"Gue tahu semuanya, Gis."

Gista menghentikan pergerakan tangannya yang hendak meraih masker. Membiarkan beberapa lebam di wajahnya terlihat oleh Ganes ketika cowok itu melangkah mendekatinya.

"Gue tahu kalau lo habis ngehajar orang."

Tubuh Gista menegang. Ganes itu orangnya humoris. Terkadang ia sengklek. Tetapi, jika sudah berurusan dengan keselamatannya ia akan berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sosok yang tegas.

Kehumorisan itu lenyap digantikan dengan sikapnya yang dingin dan mengintimidasi. Yang Gista tahu sedari dulu Ganes memang tidak suka melihat dia ikut bela diri bahkan berkelahi. Ganes itu overprotective jika menyangkut dirinya.

Aura dingin yang menguar dari tatapan datar cowok dengan baju serba hitam itu seakan merampas pasokan oksigen di kamarnya.

Gista tidak pernah takut pada siapaun. Tetapi, melihat Ganes yang menatapnya datar tanpa ekspresi. Sumpah demi apapun Gista merinding.

Ganes itu adalah sepupu yang paling dekat degannya. Sikapnya yang humble membuatnya nyaman. Berbeda dengan Wira yang cenderung lebih cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya.

"Lo mau viral di sekolah karena kelakukan lo?"

Gista menghela napas. Lalu, melangkah menuju kasurnya. Duduk bersila sambil menyandarkan punggungnya di kepala kasur.

"Iya, gue emang habis neghajar Danar," ucapnya terpaksa jujur pada Ganes.

"Tapi gue sama sekali nggak ngerti apa maksud lo bilang gue pengin viral."

Ganes tahu sepupunya itu ingin balas dendam. Tapi, tidak seperti ini caranya. Itu sama saja mengumpankan dirinya pada guru BK. Padahal, tadi Ganes sudah membuat rencana menyuruh anak BALAPATI yang dari sekolah lain untuk menyerang Danar.

Ganes ini juga merupakan salah satu anggota BALAPATI angkatan ke-lima.

Iya, BALAPATI memang berbeda dari geng motor lain. Selain anggotannya yang bebas tidak terikat harus anak sekolah mana, namun dibatasi untuk usia 16-22 tahun. Balapati melakukan pergantian kepemimpinan setiap lima tahun sekali. Ini sudah menjadi kesepakatan bersama sejak Erlan dan Revan mendirikannya. Ia sengaja membuat masa jabatan itu sama seperti masa jabatan presiden.

"Ini namanya apa kalau bukan pengin viral?" sahut Ganes cepat seraya menyodorkan ponselnya pada Gista.

"Lo tuh sama aja nyari mati sama guru BK tau nggak."

Mata Gista melotot.

Sial. Siapa yang merekam aksi balas dendamnya pada Danar dan supir angkot sepulang sekolah tadi. Bukannya tadi di sana tidak ada siapapun selain Mbah Jenderal. Tidak mungkin jika Mbah Jenderal yang melakukannya. Tadi saja beliau sudah ketakutan saat Danar mengancamnya sebelum perkelahian terjadi.

"Lo dapet videonya dari mana?" tanya Gista tak santai.

Kalau sampai video itu tersebar ke dewan guru. Bisa tamat riwayatnya. Ia bisa di skors karena kasus kekerasan terhadap teman atau malah di DO karena kriminal. Apalagi dia masih mengenakan seragam sekolah SMA CANTAKA. Itu sama halnya mencemarkan nama baik sekolah. Dan yang pasti akan membuat hukumannya semakin bertambah.

"Dari grup angkatan gue."

"Siapa yang ngirim?" kejar Gista.

Lihat saja dia juga akan memberi perhitungan pada orang itu. Berani-beraninya dia merekam Gista lalu menyebarkannya begitu saja. Bahkan, sampai ke grup angkatan seniornya. Oh, sepertinya dia belum tahu siapa itu Gistara Arabhita.

GISTARA (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora