(27)

124 20 0
                                    

Sekolah telah berubah, kelas bahkan seluruh tempat yang ada di area sekolah sudah direvisi kembali sehingga penampilan sekolah sedikit berbeda dari yang dulu.

Menjadi siswa SMA harus bersikap dewasa dan serius dalam menjalani pendidikan, karena waktu-waktu yang akan datang kedepannya adalah masa depan.

Tidak cukup tiga tahun untuk menempuh pendidikan di SMA, yang telah berlalu telah jadi kenangan yang selalu akan dirindukan.

Sayangnya, Jihan dan Jessica harus naik kelas tanpa seorang sahabat yang sudah menemaninya sejak SD.

Mereka bertiga sama-sama naik kelas di kelas yang beda, sekolah yang beda, tetapi waktu yang bersamaan.

Sedangkan Satya sudah menjadi senior di sekolah dimana masa-masa kelas tiganya hanya kurang lebih sembilan bulan disana.

Jabatan wakil ketua OSIS yang sudah dijabatkan oleh Satya telah tergantikan oleh Jihan. Ini juga berkat dukungan Satya, keluarga, dan teman-temannya.

Ketua OSIS di sekolah adalah adik Satya sendiri, Jahya. Memang sudah didambakan siswa lain dan juga para guru-guru disekolah untuk menjadikannya Ketua OSIS.

Jessica juga ikut berpartisipasi menjadi sekretaris OSIS, pokoknya mereka bertiga tetap komplit. Jika Wony belum pindah mungkin dia juga ikut berpartisipasi bersama teman-temannya.

Bahkan Azura telah menjadi junior kembali di masa SMA nya, cukup senang karena masih bisa bersama Jahya sampai sekarang dan bisa bertemu setiap hari disekolah.

Azura pernah berharap bahwa dia akan melanjutkan sekolahnya di SMA GARUDA BANGSA untuk bisa bertemu setiap hari dengan Satya dan Jahya dan akhirnya tercapai juga.

Dan juga tak terasa telah berganti hari begitu cepat yang mereka lalui, Satya sudah kelas dua belas, Jihan dan Jahya sudah kelas sebelas, tambah Azura sudah kelas sepuluh. Mereka berempat kumpul lagi di sekolah yang sama.
.
.
.
.
.
Disinilah mereka, di lapangan basket.

Jihan dan Azura daritadi asik menonton Satya dan Jahya yang sedang bermain basket disana.

Satya dan Jahya sibuk berlomba merebut bola basket dan memasukkan bola itu ke ring tapi kekuatan mereka sama-sama seimbang.

Azura dan Jihan daritadi menguap ngantuk menunggu mereka selesai bermain, sudah jam pulang tetapi masing-masing pacarnya tetap sibuk bermain.

"Dah dah, gua capek."sela Jahya lalu membungkuk sedikit untuk melegakan nafasnya.

Satya langsung memasukkan bolanya kedalam ring dan menangkapnya lagi sambil berlarian menghampiri Jihan dan Azura yang sudah bosan menunggu mereka.

Jihan memberi air dingin milik Satya dan Azura juga memberi air dinginnya untuk Jahya.

"Kak Jahya, Kak Leo tadi nge-chat Azura buat pergi ke pelatihan taekwondo tapi cuma Azura yang dipanggil, kakak tidak."ucap Azura pelan dan Jahya langsung berhenti meminum airnya.

"Kapan?"

"Sekarang, jadi Azura balik duluan yah?"

Jahya buru-buru menggeleng, "Kita kesana aja barengan. Bang, Jihan, gua sama Azura balik duluan yah mau latihan taekwondo lagi."izinnya dan keduanya mengangguk.

"Ayo."

Jahya langsung mengambil almameter OSIS yang sedari tadi dipegang oleh Azura dan menggantungnya diatas pundak lebarnya lalu meninggalkan lapangan.

"Tas kakak mana?"tanya Azura nengok kearah Jahya.

Jahya langsung teringat dan balik badan memanggil Satya untuk melemparkan tas kearahnya.

Ice Prince | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang