CHAPTER 19

268 50 2
                                    

Author POV

Mereka bertiga meninggalkan tempat itu dan pergi ke sebuah cafe. Sesampainya di sana Five langsung memesan minuman favoritnya. Black Coffe. Pelayan wanita menuangkan segelas kopi dihadapan Five hingga penuh
" Tarus saja sayang" Ucap Five menyuruh pelayan itu menaruh seteko kopi sisa. " Terima kasih" lanjutnya
" Kau terlihat muda baginya Five" Bisik y/n pada Five
" Dasar anak kurang ajar" Gumam pelayan itu meninggalkan mereka
" See?, I told you" Ucap y/n
" Aku hanya mencoba bersikap baik" Ucap Five menatap y/n.
" Salah satu dari kalian ingin menjelaskan padaku apa yang terjadi?" Tanya Vanya
Five menoleh menatap Vanya. " Saat kau masih bayi, kau dibeli oleh seorang miliarder eksentrik. Dia membesarkanmu di akademi Elit bersama enam saudara lain dengan kekuatan yang luar biasa" Ucap Five
" Dia juga termasuk?" Tanya Vanya memotong dan menatap y/n
" Oh, sayangnya bukan" Jawab Y/n. " Tapi kau bisa menganggap ku saudarimu jika kau mau" Lanjutnya
" Tapi untuk menghindari kiamat di tahun 2019 kita melompat ke vortex dan akhirnya terpisah pisah selang beberapa tahun di Dallas, Texas" jelas Five melanjutkan. " Ada pertanyaan?" Lanjutnya
" Apa maksudmu kiamat?" Tanya Vanya
" Maksudku akhir dunia" Jawab Five
" Ya, tapi bagaimana?" Tanya Vanya
" Kau benar benar tidak ingat apapun?" Tanya Five
" Sebelum setahun lalu. Tidak" Jawab Vanya
" Apa yang kau ingat?" Tanya y/n
" Aku mendarat di gang belakang. Ditabrak mobil. Kepalaku rasanya sangat pusing. Entah bagaimana aku sampai disana, darimana asalku" Jelas Vanya.
" Itu pasti sangat menyiksa" Ucap y/n
" Apa penyebab kiamat?" Tanya Vanya kembali
Mendengar itu Five tidak langsung menjawab dan malah berbalik menatap y/n.
" Kenapa?" Tanya y/n kebingungan
" Bisa kau jelaskan?" Tanya Five
Y/n yang mengerti maksud Five terdiam dan dengan cepat memutar otaknya. Ia mencari kata kata yang tepat untuk menjelaskan pada Vanya tanpa harus mengatakan secara langsung bahwa dialah penyebabnya. " Uh um... tabrakan asteroid" Ucap y/n. " Yeah, Ledakannya yang besar menyudahi segalanya. seperti nasib dinosaurus tapi lebih buruk" lanjutnya
" Dan kabar buruknya itu mengikuti kita kesini" lanjut Five
" Apa maksudmu mengikuti kita?" Tanya Vanya
" Delapan hari lagi dari sekarang dunia akan berakhir dalam kiamat nuklir. Penyebabnya berbeda tapi akibatnya sama" Jawab Five
" Tidak mungkin" Ucap Vanya ragu
" Aku melihatnya dengan kedua mataku. Kau disana. Kita semua" Jawab Five
" Shit" Gumam Vanya beranjak. " Aku harus menelpon" lanjutnya berjalan kearah telepon
" Vanya" Panggil Five beranjak
Y/n dengan cepat menarik lengan Five untuk menghentikannya. " Biarkan saja Five. Berikan dia waktu" Ucap y/n.
Five menghela napas dan kembali duduk diposisi semula. Ia terdiam sejenak kemudian menoleh menatap y/n.
" What?" Tanya y/n yang menyadari sepasang mata Five sedang menatapnya
" Darimana kau dapatkan itu?" Tanya Five
" Apa maksudmu?" Tanya y/n
" Penjelasanmu" Jawab Five. " Itu sangat bagus sebenarnya. Tak bisa terpikirkan jika spontan" lanjutnya
" Kau meremehkanku Five Hargrevees. Ada banyak hal di kepalaku yang akan mengejutkanmu" Ucap y/n
" Well, tak bisa menunggu untuk itu" jawab Five menyeruput kopinya

Y/n POV

Gadis itu duduk bersama dengan Five dan menunggu Vanya yang sedang melakukan panggilan telepon. Suasana diantara mereka hening hingga terbersit di pikiran y/n untuk melanjutkan kembali pembahasan yang terpotong saat di rumah Elliot. Kali ini gadis itu yang ingin memulai lebih dulu namun baru saja ia ingin membuka mulutnya untuk bicara tiba tiba Five beranjak dari duduknya
" Kurasa sudah cukup" Gumam Five beranjak dari kursinya untuk menghampiri Vanya
" Five, Five" panggil y/n
Five berbalik menatapnya. " Kita tidak punya banyak waktu y/n. Kurasa itu sudah cukup untuknya" Ucap Five kemudian berbalik menghampiri Vanya
Y/n hanya menghela napas dan beranjak mengikuti Five.

Five POV

Five duduk bersama y/n menunggu Vanya selesai melakukan panggilan telepon. Pikirannya sedikit gusar. Para saudaranya terus saja membuang buang waktu untuk hal yang tidak penting padahal mereka tidak punya banyak waktu untuk semua itu. Ia bolak balik menoleh memeriksa Vanya namun saudarinya itu masih dalam panggilan telepon. Five akhirnya sudah tidak tahan. Ia menyeruput kopinya dan beranjak. " Kurasa sudah cukup" Gumam Five beranjak untuk menghampiri Vanya
" Five, Five" terdengar y/n memanggilnya
Five berhenti sejenak. Ia tahu bahwa y/n pasti ingin menghentikan nya untuk mengganggu Vanya namun mereka benar benar tidak punya waktu. Five berbalik menatap gadis itu." Kita tidak punya banyak waktu y/n. Kurasa itu sudah cukup untuknya" Ucapnya kemudian berbalik menghampiri Vanya.

Mystery Inside Me (TUA X Y/N Collins As You)Where stories live. Discover now