CHAPTER 16

371 52 0
                                    

Author POV

  Five dan y/n kemudian pergi di rumah sakit jiwa tempat Diego dirawat. Mereka menunggu di ruangan yang sama saat y/n mengunjungi laki laki itu beberapa waktu lalu. Tak lama Diego terlihat datang dari ambang pintu
" Oh, akhirnya kau datang membawa seorang teman y/n" Ucap Diego melihat Five.
" Suprise, suprise" Ucap y/n
" Hai Diego" Ucap Five. " Kau cocok dengan pakaian itu" Lanjutnya
" Akhirnya kau muncul juga" Ucap Diego duduk didepan Five dan y/n
" Bagaimana kau tahu aku akan datang?" Tanya Five
" Karena aku tahu kau pasti merasa tersiksa setelah apa yang kau katakan pada y/n terakhir kali" Ucap Diego menyinggung pengakuan terakhir Five pada y/n. " Kau pasti butuh jawaban" lanjutnya
Five terdiam sejenak sambil menatap y/n
" Dimana yang lain?" Tanya Diego
" Kita akan cari" Jawab Five. " Kelihatannya kau sudah lama disini" lanjutnya
" Yeah, sudah 75 hari. Bagaimana denganmu?" Tanya Diego
" Tiba pagi ini" Jawab Five
" Y/n sudah memberitahumu kenapa aku disini?" Tanya Diego
" Kau bisa jelaskan secara jelas karena sepertinya kau tidak memberitahu y/n tentang itu" Ucap Five mencondongkan tubuhnya kearah Diego
" Anggap saja Kepolisian Dallas tak mendukung upayaku menghentikan pembunuhan John F. Kennedy" Ucap Diego yang juga mencondongkan tubuhnya kearah Five
" Karena itu belum terjadi" Ucap Five
" Dan Itu tak akan terjadi" Ucap Diego.
" Tidak selama ada aku." Lanjutnya
Y/n menghela napas " Diego.." gumam y/n
" Dengar, aku mengikis jeruji di kamarku. Dalam satu atau dua hari aku bisa keluar, lalu akan kuhentikan Oswald dan selamatkan Presiden." Ucap Diego. " Kalian ingin ikut. Katakan saja" lanjutnya
" Dengarkan aku baik-baik, dasar dungu cerewet." Ucap Five. " Kau tak akan melakukan apa pun" lanjutnya
" Kenapa tidak?" Tanya Diego
" Karena kita harus menghentikan kiamat" Jawab Five
" Memang. Tapi itu baru terjadi 60 tahun lagi" Ucap Diego
" Bukan kiamat yang itu. Ini baru. Kiamat ini mengikuti kita" Ucap Five. " Aku sudah melihatnya, Perang nuklir, Diego. Dalam sepuluh hari" Lanjutnya
" Kau percaya itu y/n?" Tanya Diego menatap y/n
" Sejauh ini yang dia katakan selalu terjadi" Jawab y/n.
" Baik aku akan berpura pura peduli" Ucap Diego. " Apa penyebabnya?" Lanjutnya
" Entahlah, Mungkin orang sinting bodoh dengan kompleks pahlawan mencoba menyelamatkan Presiden dan mengacaukan semuanya." Jawab Five menyinggung diego
" Maksudmu aku berhasil?, Aku menyelamatkan Presiden?" Tanya Diego antusias. " Aku tahu aku bisa" lanjutnya bergumam
Y/n sekali lagi hanya menghela napas dan menggelengkan kepalanya.
" Baik, akan kubantu" Ucap Diego
" Syukurlah" Ucap Five
" Setelah aku menyelamatkan Kennedy. Lalu lempar aku mundur beberapa dekade agar aku bisa menggorok Hitler dengan pisau mentega" Ucap Diego
" God, Diego" Ucap y/n tidak tahan melihat tingkah Diego
" Ini sebabnya kau tak punya teman." Ucap Five kemudian berdiri. " Penjaga" Lanjutnya  memanggil penjaga
" Five?" Panggil y/n curiga
" Saudaraku merencanakan pelarian. Ia mengikis habis jeruji di kamarnya" Ucap Five pada penjaga
" Five apa yang kau lakukan?" Tanya y/n heran menatap Five
" Bangsat!" Gumam Diego kesal
" Baiklah bajingan" Ucap Para penjaga menangkap tangan Diego
" Dengar. Ini demi kebaikanmu Diego" Ucap Diego
" Tidak! Five!" Teriak Diego berusaha melawan
" Saudaraku sangat sakit. Aku berharap dia mendapatkan pengobatan yang tepat" Ucap Five pada para perawat
" Kumohon jangan suntikkan itu!" Teriak Diego memberontak. " Y/n tolong aku!" Lanjutnya.
Seorang perawat kemudian memberikan sebuah suntikan pada Diego dan membuatnya tidak bergerak
" Five kita tidak perlu melakukan ini padanya" Ucap y/n berdiri
" Ini untuk kebaikannya sendiri y/n" Jawab Five
Y/n menghela napas. " Maaf Diego" Ucap y/n kepada Diego.
Five mencondongkan tubuhnya ke arah Diego dan berbisik. " Aku akan datang menjemputmu ok" Bisik Five. " Selamat tidur" lanjutnya.

