"Gak sampe ngegorok orang juga sih," balas Ilma, lalu tertawa kecil. Dan mulai memasang helm ke kepalanya.

Sesaat hendak naik ke motor, cewek itu diam, memandangi tubuhnya dan Bonny secara bergantian. "Motor lo kuat?"

"Lisa mah kuat," jawab Bonny, menepuk-nepuk body motornya. "Naik aja kagak papa."

Ilma mulai menaiki motor Bonny dengan perasaan kurang yakin. Dan benar saja, motor itu seperti merunduk ke bawah, sesaat setelah bokong Ilma mendarat seutuhnya di sana.

"Tuhkan," ujar Ilma dengan bibir mencebik merasa bersalah. Hendak turun, tapi tangannya ditahan Bonny.

"Duduk aja, nanti pas udah jalan mah bener sendiri," ucapnya, meyakinkan.

"Kalo motor lo rusak gue nggak tanggung jawab, ya."

__

"Dari sini, rumah lo masih jauh?" tanya Bonny, menyerahkan satu minuman berion itu kepada Ilma.

Ilma menggeleng, sambil menerima minuman itu. "Deket kalo pake motor, tapi kalo jalan, mayan jauh sih."

"Mau jalan aja?" tanya Bonny, melirik motornya yang sedang di benarkan. "Bang, masih lama, ya?"

"Mayan nih, motor lo turun mesin."

Ilma meringis mendengarnya, merasa bersalah langsung. "Sorry, ya,Bon."

"Ck, elah. Dari tadi minta maaf mulu lo. Jadi gimana? Jalan aja lo mau gak? Sekalian olahraga sore," tawar Bonny lagi. "Lagian kalo naik kendaraan umum juga takut lo dimarahin, kan?"

Ilma mengangguk, lalu berdiri dari tempatnya. "Ya, udah jalan aja."

"Bang, titip motor gua. Nanti gua balik lagi."

"Yoi!"

Bonny lalu berjalan bersisian dengan gadis itu, lumayan lama suasana hening. Tidak ada pembicaraan.

Bonny hanya sesekali melirik Ilma yang banyak diam. Kentara sekali masih berasa bersalah. Bonny berdecak, tidak suka jika terus diam. "Dari tadi diem aja kalo gak ditanya duluan."

Ilma tersenyum kecil. "Gue emang gak pinter buat nyari bahan omongan," ucapnya, jujur.

"Kalo sama orang yang udah lo sayang banget lo keliatannya nyaman-nyaman aja. Lo banyak omong, ketawa juga nggak ragu-ragu. Kayak ke Abang lo, sama ke temen lo. Anggep gue juga mereka, sekarang gue temen lo, kan?"

Ilma mengangguk dengan pipinya yang merona. Artinya cowok itu banyak memperhatikannya, kan?

Bonny menarik kedua sudut bibirnya, membentuk senyum tipis. Lalu meraih minuman yang ada di tangan Ilma. "Kalo sama temen jangan malu-malu, lo bisa minta tolong apa aja sama gue. Selagi gue bisa, gue pasti tolongin," ucapnya, lalu memberikan lagi minuman yang telah terbuka itu kepada pemiliknya.

"Iya," ucap Ilma, dan menenggak sedikit minumannya.

Bonny kembali berdecak tidak suka. "Kan, udah gue bilang, kalo sama temen jangan malu-malu. Lo boleh ngomong apa aja sama gue."

"Iya, astaga!" Ilma terkekeh kecil.

"Jangan iya-iya aja."

"Iya, Bon. Nggak bakal iya lagi."

"Itu iya lagi."

"Apa sih?" Ilma tertawa geli. "Jadi nggak jelas gini."

Bonny ikut tertawa kecil. "Rumah lo nyeberang ke sini?" tanya Bonny melihat Ilma yang berhenti, cewek itu celingukan memperhatikan jalan.

Obesity, Is Me!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora