"Kalian pasti bertanya-tanya, kan, kenapa gue sama sepupu gue, Gista. Bisa berdiri di sini."

Cowok itu melirik Gista sebentar. Lalu, kembali melanjutkan perkataannya.

"Iya, gue berdiri di sini untuk menemani sepupu gue mengklarifikasi video yang kemarin," katanya tegas.

"Kalian mungkin berfikir Gista itu psyhco. Dia bar-bar. Nggak punya etika atau no have akhlak. Cewek, tapi hobinya gebukin orang." Ganes mulai memainkan raut tegasnya untuk menatap sekeliling.

"Kalau gue jadi kalian. Mungkin gue juga bakalan bilang dia kayak gitu. Gue akuin Gista itu salah. Dia salah karena secara tanpa sengaja dia udah mencemarkan nama baik sekolah," lanjut cowok itu masih mengintai sekitar.

Beberapa fans garis keras Ganes bergidik ngeri dengan raut datar nan tegas yang cowok itu tampakkan.

Auranya begitu kuat. Membuat mereka  setengah tidak percaya jika orang yang tengah berdiri di tengah lapangan dan memegang toa itu adalah Ganes Sangga Daneswara. Sebab, Ganes yang mereka kenal itu adalah orang yang humble, humoris dan receh.

"I-itu Ganes, kan, anak kelas dua belas   IPS 3?" tanya salah seorang siswi yang berdiri di pinggir lapangan, tak percaya.

"Gila! Kalau dia serius kayak gitu damage-nya nembus sampe tulang sum-sum," sahut salah seorang temannya.

Ganes menatap lurus ke depan. Tepat pada ponsel Anara. "Tapi, Gista punya alasan tersendiri kenapa dia lakuin itu ke Danar."

Salah seorang cowok dengan seragam rapinya yang berdiri di pembatas lantai dua berteriak. "Halah! Palingan cuman gara-gara si Danar ngegodain dia! Gitu aja baper! Huuu! Dasar lebay!"

Teriakan itu disambut sorakan oleh yang lainnya. Mereka meneriaki Gista bahwa cewek itu lebay dan aneh karena telah membenci laki-laki.

"Huuu!"

"Dasar aneh! Masa iya digoda cowok dikit aja udah marah!"

"Sok jual mahal banget anjing!"

"Palingan dikasih i-phone sama om-om aja nggak bakalan nolak! Pake sok-sok an jual mahal segala!"

Mereka juga berteriak meminta gaar Gista dikeluarkan saja dari sekolah karena sudah jelas-jelas mencemarkan nama baik sekolah karena videonya yang tersebar kemana-mana. Bahkan, sampai dimuat di media.

"Nggak usah kebanyakan cari senasi lo! Keluar aja lo anjing! Malu-maluin sekolah tau nggak!" teriak salah seorang cowok dari barisan kelas sebelas.

"Pengin viral gitu amat, Mbak!" cibir seorang cewek kelas dua belas. Yang lalu diikuti tawa oleh teman-temannya.

"Pengen pemes kali dia!"

"Udah! Kita tanda tanganin aja petisinya biar dia dikeluarin dari sekolah! Lama-lama CANTAKA dikira gudangnya anak brandal gara-gara dia!" seru Bianca yang tersenyum penuh kemenangan dari pinggir lapangan.

Gista yang sedari tadi menahan emosinya yang sudah naik ke ubun-ubun. Mengepalkan tangannya.

"CUKUP!"

Sorak sorai itu perlahan menghilang. Mereka sedikit bergidik melihat aura kemarahan dari Gista.

Melangkah maju dengan sorot mata tajamnya. Dia menatap nyalang ke sekitar sebelum membuka suara.

"SEKARANG! GUE TANYA SAMA LO SEMUA?! KHUSUSNYA BUAT PARA CEWEK!" Gista berteriak di tengah lapangan tanpa pengeras suara.

"APA YANG BAKAL LO LAKUIN KETIKA ADA COWOK YANG MAU LECEHIN LO!"

GISTARA (END) Where stories live. Discover now