Setelah menemui Diego. Y/n dan Five kemudian beralih untuk mencari Luther. Tak beberapa lama, mereka menemukan bahwa Luther bekerja di sebuah bar. Five lalu pergi ke bar tersebut sementara y/n kembali ke rumah Elliot untuk mencari informasi tentang keberadaan yang lain.

Five POV
 
  Five pergi ke bar untuk menemui Luther. Dia pergi sendirian setelah memutuskan untuk berpisah dengan y/n agar mempermudah pencarian yang lain. Laki laki itu duduk didepan pertunjukkan menikmati penampilan penari striptis sambil menunggu Luther.
" Terakhir kuingat kau menyatakan perasaanmu pada y/n" Ucap Luther berbisik ditelinga Five dari belakang. " Dia menolakmu?" Lanjutnya
Five tersenyum dengan salah satu sudut bibirnya. " Senang bertemu denganmu juga Luther" Ucap Five
" Apa maumu?" Tanya Luther to the point
" Berhentilah berlagak seperti penari striptis dan duduk denganku" Ucap Five
Luther kemudian duduk disamping Five
" Berapa lama kau disini?" Tanya Five menatap Luther
" 1 tahun" Jawab Luther. " Berkat kau" lanjutnya
" Maafkan aku Luther. Pasti tidak mudah" Ucap Five
" Kukira semua mati" Ucap Luther. Ia kemudian melihat bos nya sedang diganggu oleh seseorang. " Aku harus pergi" lanjutnya beranjak dari kursi
" Luther tunggu" Ucap Five menarik lengannya
" Aku mengerti ok. Aku tahu bagaimana rasanya terjebak di suatu masa. Berpikir beginilah sisa hidupmu akan kau jalankan. Dalam pelarian, dan tak tahu apa kau akan bertemu orang yang kau sayangi lagi. Dan berada di dunia yang asing. Tapi Luther, kau tak sendirian. Kita harus cari yang lain" Ucap Five " karena akan ada kiamat lagi dalam sepuluh hari dan aku tidak tahu cara menghentikannya" lanjutnya
Mendengar itu, Luther hanya menatap Five dan terdiam sejenak lalu menjawab" Aku tidak peduli" ucap Luther kemudian berjalan meninggalkan Five.
Five dengan cepat mengejar Luther dan menarik lengannya untuk menghentikan laki laki berbadan besar itu. " Kau ini kenapa, Luther?" Ucap Five menahan Luther. " Sudah kubilang akan ada kiamat dalam sepuluh hari" lanjutnya
" Ya, kau sering bilang hal itu." Ucap Luther tidak tertarik dan hendak beranjak
Five dengan cepat menahannya " Dan sejauh ini aku selalu benar" Jawab Five
" Kau ingin menyelamatkan dunia?" Ucap Luther. " Silakan. Oke? tapi Aku sudah punya pekerjaan" Lanjutnya
" Tunggu, kau kerja di sini?" Tanya Five
" Ya. Bosku pemilik tempat ini" Jawab Luther. " Aku pengurusnya" lanjutnya
" Seperti perawat atau semacamnya?" Tanya Five meremehkan
" Silakan mengolok-olok semaumu, tapi aku menjaga Pak Ruby" Jawab Luther
" Tunggu, Ruby?" Tanya Five. " Jack Ruby, gangster yang menembak Oswald?" Lanjutnya memastikan
" Ya, yang itu." Jawab Luther membenarkan
" Akhirnya terjadi" Ucap Five. " DNA gorila itu telah menguasai pikiranmu" lanjutnya
" Hei, hati-hati, oke? Jack teman baik" Ucap Luther mengecilkan suaranya
" Dan kau Number One" Ucap Five. " Número Uno. Ingat?" Lanjutnya memperjelas
" Tidak ada Number One. Tak ada lagi. Tidak di tahun 1963" Jawab Luther. " Aku terdampar di sini sendirian selama setahun. Apa yang kau harapkan?" Lanjutnya
" Aku paham, oke?" Jawab Five. " Kau melihat Pogo mati, dunia meledak, dan kau terjebak di zaman ini karena aku. Maafkan aku tapi aku meminta bantuanmu, Luther. Umbrella Academy membutuhkanmu. " Lanjutnya hampir memohon
" Aku tak dibutuhkan. Tidak pernah" Jawab Luther bersikukuh
" Luther, Sayang, Jack nyaris mengamuk pada orang bodoh" Ucap seorang wanita penari striptis yang tiba tiba menghampiri mereka. " Sedikit bantuan?" Lanjutnya
" Sial" gumam Luther berjalan menjauhi Five
" Luther, tunggu" tegur Five mengikutinya
" Dengar. Kau genius yang bilang kita harus lompat kan? " Jawab Luther emosi dan berbalik menatap Five tajam. " Kita terjebak karena kau. Dan kau yang membawa Vanya. Jadi, jika ada kiamat, dia mungkin penyebabnya. Dan jika aku akan melakukan sesuatu, pasti tak akan bersamamu" lanjutnya meninggalkan Five.
Five duduk disana sebentar menyaksikan Luther bekerja. Dia beranjak dari duduknya dan merasakan ada sesuatu didalam kantong seragamnya. Five kemudian merogoh kantongnya dan menemukan sebuah kaset jadul. Laki laki itu menerawang dan menyadari bahwa pasti Hazel yang memasukkan kaset tersebut kedalam kantongnya secara diam diam sebelum terbunuh.

