Kapten Basket (2)

3.6K 414 50
                                    

Somi menyenggol tanganku secara tiba-tiba sehingga aku refleks menjatuhkan garpu yang sedang ku pegang.

Aku berdecak pelan "Som!"

Demi Tuhan aku sedang tidak berada dalam mood untuk bercanda, guru fisika tadi cukup mengesalkan!

Somi mengangkat dagunya "Tuh si Mark" bisik Somi.

Aku menoleh ke arah samping, dan benar ada Mark yang sedang berjalan menuju kantin. Mark tersenyum kepadaku tapi aku langsung memalingkan wajahku.

"Hah akhirnya ketemu juga, aku nyariin kamu dari tadi yang" ucap Mark. Dia duduk di sebelahku dan aku langsung sedikit bergeser.

Somi mengangkat bahunya acuh kemudian melanjutkan acara makan nya.

Mark kemudian menaruh satu kotak bekal di depanku.

"Mama kemaren buat brownies kukus kesukaan kamu, nih dimakan"

Aku menatap kotak bekal itu lalu beralih menatap Mark "Makasih, tapi besok-besok jangan gini lagi ya?"

Mark memang seringkali memberi ku bekal buatan sang ibu, masakan ibu Mark benar-benar sangat enak dan aku sangat senang ketika Mark membawa bekal dari ibunya itu. Tetapi sekarang sudah berbeda, aku harus menjaga jarak dari Mark.

"Gak sayang, besok aku bakal bawain lagi"

Aku menghela nafas pendek "Mark kamu lupa? Kita udah putus, kita udah gak ada hubungan apa-apa. Jadi tolong berhenti kayak gini"

Tatapan Mark yang semula berbinar kini meredup, tatapannya berubah menjadi sendu. Melihat itu aku merasa tidak tega.

Tapi meski begitu, Mark kembali tersenyum "Aku ke lapangan dulu ya"

Setelah Mark pergi, Somi menyenggol kaki ku dari bawah meja.

"Tega banget lo, kasian anaknya liat langsung murung gitu" ucap Somi.

Aku menautkan alis tak suka "Jadi maksud lo disini gue yang salah gitu? Lo tau kan gimana kesiksa nya gue waktu masih ada hubungan sama dia? Malesin banget lo Som" aku beranjak dari kantin, meninggalkan Somi disana.

Kenapa Somi malah menyalahkan ku?

"Oi tungguin gue!" Teriak Somi dari belakang namun aku tidak memperdulikannya.

Sejujurnya seminggu ini aku juga merindukan Mark, bohong jika aku baik-baik saja setelah putus dengan Mark.

Mark masih sering mengirimi ku pesan, tapi aku tidak pernah membalasnya meski ingin.

Saat melewati lapang basket, sayup-sayup terdengar suara keributan, aku yang penasaran langsung melangkah mendekat dengan Somi tentunya karena anak itu sedari tadi mengikuti ku.

"MARK LO FOKUS DONG ANJING! DUA HARI LAGI KITA TURNAMEN!"

Aku jelas tahu itu suara siapa, itu suara Hangyul.

Di lapang basket ada Mark, Hendery, Lucas, Xiaojun dan Hangyul.

"Sikap lo akhir-akhir ini gak mencerminkan sikap kapten Mark, lo gak profesional. Ngaku aja, lo masuk basket pake duit kan?" Tanya Hangyul diiringi dengan senyuman miring.

Mark yang tidak terima dengan itu langsung meninju rahang Hangyul.

Hangyul tersungkur tapi selang beberapa detik kemudian dia memukul wajah Mark beberapa kali.

Mark Lee asWhere stories live. Discover now