ch.18

3.3K 320 197
                                    

Disepanjang perjalanan.. ryu terus terusan memasukkan jari telunjuknya kedalam mulut lalu mencongkel gigi geraham nya yang sudah berlubang..

ia merasa risih karena permen yang ia kunyah tadi tersangkut didalam sana

tapi bukannya keluar, serpihan permen itu malah masuk lebih dalam hingga membuat ryu menangis kesakitan

Sontak eren dan levi langsung melirik ke arah ryu  "ada apa sayang " tanya levi panik karena tangisan ryu semakin menjadi jadi

"hiks mama.. sakit! "

" iya coba beritahu mama, bagian mana yang terasa sakit huh?" levi mencoba menenangkan ryu dengan cara mengelus elus punggung nya pelan

"hiks mama! " Teriak ryu sambil menarik narik baju levi kuat

"astaga.. Coba tenang dulu sayang "

"huhu ma, gigi Yu sakit hiks"  ryu membuka mulut lalu menunjuk gigi geraham nya pada levi

"ternyata kau sakit gigi ya..  pasti ini karena permen tadi " ucap levi yang masih sibuk memperhatikan Seisi mulut ryu dengan teliti

"Eren bagaimana ini " tanya levi pada eren yang sedang fokus berkendara

"sebentar lagi kita sampai akan sampai dirumah.. kalau kau mau aku bisa mengantar kalian kembali ke klinik itu " jawab eren

Levi berfikir sejenak.. kalau mereka kembali ke klinik, itu pasti akan memakan waktu yang cukup lama.. lagian satu harian ini eren belum ada beristirahat sama sekali, pasti ia sudah sangat lelah

"hm tidak perlu.. kita singgah ke apotik terdekat saja ya. Beli obat sakit gigi yang berdosis rendah untuknya" jawab levi lembut

"baiklah, terserah kau saja "

"heuk.. ma sakit hiks" tangis  ryu sambil memegangi pipi kanan nya

"iya, tahan sebentar ya.. Kita beli obatnya dulu "  Levi mengambil sebotol air mineral lalu menyuruh ryu untuk meminumnya



Tidak Lama kemudian.. Eren memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, tepatnya di depan toko apotik yang sedang mereka cari

"aku akan membeli obatnya.. kau tunggu disini sebentar nee" ucap levi

"eh.. Biar aku saj-

Belum sempat eren mencegah nya, levi sudah lebih dulu keluar dari mobil bersama ryu dan berjalan mendekati toko apotik itu


"hahh !  " eren menghembuskan nafas kasar lalu mengambil ponselnya yang berada di saku celana

saat ia menghidupkan benda itu, ia dikagetkan dengan notifikasi yang muncul di layar ponsel nya


39 panggilan tidak terjawab


"shit!  " gumam eren sambil memijit pelipisnya pelan

ia segera menelfon kembali orang itu dengan perasaan was was, bahaya jika levi tiba tiba datang dan mendengarkan pembicaraan mereka


"Halo " panggil eren saat telfon itu sudah tersambung

"ya.. kau dari mana saja, kenapa tidak mengangkat telfon dariku"

"pieck dengarkan aku! ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara.. Aku akan menelfon mu kembali nanti " jawab eren sambil sesekali melirik ke arah jendela

"Kenapa.. " tanya pieck lirih

"ck kumohon dengar kan aku kali ini saja.. aku berjanji akan menelfon mu kembali nanti malam " ucap eren lembut

"Hm, baiklah.. awas saja kalau kau berbohong"

"aku tidak akan berbohong padamu, sudah ya.. Tunggu aku nanti malam "

I'm ready to be a mama |END| 18+  Where stories live. Discover now