Y/n POV

  Setelah berpisah dengan Five, y/n kembali ke rumah Elliot. Dia berusaha mencari informasi selama berjam jam tentang keberadaan yang lain dan juga kemungkinan hal hal yang bisa menyebabkan kiamat dibantu dengan Elliot namun belum juga membuahkan hasil hingga malam tiba.
" Oh god!" Gumam y/n kesal dan putus asa sambil berjalan mondar mandir
" Kurasa kau butuh istirahat" Ucap Elliot melihat y/n yang terlihat tertekan
Y/n berjalan duduk di sofa untuk menenangkan pikirannya. Suasana kembali hening.
" Whoa...." Elliot menguap. " Kupikir aku akan tidur sekarang. Kita bisa lanjutkan besok" lanjutnya beranjak
" Oke, aku akan disini menunggu Five pulang" Ucap y/n
" Baik. Selamat malam y/n " Ucap Elliot meninggalkan y/n
" Night Elli" jawab y/n

Y/n beranjak dari duduknya. Dia berjalan mendekati seteko kopi dan menuangkan segelas. Dia awalanya bukan penikmat kopi hanya saja karena keadaan yang selama ini sangat berantakan menjadikan rasa pahit kopi satu satunya minuman yang bisa membuat pikirannya tetap waras. Gadis itu kembali duduk disofa sambil menunggu Five datang dengan harapan akan membawa Luther bersamanya. Y/n terus merenung memikirkan hidupnya yang penuh dengan tragedi. Gadis itu kembali menerawang kisah hidupnya yang jauh dari kata normal, dimulai dari kematian tragis kedua orang tuanya, bertemu dengan orang orang aneh, menemukan bahwa dirinya juga termasuk dari orang orang aneh itu, berulang kali hampir terbunuh, kiamat yang harus dihentikan bahkan untuk kedua kalinya dan hal lain menantinya kedepan yang bisa saja lebih buruk. Namun satu hal yang bisa ia syukuri adalah dirinya tidak sendirian. Five dan yang lain juga mengalami hal yang sama dengannya. Y/n hanya duduk diam termenung hingga membuatnya tertidur.

Five POV

  Five kembali kerumah Elliot dengan perasaan kesal karena tidak berhasil membawa Luther bersamanya. Dia berteleportasi naik kelantai atas dan melihat y/n sedang tertidur di sofa dengan damai. Five duduk disamping gadis itu dan menatapnya lekat. Perasaan kesalnya berangsur angsur padam. Five memasangkan selimut pada tubuh mungil y/n dan berjalan ke meja kerja Elliot.

  Dia melihat banyak kertas bertebaran dari sisa sisa pencarian y/n. Sebuah senyum mengembang di sudut bibirnya. Five menoleh menatap gadis itu kembali dengan tatapan penuh arti. Sebegitu kerasnya usaha orang yang dulu dianggapnya asing dan tidak ia sukai untuk membantunya. Y/n memercayai semua kata katanya tanpa keraguan yang bahkan saudaranya sendiri tidak memercayainya. Dia merasa sangat bersyukur dengan hal itu. Five kemudian begadang sepanjang malam ditemani dengan seteko kopi untuk melanjutkan pencarian y/n.

Mystery Inside Me (TUA X Y/N Collins As You)Where stories live. Discover now