Pilot (1)

4K 406 21
                                    

"Gak! Aku gak mau!!!"

Mama berkacak pinggang kemudian menatapku nyalang.

"Harus mau!!!"

Aku menggeleng kuat "Gak mau!!! Mama aku masih mau gini" rengek ku.

"Mau sampe kapan? Umur kamu udah cukup buat nikah"

Aku mendengus, ini menyebalkan.

Mama tiba-tiba datang ke kamarku, menarik selimutku dan mengatakan jika aku akan dijodohkan. Gila saja, aku masih ingin menikmati masa muda.

"Ahh mama!!!" Aku memekik ketika mama dengan lancangnya memukul pantatku dengan keras.

Pukulan mama tidak main-main.

"Mama sakit!!!"

"Makanya nurut! Lagipula kerjaan kamu rebahan aja, pantes gak laku" ujar mama sambil mendelik.

Aku menganga, apa katanya? Aish, banyak yang menyukaiku, hanya saja aku belum menemukan lelaki yang benar-benar cocok denganku.

"Mama aku kerja ih, mama pikir arsitek itu sama kayak tukang gorengan, yang tiap harinya dapet pesenan, enggak tau!!!"

"Siapa yang suruh ngambil arsitek huh? Mama nyuruh kamu ambil jurusan kedokteran"

"Ma, ini tuh soal passion, kedokteran itu bukan passion aku"

"Halah passion passion"

Aku hendak kembali berbaring dan memasang headphone ku. Mendengar ocehan mama hanya akan membuatku darah tinggi.

Namun sebelum itu mama malah melepas headphone ku yang sudah terpasang.

"Mama!"

"Siap-siap bukan malah tidur lagi! Maskeran, atau apa kek. Malem ini calon kamu dateng sama keluarganya buat makan malam sekaligus ngobrolin tanggal pernikahan kalian, jadi jangan kecewain mama sama papa!"

"Tapi—"

"Oh jadi begini balasan kamu pada kami? Mama sama papa besarin kamu mati-matian, kamu mau apa-apa selalu terpenuhi, bahkan mama sama papa selama ini belum minta apapun dari kamu, mama semakin hari semakin tua, papa juga. Kami ingin menimang cucu, apa kamu gak bisa memenuhi permintaan kami?" Nada bicara mama berubah menjadi sendu, tentunya itu dibuat-buat.

Oke dia mulai mendramatisir keadaan.

Aku memijat pelipisku, tapi ucapan mama memang ada benarnya, tapi tetap saja aku tidak mau menikah dengan seorang politikus.

Mendengus, aku menatap mama yang masih mempertahankan wajah sedih yang dibuat-buat nya.

"Aku bakal siap-siap, tapi mama pergi dari kamar aku"

Raut wajah mama tiba-tiba berubah drastis.

"Nah gitu dong! Oke dandan yang cantik ya sayang, apa perlu kita ke salon?"

"Gak, udah ma keluar"

Mama mengangguk sambil terus tersenyum lebar, dan itu terlihat sangat menyebalkan bagiku.

Setelah itu mama pergi dari kamarku, meninggalkanku yang berteriak frustasi.

Ah aku yakin pasti dia adalah seorang politikus, mengingat ayahku adalah seorang perdana menteri. Oh ayolah aku tidak ingin memiliki suami yang berkecimpung di dunia politik.

Atau tidak seseorang dari kejaksaan, dari dulu mama sangat ingin menjodohkan ku dengan lelaki muda dari kejaksaan, ya mama ku adalah seorang jaksa.

Mark Lee asWhere stories live. Discover now