"Mas"- ujar Bunda menenangkan papa sambil mengelus pelan lengannya agar tidak terpancing emosi

"Oh itu, aku cuma dirumah oma aja ga kemana-mana selepas itu juga besoknya aku sekolah dan bertemu dengan kak Bryan"- Ujar Alena setenang mungkin

"Lalu?"

"Gada, cuma itu aja"

Keheningan kembali terjadi lagi sebelum pada akhirnya Alena lah yang memberanikan diri untuk mencairkan suasana dengan ijin mau keluar dari ruangan ini

" kalo sudah tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, lebih baik Alena keluar " - seusai mengucapkan kalimat tersebut langsung saja melenggang keluar dari ruang tersebut

Alena menuju ke lantai 1 dimana pintu utama itu berada tapi sebelum melangkahkan kakinya, ada suara yang menghentikan langkahnya dan Alena tau suara siapa itu

"Kak, bunda boleh bicara sebentar sama kamu?" - tanya bunda sambil berjalan menuju kearah anaknya

"Hmm boleh"

Lalu bunda mengajak Alena ke taman belakang untuk berbicara sebentar.

"Oke, disini Bunda yang salah tapi terserah kamu mau selepas ini mau masih kembali kerumah ini atau kerumah oma kalo kamu memilih untuk tetap dirumah oma bunda ga masalah selagi buat kamu bahagia. Tapi bunda mohon kamu jangan ngehindar dari kita semua" - ujar Bunda

"Oke, Alen pulang dulu" - ujar Alen dan langsung pergi dari sana

Bunda menghela nafas melihat punggung sang anak yang kini mulai menjauh dari pandangannya

***********

Saat sudah sampai digerbang utama tapi oleh pak wawan tak kunjung membukakan pintu gerbangnya

"Pak wawan tolong bukain gerbangnya ya saya mau pulang" - ujar sopan Alena

"Aduhh maaf non saya gabisa, saya takut tuan besar sama tuan muda marah" - ucap Pak wawan karena tadi ia sudah diberi amanah oleh majikannya itu agar tidak membukakan pintu gerbang apabila Alena ingin keluar

"Pak, saya mohon bukain gerbangnya ya plsss "- mohon Alena

"Aduhhh maaf non tapi tetep gabisa saya takut dimarahin"- sambung pak Wawan dan kemudian pergi menjauh menuju ke halaman belakang

" ARRGGHHHHHHH h-hmfttt " - kesal Alena tapi tak lama ada yang membekap mulutnya dari belakang menggunakan sapu tangan sampai dirinya pingsan

" bawa anak saya ke dalam " - perintah papa, iya yang menyuruh anak buahnya untuk menbekap mulut sang anak adalah dirinya

Papa segera masuk mengikuti anak buahnya sampai kedalam kamar sang anak yang berada di lantai 2, sebenarnya kamar anaknya itu berada di lantai 3 tapi karena ia ingin lebih memantau dengan mudah langsung saja ia menyuruh anak buahnya ke kamar yang ada di lantai 2

Papa segera masuk mengikuti anak buahnya sampai kedalam kamar sang anak yang berada di lantai 2, sebenarnya kamar anaknya itu berada di lantai 3 tapi karena ia ingin lebih memantau dengan mudah langsung saja ia menyuruh anak buahnya ke kamar yang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BROTHER (REVISI & END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang