Taruhan

11 4 0
                                    

Setelah selesai baris di lapangan, seluruh murid kembali ke kelas masing-masing. Zara kini duduk di kursinya, memperhatikan Elsa yang sedang mengerjakan PR, dia mencontek PR Nadin. Zara tersenyum bahagia, memikirkan nanti bagaimana Olivia dihukum karena tidak punya PR, dan dia tidak memikirkan bagaimana dirinya sendiri yang belum mengerjakan PR.

Askal masuk ke kelas, berjalan ke kursinya. Sebelum dia duduk, dia tidak lupa menjahili Zara dengan memukul pelan kepala Zara.

Zara memelototinya, dan dibalas senyuman dari Askal. Zara terlihat berpikir sebentar, lalu berdiri dan duduk di kursi sebelah Askal, dia membawa lembaran kertas PR Olivia. Askal memperhatikannya yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Selanjutnya dia segera beralih pada kertas yang ditunjukkan Zara.

Askal terlihat tidak mengerti dengan kertas yang dilihatnya dan semakin bingung dengan senyuman yang ditampilkan Zara.

"Apa?"

"Ini tugas dari Bu Intan." Zara menjelaskan.

"Gue gak mau ngerjain, malas." Askal mengira kalau Zara memperlihatkannya agar dia mengerjakannya juga.

Zara mengerutkan bibirnya dengan kesal. Dia mendekatkan kertas ke wajah Askal dan menunjukkan nama Olivia tertera di kertas.

Askal sepertinya mengerti, sekarang dia menatap Zara tanpa mengatakan apapun. Dia terlihat tidak percaya. Zara hanya memberikan senyuman bangga padanya.

"Trus kenapa?" ucap Askal kemudian.

Zara terdiam sebentar dan merenung.
"Dia bakalan dihukum." katanya pelan.

Askal tersenyum mengejek mendengar perkataan Zara. "Dia gak akan dihukum." katanya dengan pasti.

"Bu Intan menghukum siapapun yang gak ngerjain PR."

"Tapi dia Olivia," jawab Askal cepat.

Zara terdiam,  dia memang Olivia. Lalu kenapa?

"Ayo bertaruh," ucap Askal kembali.

"Apa?"

"Kalau Olivia dihukum, Lo bakalan  gue traktir tiga hari, tapi kalau gak, Lo harus bantuin gue ngedeketin Nadin."

Zara menggeleng dengan cepat, lalu berkata, "Seminggu."

"Ok." Askal mengangguk.

Zara kembali ke bangkunya. Setelah beberapa saat Bu Intan memasuki kelas. Askal dan Zara di bangku Masing-masing terlihat saling menatap dan tersenyum.

"Selamat pagi," ucap Bu Intan.

"Pagi Bu," balas semua murid.

Bu Intan menaruh buku yang dibawanya di meja. Dia kemudian memperhatikan murid-muridnya, lalu dengan penuh perhatian menatap Eki.

"Eki, kumpulkan tugas yang Ibu berikan Minggu lalu."

Eki segera berdiri dan dengan patuh berkata, "Siap Bu."

Eki adalah ketua kelas. Dia dipilih secara sepihak oleh Bu Li. Dia memang terlihat tidak cocok menjadi ketua kelas, mengetahui sebelumnya bagaimana kenakalannya. Tapi menyerahkan tugas menjadi ketua kelas untuk Eki mungkin membuatnya sedikit bertanggung jawab. Dan itu lebih baik bagi Zara, daripada harus Olivia yang dipilih.

Eki mulai mengumpulkan tugas teman-temannya satu persatu. Eki sampai di meja Zara, dia mengambil buku Nadin.

"PR Lo mana?" tanya Eki pada Zara.

Zara menggeleng malas, dan Eki akan pergi. Tapi tiba-tiba Nadin mengambil buku di depannya, lalu memukulkannya dengan keras ke kepala Zara. Zara terkejut dan segera memegangi kepalanya. Nadin mengabaikan Zara yang memelototinya, dan memberi buku tadi pada Eki.

Love In FriendshipWhere stories live. Discover now