Suami

8.5K 602 10
                                    

Sudah terhitung 1 tahun aku menikah dengan suamiku, aku pikir setelah menikah sikap dingin Mark akan berubah, nyatanya dia masih saja bersikap dingin padaku.

Aku juga berpikir apa Mark benar-benar mencintaiku? Dia bahkan jarang tersenyum kepadaku, aku kadang iri pada sahabatku yang suaminya benar-benar menunjukkan rasa cintanya, tapi biarpun begitu Mark tetaplah suamiku dan aku mencintainya.

Akan ku ceritakan sedikit awal mula aku bertemu dengan Mark. Kami bertemu di acara pernikahan kak Taeyong dosenku. Dan kebetulan Mark adalah adik dari kak Taeyong. Selain itu aku juga asdos kak Taeyong otomatis aku diundang ke acara pernikahannya.

Kak Taeyong juga sebenarnya tidak ada bedanya sama sekali dengan Mark, dingin, cuek tetapi masih mending kak Taeyong. Dia akan bersikap hangat ketika kita sudah mengenalnya.

Aku bekerja sebagai dosen muda di universitas ku setelah lulus S1, namun setelah menikah, Mark menyuruhku untuk berhenti dan fokus saja pada dirinya. Aku pun tidak bisa membantah, bagaimanapun Mark telah menjadi suamiku sekarang.

Setelah pertemuan singkat itu, kami bertukar nomor hp, PDKT, lalu Mark melamarku setelah 5 bulan. Aku juga tidak bisa menolak, aku benar-benar sudah jatuh pada pesonanya.

Dia juga sangat overprotektif, apalagi setelah menikah, dia melarangku untuk keluar rumah diatas jam 3 sore. Tentu saja aku tidak terima, bagaimanapun aku bosan dirumah dan ingin berpergian dengan teman-temanku, tapi Mark benar-benar tidak bisa dibantah.

Mark memiliki beberapa cabang perusahaan, selain itu dia juga workaholic, terkadang aku merasa kesepian di rumah yang besar ini, ya hanya ditemani beberapa maid jika Mark sedang bekerja.

Sampai saat ini kami belum dikaruniai seorang anak. Lagipula aku dan Mark juga tidak ingin terburu-buru, kapanpun Tuhan memberikan malaikat kecil kepada kami, kami akan menerimanya dengan senang hati.

Hari ini aku terbangun dengan sedikit tidak enak badan. Aku melihat suamiku yang telah rapih dengan suit hitam nya.

"Mas" panggilku dengan nada merengek.

Mark menoleh lalu menghampiriku dengan wajah datarnya.

"Ada apa?"

Aku mengulurkan kedua tanganku "Gendong"

Mark mengerutkan dahinya bingung. Oh ayolah ini bukan gayaku, tapi entah kenapa hari ini aku sangat ingin digendong Mark.

"Gak, aku mau berangkat kerja"

"Mas..."

"Kamu kenapa sih?"

Entah kenapa mataku mendadak berkaca-kaca "Gendong" rengekku.

"Udah siapin aku sarapan dulu"

"Mas Mark hnggg"

Mark menghela nafas, lalu dia pun menggendongku ala koala. Aku menyerukan kepalaku pada lehernya kemudian tersenyum puas.

"Kenapa sih? Manja banget hari ini" ujar Mark sambil sesekali mengecup pelipis ku.

"Gak tau, mas jangan ke kantor ya hari ini"

Dia menuruni tangga dengan hati-hati, aku juga belum menyiapkan sarapan untuk Mark tapi untungnya salah satu maid ku menghandle nya. Mark memang tidak mau makan jika bukan aku yang membuat.

"Ada meeting penting, udah turun ya"

Aku menggeleng kuat, aku juga mengeratkan pelukanku di leher Mark. Dia kemudian mengecup keningku cukup lama, dan berakhir di bibir mungilku.

"Gak mau, mas jangan ke kantor hari ini. Di rumah aja. Aku gak mau jauh-jauh dari mas"

"Aku harus meeting hari ini, udah ah turun jangan manja" lagi-lagi aku menggeleng, aku mengangkat kepalaku lalu menatap Mark yang lebih tinggi dariku.

Mark Lee asWhere stories live. Discover now