C H A P T E R 10

124 83 310
                                    

Obesity, Is Me!
_
_
_____

C H A P T E R  10

"Bon, lagi ngapain sih di sini?" Rega yang bersembunyi di belakang Bonny bertanya tepat di telinga cowok itu.

Bonny berdecak sambil memegang kupingnya yang terasa geli, lalu mendorong tubuh Rega menjauh. "Kalo mau ke Kantin sana, duluan aja," ucapnya lalu menempelkan lagi tubuhnya di tembok, sambil menyipitkan matanya, memperhatikan pintu kelas, yang di atasnya terlihat tulisan 11 Mipa 3 itu.

Rega mengernyitkan dahi. "Lagi nunggu siapa sih? Di kelas ini ada inceran lo atau gimana?"

"Diem ah," desis Bonny. Tak lama, terdengar bel istirahat, membuat senyumn Bonny merekah.

"Fiks sih ini ada yang lagi lo pantau nih."

Bonny menghela napasnya panjang, mencoba bersabar. Lagian, ni orang satu kenapa juga ngikutin Bonny terus? Padahal dari tadi Bonny udah usirin loh.

Bonny kembali tersenyum melihat cewek itu keluar dari kelasnya, berdua bersama satu temannya. Dengan bibir yang sudah komat-kamit entah membicarakan apa, yang sepertinya membuat harinya terasa berat.

"Bon, wah parah. Inceran lo boleh juga, Bon," ucap Rega, sejak tadi mengikuti arah pandang temannya itu.

Bonny kembali berdecak, lalu menarik tangan Rega menjauh dari kelas itu. "Repotin lo, ah, gue nggak puas jadinya."

Rega tersenyum lebar. "Gue baru tau lo punya gebetan di kelas IPA. Nggak ada cerita-cerita lo, bro," ucapnya, lalu menepuk-nepuk bahu Bonny. "Kan, kalo gue tau gue bisa bantu lo, Bon."

Bonny menepis kasar tangan Rega, sambil memicingkan matanya dengan kesal. "Bukan gebetan gue."

Rega tetap tersenyum lebar. "Gue bisa ngerti kok, ini yang pertama buat lo. Pasti malu banget buat cerita sama gue. Gue juga dulu gitu kok."

Bonny memutar matanya, berjalan duluan meninggalkan teman gilanya itu.

"Aih, temen gue malu-malu banget, harus belajar dari gue kayaknya."

"Tungguin heh!" Rega lalu berjalan cepat menyusul Bonny.

"Bon, kalo butuh dukun buat pelet tu cewek, gue punya nomornya nih. Jangan malu-maluin gue cuma liatin tu cewek dari jauh doang. Kayaknya, tu cewek bakal susah di deketin deh." 

Bonny berhenti berjalan, lalu menoleh ke arah Rega. "Gue butuhnya nomor dukun santet. Punya?"

Rega menggeleng. "Buat santet siapa?"

"ELU!"

__

Ilma mendecak kecil saat melihat geng Rendy yang sedang berkumpul di depan koridor kelas 11. Cewek itu memutuskan berbalik badannya, berjalan cepat.

"Eh, itu si Babon bukan sih?"

Ilma tambah mempercepat langkahnya, sambil mengepalkan kedua tangannya di sisi badan.

"Eh, iya, si Ilma Babon."

"HEH ILMA! Sombong, ya, lo sekarang!"

Ilma memejamkan matanya sekilas, menahan kesal saat Rendy berhasil menyamai langkahnya.

"Widih Ilma, kurusan, ya, sekarang," ucapnya, sambil tertawa kecil.

Ilma tidak berani mendongak menatap cowok itu. Dia hanya jalan menunduk, menghindari tatapan di sekitar Koridor, yang dilayangkan ke arahnya dan Rendy.

Obesity, Is Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang