9. kenapa lebih mirip aku

1.7K 375 109
                                    

Agak membosankan, isinya banyak cerita. Tapi banyak informasi mengenai jalan cerita.

Happy reading 😘

****

Rosy memungut dasi yang Steve buang ke belakang mereka, dia lipat rapi lalu diselipkannya pada saku jok, semua itu tak luput dari perhatian Steve. Steve yang indera perasanya sedang sensitif karena pengaruh feromon dan andrenalin yang tertuju pada Rosy jadi kesenangan. Dipikirnya Rosy perhatian padanya, berasa dilayani istri, pikir Steve kejauhan. Steve tidak tahu saja, Rosy memang gila kerapian dan kebersihan. Andai tidak dikendalikan kebiasaan Rosy tersebut hampir menjadi phobia.

Mobil berhenti ketika memasuki basemen parkir sebuah gedung bertingkat. Baru saja turun, Rosy disambut dengan seorang pekerja konstruksi bangunan dengan helm proyek di kepalanya. Hanya saja pada bagian hidung dan mulut kemudian memanjang ke arah rahang kanan, tertancap sebilah besi berkarat. Giginya terlihat mencuat karena bibir sebelah kanan terkoyak logam tersebut. Darah terus menetes hingga membasahi pakaian proyeknya. Ya ampun, bisa gila lama-lama, pikir Rosy. Walaupun penglihatan Rosy ini telah berlangsung sejak dia masih balita, tapi siapa yang akan terbiasa apalagi nyaman dengan melihat hantu begitu.

Rosy menghela nafas, master tionghoa yang menyegel penglihatannya dalam guci antik yang diletakkan di dekat pintu rumah itu sudah meninggal setahun lalu. Sekarang Rosy harus minta bantuan pada siapa?

Dulu ketika umur Rosy sebelas tahun, mamanya pernah membawanya pergi ke dukun satu dan yang lainnya, bukannya sembuh Rosy malah semakin sering kerasukan.

Pernah juga mama dan mendiang papanya membawa Rosy kepada seorang ustad untuk di rukyah. Memang ada pengaruhnya, jin dan setan tak berani mengganggunya, walau sesekali dari kejauhan masih menampakkan diri. Tapi itu tak benar-benar berhasil menutup lubang penglihatannya. Rukyah tetap harus diulang secara berkala.

Terakhir kali Rosy kerasukan adalah saat pertama kali masuk ke fakultas kedokteran di mana kelas pertama yang dia ikuti bertempat di sebuah gedung tua. Rosy hampir membunuh seorang dosen dengan cara mencekiknya, mengira dosen itu adalah pencuri pusaka milik Fatahilah si pendiri Jayakarta.

Sampai mama papanya membawa ke dokter, pernah juga. Dokter syaraf bilang hasil dari scan gelombang otak yang dijalani Rosy adalah syaraf Rosy lebih aktif di malam hari dari pada ketika siang hari.

Psikiater menyarankan agar Rosy menerima kemampuannya ini bukan sebagai kekurangan. Setidaknya jika Rosy tak mau menjadikan kemampuan ini sebagai kelebihan, Rosy hanya perlu penerimaan diri. Bersahabat dengan sekitar, selalu berpikiran positif, dan tetap memegang teguh keyakinan Rosy sebagai manusia yang percaya adanya Tuhan agar tetap bisa mengendalikan diri.

Sejak mama papa dan keluarga besarnya akhirnya mempercayai penglihatan Rosy, sejak dirinya mulai bersahabat dengan kekurangannya tersebut, bahkan hingga teman-teman di sekitarnya mempercayai Rosy yang punya indera ke enam, Rosy tak pernah lagi kerasukan. Psikiater benar, semua hanya tentang penerimaan dan pengendalian diri.

"Dengarkan kalian semua, ingat baik-baik wanita cantik ini. Berikan dia akses apapun di setiap fasilitas milikku. Hormati dan layani dia dengan baik. Perkenalkan dia, pac~"

Rosy menyikut perut Steve sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya, memotong ucapan gilanya. 'Pacar', memangnya mereka remaja tanggung menyebut pacar pada seseorang yang disukai di depan semua orang?

"Saya dokter yang menangani dia, panggil saya Rosy dan ini putra saya Gerry."

Steve yang memasang wajah tegas dan berkuasa berdecak, tapi Rosy melotot, seolah berkata 'jangan macam-macam denganku'.

Dia ngomong apa? Dia pikir aku akan tertarik dengannya, jangan harap. Rosy terus menggerutu dalam hatinya, lupa kalau tangannya masih menggenggam tangan besar Steve.

Boss Gangster dan Bu Dokter IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang