ch.23

2.3K 256 112
                                    

saat grisha keluar dari ruangan itu, erwin dan arya langsung menoleh ke arahnya dan bertanya 

"Bagaimana paman, apa dia baik baik saja?"  tanya arya

"bodoh, orang Mana yang baik baik saja setelah mengalami kecelakaan " ledek erwin yang disertai dengan kekehan pelan

"Hah?! kau cari ribut ya " arya menarik kerah baju erwin emosi

"Apa "

"sst, sudah sudah... Sebenarnya kalian ini siapa, kenapa kalian bisa ikut sampai kesini" tanya grisha sembari menatap erwin dan arya bergantian

Benar juga, Tadi mereka semua pergi dalam keadaan panik Ditambah lagi levi yang terus menangis

"Ah Maaf paman..perkenalkan saya erwin Smith temannya eren , saya bekerja sebagai dokter spesialis anak dan dokter gigi..salam kenal, Semoga paman akan selalu mengingat namaku"  ucap erwin sambil berjabat tangan dengan grisha

"Ya tentu saja paman tidak akan lupa.. Nah kalau kau siapa "

"Aku arya.. Teman levi dari kampung " arya tersenyum dan ikut berjabat tangan dengan grisha

grisha mengangguk anggukkan kepalanya pelan "ya Terimakasih kalian sudah mau meluangkan waktu untuk ikut datang kesini.. Paman mau pergi mengurus biaya administrasi dulu.. Tapi bisakah kalian tidak membiarkan siapapun masuk kedalam selain perawat " pinta grisha pada mereka berdua

"tentu saja.. Tapi kenapa paman melarang siapapun masuk?" tanya erwin

" paman hanya tidak ingin ada orang yang membuat keributan di dalam nantinya.. Jadi paman minta tolong pada kalian berdua ya "

"Siap " jawab arya antusias

Grisha menepuk pundak arya dan erwin bersamaan lalu berjalan pergi meninggalkan mereka



Terjadi keheningan selama beberapa Menit karena tidak ada satupun dari mereka yang mulai berbicara

erwin terus terusan berfokus pada ponselnya sedangkan arya sedang termenung memikirkan sesuatu yang hanya boleh diketahui dirinya sendiri 

'ck apa apaan.. kenapa suasananya sangat canggung'  arya bersandar dikursi Tunggu sambil Sesekali  melirik ke arah erwin

"Ada apa " ucap erwin tiba tiba

"hah? Apa maksudmu " sahut arya emosi

" kau terus melirikku dari tadi, jangan fikir aku tidak menyadari nya " jawab erwin tanpa menoleh ke arah arya

"s-sejak kapan.. Kau Ngajak berantem ya"

Erwin tersenyum miring lalu menyimpan ponselnya didalam saku "coba tahan emosi dan suaramu sedikit saja.. disini bukan sawah  Luas yang memperbolehkan mu berteriak sesuka hati"

Seketika urat urat di kepala arya langsung bermunculan saat mendengar ucapan erwin  "apa kau baru saja meledekku Huh " jawabnya pelan

"ya .. Orang kampung mah sudah biasa berteriak ditengah sawah, jadi terbawa Suasana sampai Kesini.. Berisik "

"Kau-



"Arya "

"hn?"  ia yang merasa terpanggil pun segera menoleh ke arah sumber suara.. Ternyata itu sasha dan seorang wanita tua yang berlari mengikutinya dari belakang

"Sasha, kenapa Kalian cepat banget sampai nya " tanya arya

"Hah hah itu tidak penting.. Dimana eren sekarang?" sela bi sumi sambil mengguncang tubuh arya

"wow tenang bi, mereka ada didalam "

Disaat bi sumi dan sasha ingin masuk kedalam ruangan itu, erwin langsung menahan mereka dan berdiri didepan pintu "kalian tidak boleh masuk  " ucap erwin dingin

I'm ready to be a mama |END| 18+  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang