Jalannya Rencana Asya

100K 14.7K 682
                                    

"Gapapa Nih kita siram?" tanya Bagus.

Aziz dan Cece menunggu didepan pintu toilet siswa sedangkan Lora dan Toni pergi menuju gudang, kedua orang itu ingin merekam kelakuan Serly.

Nina dan Bagus masuk kedalam toilet menjalankan rencana mereka.

"Udah gapapa, siram aja." Bagus memejamkan matanya lalu menyiramkan Asya dengan air dari dalam bak.

Untungnya Asya memakai baju yang tidak transparan.

"Kasian banget Asya," ujar Nina.

"Ini belum seberapa Na," ujar Asya.

Asya merobek baju bagian lengannya.

"Ini baru mengenaskan." Bagus dan Nina merinding melihat itu.

"Kalian berdua sebar kejadian ini kepenjuruh sekolah," titah Asya pada Nina dan Bagus.

Kedua orang itu mengangguk.

Mereka keluar meninggalkan Asya yang pura-pura pingsan.

"Gimana?" tanya Cece.

"Dia lagi pura-pura pingsan, kalian ikut kita nyebar kejadian ini. Nanti gue pura-pura buat nyelamatin Asya," ujar Nina.

Mereka semua berpencar dan mulai menyebar fitnah untuk Serly.

Sedangkan dilain tempat. Lora dan Toni tengah merekam kelakuan Serly dan teman-temannya.

"Udah, yok." Lora mengajak Toni pergi saat mereka selesai merekam itu.

"Gak sabar gue ngeliat mereka marah."

____

Gavin dan teman-temannya berjalan menyusuri koridor sekolah dengan santai.

Tiba-tiba saja telinga mereka menangkap orang-orang yang membicarakan tentang pembullyan Serly terhadap Asya.

"Iya, tadi gue denger sendiri. Katanya sih Asya pingsan di toilet, gila ya bajunya aja sampe robek gitu."

"Ih Serly tega banget ya, padahalkan Asya udah baik banget sama dia."

"Gue juga tadi liat baju Asya basah semua tau," ujarnya.

"Kasian banget dia."

Arya yang mendengar itu langsung mendekati mereka.

"Apa maksud kalian?" tanya Arya.

Kedua gadis itu menoleh lalu menatap malas pada Arya dan teman-temannya.

"Kenapa?" tanya gadis itu.

"Apa maksud kalian ngomong kalo Serly ngebully Asya?" tanya Arya sekali lagi.

"Loh emang bener kok, buktinya sekarang Asya lagi ada di UKS. Dan juga banyak saksi mata yang ngelihat Serly ngebully Asya," ujar gadis itu.

Tentu kedua gadis itu berbohong atas perintah Lora.

"Gak mungkin," ujar Dimas.

"Heh, terserah. Yuk pergi," ajak gadis itu pada temannya.

"Ini gak mungkin, Serly gak mungkin bully Asya. Kita semua tau kalo yang sering bully itu Asya sama Lora bukan Serly," ujar Andre membela Serly.

"Lo liat gak tadi sih Asya, kasian banget penampilannya mengenaskan."

"Iya gue liat, tadi di gendong sama Bagus."

"Gila sih, jahat banget sih Serly."

"Ini gak mungkin." Arya langsung pergi meninggalkan para sahabat.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang