Prolog

35.6K 2.7K 15
                                    

"Kak Gara!" seru Nasya dengan raut panik saat melihat wajah Sagara yang babak belur.

Tak mempedulikan suara Nasya yang terdengar, Sagara masih terus beradu jotos dengan lelaki berambut cepak itu. Seperti orang kesetanan, Sagara terus melayangkan tinjunya.

Bermodalkan kenekatan, Nasya memeluk tubuh Sagara dari belakang. Tindakannya berhasil membuat gerakan tangan Sagara yang hendak memukul sang lelaki berambut cepak terhenti. Tubuh lelaki itu menegang kaku.

"Udah, Kak," tutur Nasya sembari mengeratkan pelukannya pada Sagara.

Seolah baru tersadar dengan apa yang ia lakukan, Sagara langsung berdiri tegak lantas berjalan mundur satu langkah. Dengan napas memburu, lelaki itu melepas pelukan Nasya lantas berjalan cepat menuju area belakang sekolah.

Nasya yang melihat kepergian Sagara langsung berlari mengikuti lelaki itu. Sampai di dekat Sagara, ia berjalan hingga tiba tepat di hadapan lelaki itu. Terlihat Sagara tengah menunduk dengan mata terpejam erat. Sepertinya lelaki itu tengah berusaha menenangkan dirinya.

Entah mendapatkan keberanian dari mana, Nasya mengulurkan tangannya lantas menangkup wajah Sagara. Ia mengangkat wajah babak belur lelaki itu agar menatapnya. Tindakan Nasya berhasil membuat Sagara terbelalak kaget.

"Gue nggak tahu apa yang baru aja terjadi, tapi yang terpenting di sini adalah jangan sampai kebawa emosi. Masalah nggak akan selesai kalau lo malah adu fisik kayak tadi," tutur Nasya dengan lembut sembari mengelus pelan wajah Sagara, mengabaikan penglihatan yang kembali ia dapatkan. Fokusnya tertuju pada bibir lelaki itu yang mengeluarkan darah, ia meringis melihatnya.

Sagara mengangguk singkat. Lelaki itu menarik napas lantas meraih tubuh Nasya ke dalam pelukannya. "Thanks udah nyadarin gue," tuturnya diikuti dengan kecupan singkat di puncak kepala Nasya.

***

Vomment dari kalian akan sangat gue hargai❤️

Find me on:


Salam sayang,
Ai

His Future (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang