Chapter 20

15K 1.3K 9
                                    

Selamat malam dan DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG 76 🇲🇨🎉🎊

JAYALAH NEGERIKU 💪

Ada yang nungguin cerita ini?

Selamat membaca
____________________________________




Aku benar-benar serius ingin membawa kasus Andin, pacarnya Abidzar ke jalur hukum. Aku benar-benar geram akan kelakuannya, belum menjadi istri saja sudah berani mencelakai anakku. Bagaimana nanti kalau ia menikah dengan Abidzar? Bisa-bisa anakku mati di tangannya.

"Kamu serius Lin mau memperkarakan ntu ceweknya si mantan?" tanya Sarah padaku. Saat ini dia bersama Neandro datang menjenguk Alwar ke rumah sakit. Lami juga akan menyusul sebentar lagi.

"Seribu rius Sar. Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang berani menyakiti anakku, jangankan menyakiti, berniat saja bakalan aku perkarakan" ucapku menggebu-gebu.

"Ibu yang baik banget kan dia?" sikut Sarah pada Neandro.

"Mmmm" angguk Nean setuju.

Saat ini Alwar masih tertidur. Kalau saja ia tahu Om gantengnya datang, pasti bakalan heboh banget dia.

"Sakit banget ini pasti" ucap Nean sendu. Ia memperhatikan Alwar, mengelus kepalanya dengan sayang.

"Pastilah! gue gak habis pikir yah sama ntu cewek si Abidzar. Bisa-bisanya dia nyelakain anak kecil begini, emang Alwar salah apa coba sama dia?" aku tersenyum hangat akan reaksi Sarah.

"Udah ada bukti belum?"

"Ha?" aku cengo sendiri. Aku tidak mendengarkan dengan jelas ucapan Nean karena sedang memikirkan Alwar.

"Kamu udah ada bukti belum untuk kasusnya Alwar? kalau cuman dari pengakuan Alwar saja bakalan susah buat laporannya"

"Udah. Aku udah dapatin rekaman cctv di kantornya"

"Abidzar tidak menghalang-halangi?" beo Nean kembali.

"Berani dia menghalangi, bakalan aku stop dia untuk ketemu Alwar seumur hidupnya" jawabku bangga.

"Cuwakeepp !!!" Sarah mengangkat kedua jempolnya tinggi-tinggi di hadapanku.

"Aku gak bakalan bisa diam saja, ini sudah menyangkut keselamatan anakku. Secuil mereka menyakiti, maka sejengkal aku akan membalas"

Senyum Nean dan Sarah merekah begitu saja ketika mendengar pernyataanku yang menggebu-gebu.

"Gemes banget sih" aku terdiam saat Nean mengacak rambutku pelan. Kami memang duduk berhadap-hadapan di samping brankarnya Alwar.

Disaat aku sibuk dengan segala pemikiran ku, Alwar terbangun dari tidurnya.

"Mamah..." panggilnya dengan suara serak.

"Iya sayang?" jawabku dengan cepat. Aku mengalihkan pandanganku pada Alwar.

Alwar mengedarkan pandangannya, ia menangkap siluet Nean. Seketika senyumnya merekah.

"Om ganteng!"

"Iya Om disini, anak ganteng" Nean mengacak rambut Alwar dengan gemas.

"Mamah?"

"Iya sayang. Om kesayangan kamu datang, sesuai janji kita hari itu" aku mengedipkan mata padanya.

"Eh janji apa ini?" kernyit Nean penuh selidik pada kami berdua.

Kami berdua saling tatap lalu cekikikan bersama.

"Eh kok malah main sembunyi-sembunyian sih?"

"Rahasia. Iya kan mah?" aku mengangguk mengiyakan.

BEKASWhere stories live. Discover now