(28) End

272 22 1
                                    

Kini perlombaan Satya untuk lomba skating telah dilaksanakan hari ini.

Arena rink sekarang sudah penuh, Satya bersama pelatihnya sedang diruang tunggu. Sedangkan Jihan sudah ada di kursi penonton bersama teman-temannya.

Seperti dulu, semua siswa di sekolah sudah hadir sekarang walaupun masih sebagian. Bahkan keluarganya sudah hadir juga.

Jahya dan Azura sangat antusias menunggu perlombaan kali ini. Apalagi Jihan sekarang, dimana dia selalu membaca surah dan doa untuk Satya, sangat berharap jika Satya memenangkan perlombaan kali ini.

Di sisi lain, Satya memantau kearah penonton di ruang tunggu bersama teman lombanya. Tiba-tiba ada seorang gadis yang duduk di samping Satya sambil menjulurkan sesuatu. Dan orang itu adalah teman lombanya.

Satya mengernyit menatap benda yang dijulurkan oleh gadis itu sambil menunduk malu. "Tolong ambil ini."lirihnya.

Ragu-ragu untuk menyentuhnya, "Memangnya ini apa?"tanya Satya dan membuat gadis itu mendongak lalu menunduk kembali.

"Coklat."

Sejujurnya Satya tidak terlalu suka dengan makanan yang berbau rasa coklat tapi kasihan jika tidak diambil.

Satu teman cowoknya lagi langsung menyahut, "Rezeki tidak boleh ditolak, Satya."

Semua teman lombanya langsung tertawa dan membuat gadis itu senyum-senyum malu.

Jadi Satya menerima coklat itu dengan ekspresi datar, "Makasih."

Hanya ucapan makasih sudah membuat gadis itu terhuyung kebelakang, beruntunglah teman ceweknya menahan gadis itu agar tidak jatuh.

Definisi jatuh kedalam pesonanya Satya.

Selain mereka yang ada disana, Jihan sempat melihat interaksi itu sambil cemberut. Lebih ke cemburu sih soalnya ada orang yang berani deketin Satya disana.

Walaupun bukan siapa-siapanya Satya, Jihan tetap tidak menyukainya walau bukan haknya sama sekali.

Satya dari kejauhan tak sengaja melihat Jihan dimana orangnya menatapnya sinis. Itu membuat Satya bingung melihatnya.

Buru-buru Jihan menoleh ke sembarangan arah dengan ekspresi yang masih sama.

Satya berdehem pelan, mungkin Jihan cemburu.

Sedangkan Jihan merutuki dirinya, "Jihan lo bodo banget."gumamnya dan membuat Azura menoleh kearahnya.

Bingung, "Bodo? Baru sadar?"

Azura langsung menatap lurus kedepan ketika Jihan melototinya.

----

Perlombaan kali ini telah dilaksanakan sekarang. Dimana Satya akan tampil.

Seperti dulu, Satya menunduk hormat sebagai penghormatan perkenalan dirinya didepan penonton dan juri.

Alunan musik mulai beriringi dan mulai menari dengan enerjik.

Semua penonton sontak meneriakinya, Satya begitu bagus dalam menari seperti itu. Layaknya seperti seorang pangeran es yang ditantang untuk menari diatas lantai yang terbuat dari es yang sudah membeku.

Jihan begitu terpesona melihatnya, makin hari makin membuat Jihan jatuh kedalam pesonanya Satya.

Seiring lagu diputar dan mulai menggemai seluruh arena pun berakhir dan spontan semua penonton berteriak karena penampilan Satya sudah berakhir.

Ice Prince | EndWhere stories live. Discover now