11

493 96 10
                                    

Happy Reading📚

"kok Johnny kayak gitu, sih" gumam lauren saat mendengar ceritaku. Aku mendengus lesu, lalu menyandarkan tubuhku di sandaran kasur.

Lauren,Kenzie,Ellie, dan Sadie berkunjung ke rumahku pagi-pagi sekali. Khawatir katanya. Aku tidak membalas pesan mereka selama beberapa waktu. Itupun karena aku tertidur.

"tapi ya, waktu pulang kerumah. Muka Johnny tuh kusut banget. Bahkan disuruh makan gak mau" jelas Lauren.

"dia galau karena gak dapet otaknya
Y/N" ketus Sadie.

"yaudahlah, males juga mikirinnya. Nyesek tau gak" sambungku.

Aku mengambil handpone yang terletak di atas meja tepat samping kasurku. Melihat berapa pesan masuk yang belum ku balas.

Paling banyak pesan masuk dari Aidan. Aku terkikik geli saat dia merutuki ku karena tidak membalas pesannya.

Aku menangkup mulutku kaget saat mendapati satu nama yang terdapat di Dm instagram milikku.

Kemarin, pukul 16.59

Johnnyorlando: bisa bertemu?

"guys, you have to see this"

Kenzie langsung merebut handphone ku. Dan reaksinya sama sepertiku tadi. Mereka saling lempar pandang sebentar dan tersenyum.

"lampu hijau Y/N!" Sorak Ellie.

"Iya, Bisa jadi Johnny nyesel" sambung sadie

"Really?"

"iya gw yakin banget" jawab Sadie.

Dan seketika aku kembali terfikir dengan kotak yang berisi coklat-coklat itu. Aku turun dari kasur dan merogoh kotak yang kuletakkan dibawah kolong kasur. Mungkin coklat-coklat itu sudah meleleh karena suhu di bawah kasur cukup panas.

"nih, gw bukan maksud ngembebanin pikiran kalian tapi ada yang ngirimin gw paket beberapa hari yang lalu" ucapku. Meletakkan kotak itu ditengah antara kami. Aku lalu membuka kotak itu. Yang benar saja, coklat² itu sudah lembek di dalam kemasan.

"trus?" Tanya Kenzie

"gak ada nama pengirimnya. Dari kalian?" Tanyaku. Mereka menggeleng kompak.

"tapi gw kaya gak asing deh sama kotaknya. gw liat dimana ya?" Lauren berkomentar. Dia berusaha keras mengingat namun hasilnya nihil.

"trus kok gak dimakan?" Tanya Sadie.

"yakali, ntar kalo ada racun gimana hm?" Ucapku. Sadie terkikik mendengar jawabanku.

"saran gw lo balas aja pesan dari Johnny. Lo terima tawaran dia buat ketemu. Mungkin ada yang perlu diomongin kan?" Ucap Ellie lagi.

"iya, gw udah kenal banget sama johnny. Klo gak penting dia gak bakal Dm lo" sambung lauren lagi.

Aku mengangguk-angguk mengerti.

"yaudah nanti gw balas"

"sekarang!!"

°°°

"Hi" sapa johnny canggung saat sudah berada di depan rumahku. Aku sudah membalas pesannya karena paksaan dari teman-temanku. Kami akan pergi hanya johnny yang tau akan kemana.

"Hi"

"pergi sekarang?"

Aku mengangguk.

"kak, Y/N pergi yaa!" Sorakku pada kak Gigi. Terdengar jawaban 'Ya' dari dalam rumah.

Dalam perjalanan ini memang sangat hening. Hanya terdengar suara mesin mobil yang berlalu lalang. Aku mengalihkan perhatianku ke luar jendela. Kota sangat ramai saat dipagi hari.

"mau kemana?" Tanyaku.

"um...sebuah tempat" jawabnya. Aku memutar bola mataku sebal.Lalu mengeluarkan handphone menyibukkan diri. Dan terdapat pesan masuk dari aidan lagi

Aidan:
•dan sekarang hanya di read, huh?
•menyebalkan sekali
•lo okay gak sih?

Aku terkikik membaca pesan dari Aidan. Lalu aku membalas "Gw Okey" daripada dia mati hanya gara-gara menunggu balasan dari ku ya kan?

"

Chat sama siapa?" Tanya Johnny. Mungkin dia risih karena suara tawaku yang berisik dari tadi.

"Aidan" jawabku singkat. Sebenarnya tidak penting juga untuk Johnny tau. Dia hanya menjawabku dengan ber 'Oh' singkat. Aku terus chatan panjang dengan aidan sampai-sampai

Srrttt
Brukk

"aww! Apaansih, Bisa nyetir gak?!" Johnny tiba-tiba ngerem mendadak. Membuat kepalaku sedikit terpentok kedepan. Handphone ku pun terjatuh saking kerasnya.

"sorry, lampu merah" jawab Johnny. Aku merogoh handphone ku yang terjatuh tepat dibawah kaki Johnny. Tapi itu mungkin akan sulit untuk menjangkaunya. Johnny juga malah menginjak handphone ku.

"John, handphone gw lo injak" tegurku. Johnny malah memutar musik bagas² menulikan diri.

"John, handphone gw lo injakk!" Ulangku lagi. Kali ini aku menegurnya sambil menggoyang-goyangkan tangannya. Tapi tetap saja tidak dipubris.

Aku segera mematikan musik itu, johnny menoleh ke arahku dan mengangkat salah satu alisnya. Dia terlihat santai sekali.

"handphone gw lo injak, tolong ambilin ntar udah lampu hijau!" Ucapku.

"eh udah hijau, nanti aja ya" ucap Johnny.

Astaga, dia ini kenapa sih. Aku menyilangkan tanganku kesal, dan memutuskan melihat ke luar jendela lagi.

Kring!
Kring!
Kring!

Handpone ku terus berbunyi, menandakan ada pesan yang baru saja masuk.

Johnny mengambil Handphone itu, mungkin kesal dengan suara² itu. Awalnya aku sudah sangat senang dia ingin mengambilnya. Tetapi tidak jadi, Dia malah melihat sekilas siapa yang mengirim pesan lalu mengantongi handphone ku ke saku celananya.

"berisik"

Author: Chapter ini emang rada pendek ya. Soalnya otak author baru sampai situ haha. Besok² dipikirin lagi.

My Cold Lovers√ [Johnny Orlando]Onde histórias criam vida. Descubra agora