Prolog

1.5K 130 28
                                    

Aku yakin kalian mengerti bagaimana cara menghargai karya seseorang, thks-

[Selamat membaca]

***

Suara merdu dari alunan musik piano mengema di ruangan yang berisi 5 orang dan 5 bodyguard.

Alunan merdu memenuhi ruangan tersebut, terlihat terlatih gadis ini memainkan piano. Sampai dia menutup melodi yang dimainkan nya dengan teratur.

Bertepatan dengan berhenti melodi lagu, tepuk tangan menggenggam di ruangan 6×5 meter persegi itu.

"Bagus sayang, I'M proud for you," ucap salah seorang laki laki berumur sekitar 40an menarik gadis itu dalam dekapan sambil menepuk nepuk bahu nya.

"Zea sudah menguasai banyak lagu yang lumayan sulit jika dimainkan dengan piano. Zea cukup hebat, pak," ucap guru tersebut dengan penuh hati hati.

Yang dipanggil pak tersebut hanya tertawa sombong dan bersama merangkul anaknya untuk keluar dari ruangan itu.

Mereka bersama sama keluar dari ruangan itu, diikuti 5 bodyguard dari luar.

Saat sampai di ruang tamu gadis itu melepas kalungan tangan ayahnya di bahu, dan duduk di sofa rumahnya. Di sana ada bunda dan kakak laki lakinya yang menunggu nya selesai les musik.

Ayah gadis itu mengisyaratkan untuk para bodyguard pergi jauh, meninggalkan guru guru privat dan guru les Alana anak nya.

Para guru tersebut di persilahkan ibunda gadis ini untuk memberitahu kemajuan Alana dalam beberapa bidang belajar yang di beri les oleh nya.

Guru private yang mengajar hampir semua mata pelajar manu duluan. "Anak Alana Chelzea, sangat muda di ajarkan, dia juga sangat pintar, bahkan pelajaran yang belum pernah saya ajari saja sudah dikuasai nya. Beberapa latihan soal sudah saya beri dan semuanya sangat memuaskan, saya salut dengan anak tuan dan nyonya."

Mereka tersenyum bangga sambil menatap Alana yang biasa biasa saja, bahkan tidak ada tanggapan dari nya.

Guru yang lain maju ikut melapor hasil pelajaran Alana dalam sebulan ini. Semuanya memuji kepintaran Alana, semua respon positif, tidak ada keluhan dengan masa pembelajaran dengan mereka.

"Trimakasih buat kalian, sampai bertemu lagi di pertemuan berikut," ujar ibunda alana ramah.

Para guru tersebut pergi. Mereka bergantian menatap Alana, "Kamu sangat pintar, tidak sia sia kami membayar mahal guru guru tersebut," ucap Ayah dari gadis itu bangga.

Alana yang sedang membaca novel dalam bahasa Inggris itu meletakan novel tersebut, "Alana tidur dulu, Alana capeh." Dia bangkit berdiri namun terhenti saat mendengar suara ibunya.

"Sebagai hadiah atas pencapaian kamu, kamu ingin sesuatu? Apapun itu."

Alana menoleh kepalanya, "Whatever?" Ibunya menganggukan kepala.

"Aku ingin sekolah seperti anak anak pada umumnya."

"Oh ayolah, apa tidak ada permintaan lain?. Di luar sana sangat berbahaya!" Ucap Ayahnya.

Alea menunjuk smrik nya, dia sudah menduga jawaban yang akan dapat akan sama seperti sebelumnya, "Jika tidak bisa mewujudkan keinginan ku jangan coba untuk bertanya lagi," ujar anak yang dipanggil Alana oleh keluarga nya itu dingin.

Mereka menatap anak itu tak mengerti, Alana adalah anak pintar dengan berjuta bakat, namun sayang dia anak keras kepala yang susah di atur.

▫️▫️▫️

Strict Parents [HIATUS]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon