🌙ㅣ6. Kediaman yang Baru

142K 14.9K 407
                                    

''Sesuatu yang baru tidak sama dengan yang lama. Jika kita sudah tahu dan mengenal sesuatu yang lama, maka tidak dengan sesuatu yang baru''

 Jika kita sudah tahu dan mengenal sesuatu yang lama, maka tidak dengan sesuatu yang baru''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Audi hitam mendarat mulus di pekarangan rumah bercat gading tua. Lampu taman mulai menyala satu persatu karena matahari sudah tak nampak lagi. Beberapa yang ada di mobil langsung keluar, termasuk Rembulan yang hanya bisa menelan ludahnya susah payah.

Pemandangan di depannya ini, begitu menakjubkan. Jika biasanya Rembulan hanya bisa melihat istana itu di film-film kartun, maka sekarang Rembulan berkesempatan melihat istana secara langsung. Rasanya Rembulan tak akan pernah bosan melihat bangunan ini.

"I-ini ...." Rembulan menatap Laila yang baru saja keluar dari mobil. "I-ini rumah siapa?"

"Rumah kita." Alderion yang menjawab, lelaki tinggi itu meminta izin pada Laila agar membawa Rembulan terlebih dahulu, yang kemudian wanita di depannya itu izinkan.

"Kita ke kamar kamu dulu aja, ya? Kayaknya Bulan capek." Alderion menggenggam tangan Rembulan erat, membawanya memasuki rumah.

Rembulan kembali dibuat bungkam saat melihat seisi bangunan besar itu. Mewah sekali. Rembulan tidak sedang bermimpi. Dan apakah ini bisa disebut sebagai rumah? Sepertinya tidak, lebih baik Rembulan menyebutnya ini adalah istana besar yang selalu ia impikan.

Mulai hari ini, Rembulan pasti akan lebih betah di sini dibanding ia harus keluar mencari udara segar.

"Bang Rion!"

Alderion dan Rembulan baru saja sampai di lantai dua begitu lift berdenting, saat seseorang memanggilnya dari arah kanan mereka. Sontak kedua orang itu menoleh secara bersamaan, melihat siapa yang bersuara.

"Oh, udah pulang nih? Tumben." Alderion menaikan satu alisnya, menatap adik pertamanya.

"Yoi, Bang. Yang tumben itu Abang. Tumben Abang bawa pacar. Bawa koper juga, dia mau pindah ke sini?"

Rembulan mengerjap, ia dan Alderion saling pandang sebelum akhirnya Alderion tertawa keras.

"Pacar apanya! Dia adik kita, kenalin nih Rembulan, adik kamu." Alderion menarik Rembulan agar berdiri di sampingnya, menunjukannya pada lelaki di hadapannya.

Rembulan berkedip dua kali. Jika Rembulan tercengang karena melihat ketampanan Alderion, lalu ia harus mendeskripsikan lelaki di depannya ini bagaimana? Kata tampan saja tidak cukup. Rembulan dibuat terdiam karena lelaki di keluarga ini, mereka sebenarnya boneka atau manusia sih?

"Oh, wow!" lelaki itu menampilkan ekspresi terkejutnya, satu tangannya menutup mulutnya yang terbuka. "Papa gak bilang kita bakalan punya adik!!" 

Alderion mengangguk. "Bulan juga gak dikasih tau kalau dia bakalan punya kakak. Kenalin diri kamu aja Zer, biar Bulan tau kamu."

Lelaki di depan Alderion itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia menatap Rembulan dengan senyuman. "Alzero Zanava, adiknya bang Rion," ucapnya seraya mengulurkan tangannya pada Rembulan.

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang