🌙ㅣ12. Permintaan Maaf Ditolak

134K 13.7K 188
                                    

''Meminta maaf bukan berarti kita salah, tetapi itu berarti kita sudah paham apa itu kata maaf''

Matahari sama sekali belum muncul dibalik gedung SMA Pelita, namun seorang gadis dengan kacamata bulatnya sudah memasuki gerbang tinggi menampilkan lapangan sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sama sekali belum muncul dibalik gedung SMA Pelita, namun seorang gadis dengan kacamata bulatnya sudah memasuki gerbang tinggi menampilkan lapangan sepi. Sebab, belum banyak murid yang datang di jam seperti ini. Langkah kakinya dipercepat, menuju ke arah belakang gedung sekolah. Tepat ke gudang.

Begitu sampai, gadis itu membuka pintunya yang ternyata tidak terkunci, lalu masuk ke sana dengan napas tersengal. Ia menyandarkan punggungnya pada pintu dan menghela napas dalam. Matanya terpejam untuk beberapa saat sampai akhirnya kembali terbuka.

Gadis itu, lebih tepatnya Rembulan. Ia keluar dari rumah pagi-pagi sekali, bahkan tadi ia melihat belum ada siapa-siapa di ruang tamu ataupun dapur, jadinya dengan kesempatan itu Rembulan berangkat ke sekolah dengan terburu-buru.

Bukan tanpa sebab Rembulan melakukan itu semua. Kejadian semalam membuat Rembulan takut. Takut pada Anggara, takut pada Laila, takut pada Alderion, Alzero, Alvano, dan paling utama adalah Alvaro.

Rembulan merasa tidak enak, dirinya sudah membuat kekacauan dalam keluarga Zanava padahal ia belum seminggu tinggal bersama mereka. Rembulan sudah membuat keributan di sana, dan membuat situasi buruk menimpa Alvaro.

Rembulan tidak tahu harus bagaimana sekarang. Ia tidak menyangka jika harapannya tidak berjalan mulus sesuai dengan keinginannya. Setitik kebahagiaan bagi Rembulan selalu menghadirkan berbagai rasa sakit.

"Eh, Bulan?! Kirain siapa!"

Rembulan menahan napasnya sejenak, terkejut saat melihat Jia dan Jio muncul dari balik papan yang menghalangi tempat mereka berkumpul. Detik berikutnya, Rembulan tersenyum, ia menghampiri mereka berdua.

"Kalian pagi banget ke sini. Mau ngerjain tugas?" tanya Rembulan saat tangannya ditarik oleh Jia agar ikut duduk di tikar yang sudah digelar.

"Enggak kok, aku sama kak Jio cuman mau di sini aja. Kalau di kelas, Kak Syaila suka bentak-bentak aku gak jelas, bikin mau nangis aja," keluh Jia dengan bibir mengerucut.

"Bulan kenapa ke sini?" tanya Jio dengan kacamata melorot.

Rembulan terdiam, sebelum akhirnya menggeleng pelan. "Gak tahu, Bulan langsung mau ke sini aja buat nenangin perasaan Bulan."

Jio dan Jia saling pandang, sebelum akhirnya mereka mengalihkan pandangan dari Rembulan. Nampaknya gadis di depan mereka itu sedang mengalami masalah, jadinya mereka tidak mau membuat keadaan Rembulan memburuk.

"Oh iya, Bela kemarin lihat kamu diseret ke gudang sama kak Syaila. Itu bener? Kamu diapain?" tanya Jia saat suasana hening menyergap.

Rembulan mengangkat pandangannya, kemudian menganggukan kepala. "Iya, Bulan gak sengaja ngotorin bukunya, jadi Bulan dihukum. Tapi Bulan gak papa, ada yang nolongin."

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang