duadua

1K 139 17
                                    

Seokjin membuka matanya perlahan. Ia tidak sadar saat merasakan sensasi nyeri dipunggungnya. Jin terbangun dalam posisi miring seperti tadi. Masker oksigen masih menempel di separuh wajah dan hidung bangirnya. Keadaannya sekarang lebih baik dari sebelumnya, pernapasannya tidak sesulit tadi. Bahkan ia sekarang melepas maskernya. Lalu mencoba berbalik untuk merubah posisinya supaya terlentang.

Sayangnya gerakan itu membuatnya meringis. Punggungnya ngilu dan terasa perih. Namun ia tetap mencoba untuk duduk bersandar.

Tangannya terulur pelan untuk mengambil air minum dengan menggunakan tangan kanannya yang tertusuk infusan.

Jin meneguk segelas air itu sampai tandas.

Tak lama seseorang membuka pintu, ia masuk sambile membawa totebag berukuran besar.

Jin melongo, ia tak menyangka bahwa sosok itu datang kemari. Jin langsung menegakkan tubuhnya ia tersenyum senang.

"Hallo...?," sapanya lembut.

Sementara Jin ia semakin terkejut karena kelembutan suara itu. Ia tidak menyangka bahwa hal yang ia harapkan selama ini dapat ia rasakan.

"MAMA!?."

Ya. Itu adalah Soohan. Ia datang kesini karena pertemuannya kemarin di florist dengan Trias.

"Mama bawa sesuatu buat kamu."

Jin semakin antusias. Dia adalah jenis manusia yang tidak pendendam bahkan dia selalu melihat orang lain dengan sisi baik mereka, dan menghiraukan apapun keburukannya. Termasuk kepada Soohan.

Soohan mengeluarkan beberapa buku tebal dari tasnya.

"Kamu jarang masuk ke sekolah kan karena sakit? Jangan sampe cuma gara-gara sakit lagi kamu gagal jadi juara."

Jin bingung tapi ia merasa senang karena kali ini Soohan tidak berbicara dengan nada kasar dan sinis lagi. Hati jin menjadi penuh harap sekarang.

"Ini betulan Mama kan? Adek gak mimpi?."

Soohan mengangguk "Iya, ini Mama. Mama mau punya anak yang selalu dapat juara. Jin mau kan seperti itu?."

Jin hanya tersenyum dan melupakan perjuangannya tadi, ia langsung mengambil buku-buku itu dengan senyuman.

"Jin mau Ma!!!."

Ia membuka buku itu dengan semangat dan tidak henti senyuman tersungging di wajahnya.

Soohan memerhatikan Jin lekat-lekat. Tidak ada rasa belas kasih maupun iba melihat tubuh kurus itu yang sedang belajar walau selang infus masih menusuk punggung tangan Jin.






...





Beberapa hari kemudian Jin menjadi lebih rajin dari sebelumnya, ia juga menambah jadwal lesnya di hari sabtu dan minggu karena suruhan Soohan. Tentu Jin menurut.

Saat ini sudah pukul 6 pagi tapi Jin terlihat masih mengantuk. Biasanya Jin tertidur pukul 8 malam namun sekarang ia tidur lebih malam.

Soohan yang melihat Jin menguap langsung menyenggol bahu Jin.

"Mau sekolah jangan ngantuk. Nanti ga ngerti lagi sama pelajarannya."

Sontak hal itu membuat Jin langsung merubah ekspresi menjadi lebih segar.

"Iya Ma. Jin gak ngantuk kok. Ma... Jin boleh minta buatkan susu?."

Bukan tanpa alasan Jin meminta susu. Sekarang ia sedang kesulitan makan sedangkan ia masih harus berangkat sekolah.

Can U See Me?Where stories live. Discover now