Lora sih bobrok

133K 18.9K 2.3K
                                    

Lora dan kedua sahabatnya berjalan menyusuri koridor, dengan posisi Lora di tengah.

Di ujung sana Asya dan Nina melihat segerombolan cowok-cowok yang sering menyakiti Asya dan Lora.

Lora tak peduli dengan keberadaan mereka, ketiganya masih berjalan dengan santai.

"Nin, Asya takut," cicit Asya pada Nina.

Kemaren Asya baru saja mendapat tamparan dari kakaknya karena tak sengaja menabrak Serly hingga gadis itu menangis.

"Asya tenang aja, kan ada Lora."

"Kenapa?" tanya Lora.

"Kemaren Asya ditampar sama Abang," lirih Asya.

"Buseet, kasar banget jadi cowok." Lora benar-benar tak menyangka ada laki-laki sekasar keluarganya.

"Udah biasa Ra."

Lora hanya mendengus, lalu meneruskan langkahnya hingga mereka tiba didepan cowok-cowok itu, namun Lora sama sekali tak menunjukkan rasa ketertarikan pada mereka.

Tentu hal itu membuat mereka menyerngit heran, tumben. Biasanya Lora akan langsung menempel seperti lalat pada laki-laki itu.

Hingga membuat dia langsung dipandang hina karena itu, tapi ini. Jangankan untuk menempel, menunjukkan rasa ketertarikan saja tidak.

"Ka Lora."

Lora dan kedua sahabatnya tak mengentikan langkahnya. Masih fokus pada tujuannya ke kantin.

"Kakak." Lora berhenti karena tangannya di cekal oleh Serly.

Lora menoleh kebelakang, lalu menurunkan haedphone nya lehernya.

Menatap gadis itu dengan raut bingung, sedangkan Asya dan Nina sudah bersembunyi di belakang Lora.

"Lo manggil gue?" tanya Lora.

"Iya, kakak kenapa gak gabung sama kita?" Lora melirik orang-orang yang ada di belakang Serly tengah menatap jengah.

"Kita maksud Lo itu, mereka?" Serly mengangguk.

Lora menatap tangannya yang di cekal oleh Serly.

"Lepas." Serly menggeleng.

"Kenapa sih dia gak mau lepas? Nanti Lora lagi yang kena," bisik Asya pada Nina.

"Iya nih, Nina juga takut Sya."

"Lepas atau gue banting Lo!" tegasnya.

"LORA!" Lora mendengus dan memutar matanya jengah.

"Dia udah niat baik, dan Lo malah bales kayak gitu!!"

Dengan kasar Lora menghempaskan tangan Serly, hingga gadis itu terjatuh.

"SERLY!"

"Buseet lemah banget sih! Gitu doang jatuh, kek agar-agar Lo lembek," kekeh Lora.

PLAKK

mata Lora membelalak matanya mengerjap beberapa kali, tubuhnya mematung.

Tangannya perlahan menyentuh wajahnya yang sekarang mulus malah ditampar.

"Tuh kan Sya."

Lora melirik laki-laki yang berani menamparnya yang kini tengah menoleh gadis lemah itu.

Dengan kesal Lora menarik kasar kera baju cowok itu hingga orang-orang yang membantu Serly terkejut.

"EH TITISAN DAJJ*L!! SIAPA LO BERANI NAMPAR GUE HAH?!!" bentak Lora, tentu membuat mereka semua terkejut.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang