"Maaf Papa harus keluar kota untuk beberapa hari, dan Kakakmu mau nganter Papa ke bandara."

Baru saja ia ingin mengajaknya untuk pergi bersama. Karena Jin ingin membanggakan dirinya yang mendapat juara satu umum disekolahnya, tapi lagi-lagi ia kecewa.

"Apa gak bisa di tunda Pa?."

Seungcheol mendekat. Dilihatnya lekat wajah sang anak yang menunduk karena sedih. Jujur ia sendiri tidak tega melihatnya tapi pekerjaan ini sungguh tidak bisa ditinggal. Padahal hari kelulusannya hanya 3 tahun sekali.

"Maafkan Papa ya?."

Lagi Jin masih menunduk.

"Besok Pa. Besok aja Papa berangkat, Please Jin pengen sama Papa sekarang."

Entah perasaan apa tapi Jin ingin Seungcheol ada disampingnya hari ini.

"Jin jangan seperti itu."

"Tapi Papa selalu seperti ini!."

Kini Jin tidak bisa menahan air matanya. Mereja menetes di kedua kelopak mata Indah Jin.

Sungguh ia ingin membatalkan semua janjinya itu, tapi ia bukan lelaki yang lalay tanggung jawab apalagi mengenai janji dan pekerjaannya yang menyangkut banyak orang.

"Papa pamit ya?."

Usapan lembut mendarat di kepala Jin, namun Jin tidak melirik sedikitpun pada Seungcheol. Sampai akhirnya sang Papa melangkah menjauh dari Jin.

Jin berlari menubruk bagian belakang Seungcheol.

"Papa jangan lama-lama. Cepat pulang!."

Seungcheol hanya mengangguk dan mengusap punggung tangan Jin yang melilit tubuhnya.

Yoongi hanya melihat adegan itu dari samping sambil menenteng tas koper berukuran sedang.

"Nanti balik kita makan oke?."

Jin tersenyum saat Yoongi menawarkannya. Ia sedikit tenang akibat ucapan lembut sang Kakak.

Seungcheol dan Yoongi melangkah menjauh keluar dari pintu meninggalkan Jin yang masih berdiri disana. Hatinya masih gelisah melihat kepergian mereka.













...













Soohan melihat semua kejadian itu dari balik pintu dapur. Sejak semalam mantan suaminya sudah meminta ijin untuk pergi walau hatinya juga merasa berat atas kepergian Seungcheol dihari kelulusan Jin.

Jin masih disana memandangi kepergian mobil mereka. Dengan langkah ringan Soohan mendekati Jin.

"Biarkan Papa kamu kerja. Uangnya buat biaya sekolah kamu juga kan?."

Terkejut Jin langsung menoleh kala suara Mamanya datang dan membuyarkan lamunannya.

Jin hanya mengangguk ragu.

"Mama mau antar Jin?."

Soohan menoleh melihat wajah berbinar Jin yang penuh harap pada dirinya. Sebenarnya tanpa diminta pun Soohan akan melakukannya karena ia sudah berjanji pada Seungcheol.

"Hmm.."

Walau hanya gumaman dan anggukan kecil, itu membuat hari Jin kembali cerah. Tidak ia sangka semudah ini meminta Mamanya untuk datang kesana bersama.












...












"Biar Papa aja ya yang setir?."

"Engga! Biar Yoongi aja. Papa duduk."

Yoongi dan Seungcheol kini berada dalam perjalanan menuju bandara menggunakan mobil milik Yoongi.

"Gak Pa biar Yoongi aja."

Yoongi kini sedang menyetir namun Seungcheol terus memaksa agar ia yang mengendarai. Padahal sejak tadi ia sudah mengendarainya dan aman-aman saja.

"Kamu masih harus nyetir buat pulang. Sekarang biar Papa aja ya?."

"Gak Pa. Papa capek, sekarang Yoongi aja yang nyetir. Papa duduk manis disitu."

Memang antara mereka berdua yang paling keras kepala tidak ada. Karena keduanya punya gen kepala yang sama. Tidak ada penengah diantara mereka.

Sepanjang perjalanan Seungcheol merasa tidak nyaman. Entah ada apa ia ingin menyetir, bukan Yoongi. Tapi anak itu tidak sedikitpun mengalah.

Sementara Yoongi hanya bersiul santay sambil menyetir.

"Pa tolong ambilin air dibelakang."

Sungcheol langsung menolehkan tubuhnya dan berbalik. Ia melirik ke tempat kosong disana namun tidak terdapat botol minum.

"Gaada tuh Kak."

Yoongi yang sedang fokus menyetir pun menoleh sedikit demi sedikit karena ia masih harus fokus akibat jalan yang licin.

"Disitu Pa."

Seungcheol tidak menjawab, ia masih terus mencari. Yoongi yang sudah merasa haus pun ikut menoleh dan mencari minum dengan satu tangan yang menyetir kendali.

"Ini kan ada Pa."

Setelah dapat ia langsung kembali ke posisi semula.

Namun ada cahaya terang daru arah depan, cahaya lampu dari kendaraan besar sekaligus bunyi klakson yang nyaring. Jarak antara mereka hanya beberapa mili, tidak sempat bagi Yoongi untuk berpikir.

"YOONGI!!!."












...










Jin duduk dengan tenang bersama Soohan. Walau ia masih merasa canggung tapi rasa senangnya karena berada disini bersama sang Mama lebih besar. Membuat senyumnya sedari tadi tidak pernah absen.

Rangkaian acara sudah mereka lewati kini MC mengatakan akan mengumumkan siswa dan siswa yang berprestasi akademik.

Jin sungguh sudah siap. Ia memandang kearah Soohan dengan bangga kala namanya disebut.

Sementara Soohan terkejut.

Ia tidak memikirkan bahwa Jin akan berada diurutan pertama. Bukan karena ia tidak yakin, tapi ia datang kesini hanya untuk menghadiri kelulusan sang anak. Tidak ada harapan lebih seperti saat itu.

"Adek ke depan ya Ma?."

Jin bangun diikuti Soohan yang ikut berdiri.

"Tunggu!."

Soohan bergerak memcegah Jin dan menarik kerah bajunya. Membetulkan dasi yang sedikit bengkok agar terlihat rapi.

Jin tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"Hehe.."

Sepanjang jalan menuju panggung ia tersenyum bangga pada dirinya. Ia berhasil membuat Soohan luluh, ia berhasil berkumpul dengan keluarganya. Ia merasa bahagia. Bahkan rasanya jika waktu terhenti, ia akan meminta waktu lebih kepada tuhan. Karena harapannya segera terwujud.































TBC


aku senyum2 nulisnya

Can U See Me?Where stories live. Discover now