Part 46

71.9K 6.3K 494
                                    

Hallo bestie, selamat datang untuk pembaca baru☺️ jangan lupa follow akun wattpad dan ig aku ya😍

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian! Happy reading bestie🤍🤎💗💜❤️💛

***

Di usia kehamilan yang sudah berjalan 12 minggu, Ara cukup banyak mendapat pelajaran baru tentang kehamilan. Ara pun kini sudah mengikuti kelas ibu hamil saran dari kedua calon Oma yang sangat heboh perihal calon cucu mereka.

Saat ini Ara tengah menunggu Erlan menjemput di tempat ia melakukan senam hamil. Ara duduk di depan lobby, ia hanya sendiri disana karena para ibu hamil yang lainnya sudah dijemput suami mereka bahkan ada yang ditemani suaminya.

Sudah 30 menit lamanya Ara menunggu Erlan. Dia tidak marah, justru Ara tengah asik menikmati rujak mangga yang memang selalu ia bawa dari rumah.

Akhir-akhir ini ia lebih sering mengidam rujak mangga daripada makanan lainnya.

"Ara kan? belum dijemput ya?" Tanya seorang perempuan dengan perut buncitnya baru saja keluar dari gedung itu. Dia adalah salah satu peserta senam ibu hamil. Bedanya kandungannya sudah menginjak 5 bulan.

Ara tersenyum hangat. "Iya mbak saya Ara. Iyanih lagi nunggu suami,"

Perempuan itu mengangguk seraya duduk di samping Ara. Setelah itu dia menatap perut Ara yang masih belum terlihat terlalu buncit.

"Usianya sudah berapa bulan, Ra?"

"Baru 12 minggu, masih muda." Ara terkekeh diikuti perempuan itu.

"Semoga sehat sampai melahirkan ya." ucap perempuan itu tulus.

"Terima kasih. Mbak juga ya, semoga lancar sampai persalinan." Ara menatap perut buncit perempuan di sampingnya. Ia jadi tidak sabar membawa perut besar kemana-kemana yang berisi buah hatinya dan Erlan.

"Mbak, Ara boleh nanya gak?"

Perempuan tadi yang awalnya menatap kedepan kini menoleh kearah Ara sambil mengangguk dan tersenyum.

"Mau nanya apa?"

"Gimana sih mbak rasanya hamil besar? Repot gak?" Ara bertanya dengan semangat.

"Dibilang repot ya pasti ada. Apalagi perut sudah mulai membesar, berjalan sedikit saja mbak merasa sangat lelah."

Ara tersenyum. Ia juga sama seperti perempuan di sampingnya, walau usia kandungan Ara masih muda, namun ia sangat mudah kelelahan. Mungkin semua ibu hamil pasti pernah merasakan.

"Sebagai seorang calon ibu, kita juga harus sering berkomunikasi dengan calon buah hati kita. Biar dia merasa nyaman dan disayangi oleh ibunya. Mbak tau pasti kamu merasa berbeda dengan badan kamu yang sekarang, mulai dari kurang nyaman saat berjalan. Susah makan dan tidur, bahkan sampai membuat mood menjadi berubah-ubah. Tapi balik lagi, itu hal wajar jika kita tengah mengandung." Tuturnya lembut membuat Ara merasa nyaman mengobrol dengan perempuan ini.

"Terima kasih wejangannya mbak, Ara bakalan selalu ingat itu." Ara berucap seraya tersenyum. Ia membenarkan sekali penuturan perempuan di depannya ini.

"Sama-sama, mbak juga hanya membagi pengalaman saja."

Tin!

Sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan mereka. Bukan jemputan Ara, ia sangat mengenali mobil suaminya yang berwarna gelap.

"Mbak udah di jemput, kamu gapapa nunggu disini sendirian?"

Ara tersenyum tulus. "Gapapa mbak, sebentar lagi juga suami aku jemput."

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang