(2)

341 36 9
                                    

"Kak Satya!

Udah gak aneh sih, sebagian cewek disekolahnya ngeliatin interaksi mereka berdua di tangga pengantara kelas 1 dan 2, persaudaraan yang sweet dan itu bikin mereka terkenal juga.

"Itu disampingnya Jahya Kak Satya!?"tanya Jihan membesarkan volume tapi yang didengar hanya kedua temannya karena orang-orang disekitar sibuk dengan urusan masing-masing melihat interaksi persaudaraan yang haqiqi.

"Iya itu."tunjuk Jessica kearah Satya, dimana disampingnya ada Jahya juga.

Jihan kaget banget, berarti yang nabrak dia dilorong kelas tadi beneran Satya dong. Bukan arwahnya kan? Bukanlah, tadi orangnya jatuh kalo arwah mah transparan ketubuhnya Jihan.

Dan juga dibuat aneh ada Jahya didekat Satya dan Jihan mulai overthinking kalo mereka berdua itu saudaraan atau sahabatan.

"Itu mereka berdua saudara atau sahabatan doang nih?"tanya Jihan kepo banget, udah ketemu kakaknya dilorong kelas malah ketemu adeknya didalam kelas.

Keduanya merotasikan matanya, "Jahya itu adiknya Kak Satya dan mereka itu persaudaraannya dibikin iri karena mereka saling dukung dan gak pernah bertengkar, beda sama kakak gua kalo gak dikasih hotspot ngadunya langsung ke mamah gua mana mukanya mamah gua serem lagi."kata Jessica sambil memeluk kedua lengannya.

"Lo harusnya bersyukur, Jes. Lo diberi untung dikasih saudara yang bisa jagain lo, lah gua berasa hidup sendiri sama orangtua."kata Wony seperti itu karena dia anak tunggal guys.

"Kak Satya ternyata ganteng."puji Jihan dari jauh, keduanya berapa kali merotasikan matanya, baru tau neng?

"Emang ganteng weh, lo kenapa baru keluar goa sih? Ketinggalan jaman mulu dah hidup lo."kesal Wony, Jihan itu sibuk dengan urusan dirumah dan jarang buka handphone jadi dia ketinggalan info terupdate.

Maklum, dia anak rumahan banget, semua orang anak rumahan karena ada handphone yang nemenin dari pagi sampe malam tapi Jihan beda, dia cuman bantu-bantu bundanya atau ngurusin adeknya yang masih SMP dan palingan dia nonton TV nya suka terlambat juga jadi info terupdate juga ketinggalan. Lebih afdhol lagi kalo Jihan itu sukanya rebahan doang dikamar dan berlanjut tidur.

"Pantesan Jahya banyak yang didemenin sama satu kelas karena dia adiknya Kak Satya."gumam Jihan dan bisa didengar kedua temannya.

"Jahya dikenal bukan karena itu, dia dikenal karena dia ganteng, imut, pintar, apalagi dia anak taekwondo woy, lo gak liat foto taekwondo nya Jahya di papan informasi tadi?"tanya Wony ke Jihan, dan Jihan menggeleng. Jihan pikir-pikir dia gak lihat soalnya dia tadi lebih fokus ke fotonya Satya.

Triiiiinggg!!!

"Yaanjir, udah bel masuk aja padahal mau samperin Kak Satya."kata Wony langsung kurang semangat.

"Lain kali aja, ini udah bel masuk. Jam sekarang udah waktunya pelajarannya Bu Dahlia, ayo masuk dah."ajak Jessica lalu berjalan duluan.

"Tapi Jahya-"

"Percuma juga Jahya dipanggil, orangnya juga tau kok ngebedain bel istirahat dan bel masuk jadi gak usah khawatirin dia."kata Wony dan jalan mendahului Jessica, emang Wony sukanya jalan didepan.

"Yaudah deh."Jihan ikut pulang ke kelas lagi, gak enak rasanya gak manggil teman satu kelas buat masuk ke kelas nanti terlambat masuk. ciyaa khawatirin anaknya orang padahal bukan siapa-siapa.

"Cukup sampai disini pelajaran ibu dan jangan lupa kerjakan tugas yang ibu beri tadi."

Bu Dahlia akhirnya mengakhiri pelajarannya dan mengumpulkan semua perlengkapan mengajarnya diatas meja guru.

Ice Prince | EndWhere stories live. Discover now