Teman Abang

3.3K 350 25
                                    

Pagi ini wajahku sudah tertekuk, kak Dery; kakak ku dengan isengnya menyemburkan air dari dalam mulutnya ke wajahku untuk membangunkan ku.

Menyebalkan!

Dan sontak aku berteriak karena kesal lalu memukuli kak Dery dengan guling yang ada di kamarku. Untungnya ibu dan ayah sudah berangkat ke tempat kerja mereka.

"Masih marah?" Kak Dery mencolek daguku sambil melahap roti yang ada di atas piring.

"Nyebelin lo tuh!"

"Udah gak usah kusut gitu muka nya, mending lo mandi, temen-temen gue mau pada kesini" ujar kak Dery.

Aku mengerutkan kening, ya terus apa hubungannya denganku? Aku hanya tinggal berdiam diri di kamar saja.

"Bodo"

"Ada Mark" lanjut kak Dery.

Sialan, baru saja aku tersedak jus jeruk karena kak Dery tidak memberikan aba-aba terlebih dahulu sebelum menyebutkan nama pujaan hatiku.

"KAK!"

Wajah kak Dery berubah menjadi sedikit kaku, mungkin dia pikir aku akan memarahinya lagi, namun nyatanya aku memeluk lelaki itu sebentar lalu kembali melepaskannya.

"Kenapa gak bilang dari tadi dodol?!" Setelah itu aku mulai berlari menuju kamarku.

Tentu saja aku harus tampil cantik saat nanti bertemu dengan kak Mark.

Menghabiskan waktu satu jam di kamar mandi, aku langsung mulai merias wajahku, semoga saja teman-teman kak Dery belum datang, terutama kak Mark tentunya.

Sedari tadi aku tidak berhenti tersenyum, katakan gila aku sama sekali tidak keberatan, karena nyatanya aku benar-benar tergila-gila pada lelaki es satu itu.

Aku jarang memakai make-up kecuali saat ada acara resmi, namun hari ini adalah pengecualian.

Selesai sentuhan terakhir di bibir, aku langsung memilih baju yang cocok untuk dipakai hari ini.

Dan pilihanku jatuh pada dress selutut tanpa lengan berwarna biru pastel. Rambutku dibiarkan terurai.

"Gila gila, lo cantik banget anjir. Kok gue baru sadar kalo gue cantik?"

Setelah memastikan penampilanku sempurna, aku mulai pergi ke ruang tamu dan ternyata teman-teman kak Dery sudah datang.

Ada kak Lucas, kak Yangyang, kak Xiaojun, kakakku dan terakhir ada kak Mark.

Sadar dengan kehadiranku kak Dery sontak mengangkat alisnya.

"Mau kemana dah ni anak satu?" Tanya kak Dery.

"Cantik banget hari ini, mau kencan buta ya?" Sahut kak Yangyang.

Aku tertawa kecil "Iya, mau kencan sama kak Mark" jawabku riang.

Kak Lucas langsung menyenggol kak Mark dengan lengannya "Mark noh, tanggepin kek sekali-kali"

Masih tersenyum, aku memandang kak Mark yang terlihat begitu tampan dengan celana jeans hitam, kaos putih dan jaket denim berwarna biru.

Tunggu, bukankah kita serasi?

"Kak Mark baju kita warnanya samaan, itu tandanya jodoh tau, padahal kan kita gak janjian" ucapku.

Namun kak Mark masih fokus dengan laptop miliknya, tanpa melihat ke arahku barang sebentar saja.

"Kak Mark ih, liat dulu dong" refleks aku merengek.

Mark akhirnya melihat ke arahku meski sekilas, aku memekik tertahan meski tatapannya sangat datar tapi yang penting kak Mark melihat penampilan ku hari ini.

"Kayak badut" tutur kak Mark sebelum akhirnya memusatkan atensinya kembali pada laptop itu.

Aku melengkungkan bibirku ke bawah sedangkan kak Dery malah tertawa sangat keras.

Tapi itu sama sekali tidak mematahkan semangatku, aku kemudian duduk di sebelah kak Mark yang kebetulan space nya masih kosong.

"Kak, nanti kalo kakak pulang lewat jalur selatan ya" ucapku sambil memandang wajah kak Mark.

Kak Mark sama sekali tidak menggubris perkataan ku.

Oke punya crush bak bongkahan es memang harus ekstra sabar.

"Kenapa?"

Mendengar jawaban dari kak Mark membuatku langsung merubah raut wajahku.

"Karena rasa ini udah gak bisa diutarakan" lanjutku.

Semua teman-teman kak Dery sontak tertawa, namun kak Mark masih tidak menunjukkan ekspresi tersipu atau salting.

Karena sudah lelah mengoceh sendiri, akhirnya aku mengobrol dengan kak Lucas.

Aku dan teman-teman kak Dery memang sudah cukup akrab, karena mereka sering kesini. Dan kak Mark berhasil merebut atensi ku sejak pertama kali bertemu.

Tidak terasa hari mulai gelap dan sekarang mereka mulai berpamitan pada ibu yang berada di belakang rumah.

Aku membereskan terlebih dahulu kekacauan yang— terutama kak Lucas perbuat. Bungkus snack dimana-mana, makanan ringan yang berceceran di karpet bulu.

Hah ini melelahkan, tapi untungnya kak Mark membantuku, memang hanya dirinya yang paling waras diantara yang lain.

"Makasih kak udah bantu, kalo mau pamit ke bunda, dia ada di belakang rumah, kayaknya lagi siram tanaman" ujarku yang baru saja selesai membuang sampah.

Kak Mark mengangguk kemudian mengambil dua lembar tisu yang ada diatas meja. Dia kemudian mendekat ke arahku.

Sialan, jantungku sekarang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"K-kak?"

Kak Mark perlahan mengangkat tangannya, mengusap mataku hingga refleks aku menutup mata. Dari situ dia berpindah ke pipi kemudian terakhir bibirku, diusapnya bibirku dengan tisu itu; mencoba menghapus make-up ku.

"Lain kali..."

Kali ini kak Mark menatap kedua bola mataku dengan intens, ayolah kakiku sudah seperti jelly yang siap merosot kapan saja.

Dia kemudian menaruh tisu itu di atas meja, namun pandangannya sama sekali tidak teralih.

"Lain kali jangan dandan kayak gini di depan cowok lain selain aku, menggoda iman tau gak?" Dia mendekatkan wajahnya kemudian mengecup sudut bibirku sekilas.

Setelah itu dia meninggalkanku yang sudah merosot ke lantai dengan tatapan kosong.

Apa kak Mark baru saja menciumku?!

Sialan, sepertinya setelah ini aku akan termarklee-marklee.


—O—






Apa masih ada yang nunggu aku update kah?

Setelah sekian lama akhirnya aku update kembali huhu.

Tepat banget pas ulang tahunnya si ganteng <3








Visualisasi Mark Lee as Temen Abang

Visualisasi Mark Lee as Temen Abang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jangan lupa voment 🍉💚

TBC

Mark Lee asWhere stories live. Discover now