Ini tentang kita

21.1K 2.6K 96
                                    


Lora duduk di jendela kamarnya sembari menyeruput teh hangat miliknya yang dibuatkan oleh Anne tadi.

Lora menatap kota yang nampak begitu ramai, kota yang sudah dua tahun ini dia tempati.

Ting

Lora menoleh pada kasurnya, dia melihat disana sepertinya ada pesan masuk di ponselnya.

Lora meletakkan cangkir tehnya dan bangkit menuju ponselnya.

Ninabobo
Ra! Gue kangen Wee, vc yok!

Lora tersenyum pada sahabatnya itu, memang mereka sudah menjalin komunikasi lagi saat Lora dan Garel kembali bersama.

Lora mengambil laptopnya dan membuka laptop tersebut  ternyata sudah masuk panggilan dan Nina.

"LORA!!"

Lora terkejut sekaligus senang, awalnya Lora kira hanya Nina sendiri namun dia salah.

Ternyata disana ada Nina, Asya, Cece dan juga ketiga teman laki-lakinya.

"Hai guys, kalian apa kabar?" tanya Lora.

"Alhamdulillah kita baik Ra, Lo sendiri gimana?" tanya Toni.

"Gue baik kok, kalian kapan main kesini?" tanya Lora.

"Kapan-kapan, nunggu liburan Ra." Lora mengangguk.

"Geser gue juga mau liat!"

"Awas dulu Bagus!!"

"Ih jangan dorong-dorong dong rusak laptop gue bego!!"

"Jangan gitu Aziz!"

"Modus Lo monyet!!"

Lora tertawa melihat teman-temannya ribut disana, Lora rindu mereka namun harus bagaimana lagi.

"Guys kalian ada tahu gimana kabar Gavin?" tanya Lora.

Merek berhenti ribut lalu menoleh pada Lora.

"Ada, kemarin-kemarin itu kita denger kalo dia di tuduh ngehamilin anaknya kepsek." Lora terkejut.

"Tapi bukannya itu cuma gosip ya?" tanya Cece.

"Gak kok, orang jelas-jelas video mereka melakukan hal yang iya-iya keliatan kok." Asya memukul Bagus.

"Mulut Lo iya-iya!" ketus Asya.

Lora terkekeh.

"Guys udah dulu ya, gue ada urusan sebentar nanti lanjut lagi." Mereka mulai memasang wajah tidak rela.

Namun Lora tidak perduli dan langsung mematikan sambungan tersebut.

___

"Jadi Abang bakalan nikah," ujar Lora.

Adnan mengangguk. "Iya."

"Terus kenapa ngomong sama aku? Kenapa gak ngomong sama Papi Mami aja?" tanya Lora.

"Belum siap," jawab Adnan.

"Belum siap ngomong? Ya udah kagak usah nikah," ujar Lora santai.

Adnan menghela nafas panjang. "Abang cuma–

"Aku mau pergi dulu sama Garel, Abang silahkan ngomong sama mereka ya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu," ujar Lora cepat dan langsung meninggalkan Adnan yang belum selesai berbicara.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatu, punya Adek cewek gini amat."

Lora berniat menemui Garel di kampusnya.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang