C H A P T E R 5

149 103 358
                                    

Obesity, Is Me!
_
_
_

Notes : CHAPTER 1 SAMPAI 8 FLASHBACK, SATU TAHUN YANG LALU
_
_
_____

C H A P T E R  5

"Thal, yang tadi beneran adeknya si Dirga, ya?"

"Beneran, kenapa? Jelek, ya?"

Ilma yang sedang membersihkan rambutnya di dalam bilik Toilet, jadi berhenti ketika mendengar suara yang sangat dia kenal itu.

"Mmm, giman,  ya?"

Thalia terkekeh, lalu mentap-tap bibirnya dengan jari. "Selow aja kali. Gue juga punya mata. Tuh anak emang jauh sama Dirga."

"Iya njir! Kok bisa beda gitu, ya? Dirga cakep, adeknya kok gak mirip sekali, ya."

Thalia mengangguk. "Malu gue kalo ngobrol sama dia."

"Tapi lo tadi enjoy aja waktu ngobrol sama dia."

Thalia memutar bola matanya. "Ya iyalah, gila aja kalo gue jahatin dia. Gitu-gitu, adeknya Dirga. Bisa gagal dapetin Dirga gue kalo dia nggak restuin."

"Dirga, sesayang itu sama adeknya?"

"Tiap hari yang dia omongin adeknya. Sampe bosen gue dengernya." Thalia membenarkan jepitan rambutnya. "Pas pertama gue denger cerita Dirga tentang adeknya, gue kira tu cewek cantik atau langsing kek minimal, biar gak malu-maluin kalo gue ajak ke Mall. Eh, pas ketemu, idih banget. Gak sesuai sama ekspetasi gue."

"Ya, intinya gue nggak peduli sama tu cewek, yang penting Dirga bisa jadi milik gue." Thalia mematikan kran setelah mencuci tangannya. "Udah belum lo?"

"Udah. Ayo keluar. Btw, lo jangan lupa pasang senyum manis di depan adek Dirga, ya, biar tambah di sayang," ujar teman Thalia, membuat Thalia tertawa keras.

"Iyalah! Ya, kali nggak."

Setelahnya Ilma mendengar pintu tertutup. Cewek itu memejamkan matanya, membuat butiran bening itu lolos dari matanya. Dia memegang tissue Toilet dengan erat, lalu keluar dari bilik Toilet masih dengan keadaan yang masih berantakan, dengan krim kue yang masih menempel di rambutnya.

Ilma menatap pantulan dirinya di cermin, lalu terisak perih. "Kenapa sih?" ujarnya, dengan suara serak.

"Salah banget gue idup?" Ilma memukul-mukul tubuhnya sendiri. "Gue benci sama diri gue sendiri."

Ilma mendadak teringat Ilma kecil yang susah di peringatkan untuk tidak banyak memakan makanan yang manis, yang membuatnya gendut perlahan.

Ilma benci dirinya saat beranjak dewasa yang tidak mencontoh teman-temannya yang berusaha keras untuk  menurunkan berat badannya, untuk terlihat cantik di mata kaum Adam.

Ilma benci dirinya yang hanya diam di pojok kelas, dengan kotak bekal sudah kosong di tangannya dan hanya memperhatikan teman-teman kelasnya yang hanya memakan sayur-sayuran saat makan siang.

"Kalo gue sih mending mati aja, malu banget pasti."

Ilma memejamkan matanya, ketika perkataan Thea kembali terngiang di kepalanya.

_
_
_

"Apa sih yang bakal lo kangenin kalo Kakak lo udah nikah, terus nanti tinggal sama suaminya?"

Bonny berdehem panjang, ketika mic dari mc itu tersodor ke arahnya. "Kayaknya, nggak ada deh."

Sontak saja itu membuat Kino dan Rega bersorak. Semua yang keluar dari mulut Bonny pasti sesudahnya Kino dan Rega bersorak dan bertepuk tangan secara berlebihan.

Obesity, Is Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang