Kapten Basket (3)

3.7K 402 12
                                    

"Gila lo!"

Aku tertawa melihat raut kesal Jeno, tapi sedetik kemudian langkah kami terhenti saat melihat Mark yang sudah berdiri di hadapan aku dan Jeno.

Tatapan lelaki itu sangat datar.

"Mark?" Ucapku.

Jeno menatap Mark sebentar sebelum akhirnya pergi dari sana, meninggalkan aku dan Mark.

"Apa kamu bahagia sekarang?" Tanya Mark tiba-tiba.

Aku menautkan alis kebingungan, maksudnya apa?

"Aku gak ngerti maksud kamu Mark"

"Selamat ya, sekarang kamu bebas. Maaf aku selama ini bikin kamu ngerasa terganggu, kamu pasti bahagia karena bisa publikasi hubungan kamu sama Jeno tanpa hambatan, gak kayak sama aku. Aku turut bahagia"

Aku menggeleng ribut, tidak Mark pasti salah paham. Entah kenapa hatiku terasa dicubit ketika Mark mengatakan itu.

Saat ingin menjelaskan semuanya, Mark terlebih dulu melenggang. Aku memejamkan mataku merasa frustasi.

Apakah aku sudah keterlaluan pada Mark?

Lelaki itu sekarang menjadi lebih kurus, apa Mark makan dengan baik? Apa Mark tidur dengan baik?

Hendak menyusul Mark, tapi sialnya ada seseorang yang memanggilku.

Aku menoleh ke arah belakang dan menemukan Herin disana, berdiri sambil terengah-engah.

"Tunggu" ucap Herin lalu mulai melangkah mendekat ke arahku.

"Ya ada apa?"

Sejujurnya aku sangat malas untuk bertemu dengan Herin, tapi mau bagaimana lagi? Tidak sopan jika aku pergi begitu saja.

"Ke belakang sekolah bentar, ada yang mau aku omongin" ujar Herin sambil menarik tanganku menuju ke belakang sekolah.

Dan disinilah kami sekarang, di belakang sekolah yang sangat sepi. Kami berdiri di dekat pohon besar yang ada disana.

"Maafin aku ya?"

Aku mengangkat wajahku ketika Herin mengatakan itu.

"Maaf? Maaf untuk?"

Herin mengulum bibir "Aku gak tau kamu sama Mark udah pacaran selama itu, kemarin Mark jelasin ke aku dan minta supaya aku jaga jarak dari dia karena Mark mau ngejaga perasaan kamu. Jujur aku emang suka sama Mark, saat tau kalian pacaran aku awalnya kaget tapi ya aku ngerti, lelaki kayak Mark gak mungkin single kan? Jadi aku nyerah, aku gak bakal ganggu hubungan kalian kok. Sekali lagi maafin aku ya?"

Aku meremat rok milikku, ada sebuah penyesalan yang bercokol dalam hatiku.

Memang sepertinya dari awal aku yang salah disini, aku juga sempat menyangka jika Herin akan merebut Mark dariku. Herin sama sekali tidak salah karena dia sendiri tidak tau tentang hubungan kami.

"Hei?" Herin menepuk pelan pundak ku dan aku tersadar dari lamunanku.

"Oh? Umm Herin, kamu gak perlu minta maaf, kamu gak salah apa-apa kok dan makasih ya kamu udah ngerti" ucapku seadanya.

Herin mengangguk "Kamu sama Mark cepet baikan ya? Aku gak mau kalian berantem gara-gara aku"

"Engga, kita emang ada masalah pribadi bukan karena kamu kok"

"Ah gitu ya, pantes aja Mark dikelas suka murung dan gak kayak biasanya"

Sekedar informasi saja, Herin dan Mark memang sekelas.

"Murung banget?"

"Iya, biasanya tuh anak aktif, kalian nanti coba aja ngobrol baik-baik, turunin dulu ego nya. Yaudah ayo balik ke kelas" ajak Herin.

Mark Lee asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang