ingin bertanya lebih tentang kecelakaan itu tapi..

"Nau, pulangnya mau temenin gue cari buku gak?" Tanya Alan.

"Gak dulu."

"Kenapa?"

"Gapapa lagi pengen cepet pulang aja gue, Lan. Sori ya."

Alan menghela napas kecewa.

"Yaudah deh."

My Bad Baby Boy (Complete)Where stories live. Discover now