katilu

1.4K 169 15
                                    

Seseorang memasuki kamar Jin dengan membawa semangkuk makanan.

Menyadari ketidakhadiran sang majikan, dia berinisiatif untuk membawakan sarapan pagi. Tapi pemandangan lain yang ia temukan.

Jin tertidur dengan selimut yang hampir menutupi seluruh badannya. Tangan itu terulur menyentuh kening yang berkeringat tanpa rasa jijik.

Sejenak ia merasa khawatir karena panas terasa ditelapak tangannya. Ia mencoba membangunkan Jin pelan, namun sayang ia tidak berhasil bangun. Seorang perempuan itu berinisiatif untuk membiarkannya tidur dan membawa kembali makanan pagi miliknya.

Ia lalu Kembali lagi ke kamar dengan sebaskom air hangat dan handuk kecil. Dengan telaten ia mencelupkan dan metekkkan handuk setengah kering itu pada kening Jin. Jin merasa nyaman namun ia terbangun, memandang wajah perempuan itu dengan sendu. Badannya ia dudukkan dengan paksa melawan pusing yang mendera.

"Bi.. kakak udah berangkat?."

"Udah Den sejak tadi berangkat."

Perasaan lega terlihat diwajah pucat milik Jin.

"Aden jangan sekolah dulu ya? Sakit gini."

Jin hanya terdiam. Baru kali ini saat ia sakit ada seseorang disampingnya. Saat dulu ia sakit hanya mengandalkan stock obat dirumah dan istirahat dengan menutup rapat pintu kamar dan tidak mengijinkan siapapun masuk. Tapi keadaannya sekarang membuatnya lupa untuk mengunci pintu kamar.

"Bibi jangan bilang kakak ya? Ini nanti Jin abisin. Bibi boleh keluar dulu?."

Bukan maksud Jin ingin mengusir. Tapi ia cukup tau diri bahwa keberadaannya hanya merepotkan. Ia akan berusaha mandiri dan dewasa seperti yang sang kakak ucapkan semalam.

Walaupun kalimat itu terdengar sadis tapi Jin merasa bahwa sekarang ia memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu demi mendapat kasih sayang dari Yoongi. Satu-satunya keluarga yang masih ada disini. Dirumah.

Karena dulu ia hanya mengikuti aturan tanpa di iming iming apapun.

Sekarang ia yakin bahwa menuruti Yoongi akan membuat ia disayang dan dilihat oleh sang kakak.



...





Yoongi sedang berlatih basket disekolahnya. Setelah seharian ia belajar, ia tidak melupakan kewajibannya sebagai kapten tim basket. Karena sebentar lagi ia akan menghadapi turnamen ia harus berusaha dengan tim agar mencapai kemenangan nantinya.

Setelah menghabiskan satu set. Ia duduk dan mengambil ponselnya, melihat beberapa pesan dari temannya, laki laki maupun perempuan. Namun ia melihat kontak sang adik yang sejak semalam tidak ia balas.

Ia segera mendial nomor tersebut, menelfon sang adik dengan tujuan untuk menanyakan ingin dibawakan apa saat ia pulang nanti. Basa basi miliknya ini untuk mengganti rasa bersalah mengenai semalam dirinya yang mengatakan hal yang tidak seharusnya.

'Den maaf ini bibi yang angkat. Den Seokjin sedang tidur.'

Yoongi mengernyit heran. Tidak biasanya ia tidak terbangun saat mendengar ponsel berdering. Ia hapal betul bagaimana adiknya, ia adalah orang yang mudah bangun.

"Jin gak pergi les bi?."

Diujung sana Jin terbangun mendengar suara seorang perempuan yang ia yakini adalah asisten rumah tangga dirumahnya. Ia segera mengambil pinsel itu dari tangan sang asisten.

'Hallo kak? Iya ini mau berangkat les. Adek matiin dulu ya mau siap-siap.'

Yoongi sedikit lega setelah mendengar suara telfon yang dimatikan oleh sang adik. Ia pikir adiknya sedang tidak baik-baik saja karena perasaannya yang tidak karuan sejak pagi.

Can U See Me?Where stories live. Discover now