tilulas

1.3K 172 40
                                    

Setelah tiga hari Yoongi tersadar ia langsung meminta Seungcheol untuk segera mengantarnya ke tempat Seokjin. Tentu dengan kursi roda yang didorong oleh Papanya.

Setiap hari ia mengeluh dan minta untuk bertemu Seokjin, kali ini ia tidak tahan dan mengancam.

"Kalo papa ga biarin aku ketemu adek, biar aku aja cari adek sendiri."

Walaupun kondisinya membaik tapi ia belum bisa keluar dari ranjang. Inipun ia harus berkonsultasi dengan Dokter Lee dan sedikit bernego untuk mengabulkannya.

Dan disinilah mereka.

Seungcheol berada dilorong yang menuju ruang ICU. Ia sengaja memperlambat laju kursi roda agar tidak cepat sampai. Sejujurnya Seungcheol bingung, apa yang harus dikatakannya pada Yoongi mengenai keadaan Seokjin.

"Papa kenapa lambat banget? Buruan ayo! Inimah Yoongi lari 3 detik juga udah sampe."

Bukannya mempercepat Suengcheol malah berhenti.

"Elah Pa. Udah deh biar Yoongi aja sendiri."

Tapi Seungcheol segera menghadap Yoongi dan mensejajarkan posisi mereka. Membuatnya bertanya-tanya. Apalagi melihat raut wajah Seungcheol yang kian mendung. Memang setiap Yoongi bertanya mengenai Seokjin pasti Papanya selalu berubah, menjadi lebih pendiam dari sebelumnya.

"Sebelum ketemu adek, kamu mau janji satu hal sama papa?."

Yoongi tampak bingung tapi ia mengangguk.

"Papa biarin kamu liat Adek, tapi jangan nangis ya? Adek sayang banget sama Kakak, pasti dia ngerasa bersalah kalo liat Kakaknya nangis."

Yoongi hanya mengangguk. Lagian ia tidak akan menangis, ia ini adalah laki-laki yang kuat dan gagah. Tidak akan runtuh semudah itu. Ia di operasi dan mendapat beberapa jahitan saja tidak mengeluh sakit.

Langsung Seungcheol membawanya ke tempat Jin.

Yoongi tidak tahu ia kira akan membawanya ketempat rawat bisa, tapi sekarang ia malah berada didepan pintu ruang ICU. Bahkan Dokter Dokyeom ada disana juga, membantu Yoongi untuk memakaikan baju steril, masker dan sarung tangan.

Perasaannya tidak nyaman saat ia diminta untuk masuk sendiri.

"Papa gamau ketemu adek?."

Dokter Dokyeom menjawab "Adek kamu hanya bisa ditemui satu orang."

Banyak pikiran buruk yang melintas di otaknya. Ia takut, takut akan ada hal buruk yang terjadi dengan sang Adik mendengar banyak percakapan yang mencurigakan.

Dengan pelan ia masuk, mendorong kursi rodanya sendiri dengan satu tangan. Karena bahu itu sama sekali belum boleh digunakan. Mau maksa pun tidak bisa karena itu akan terasa sakit.

Memang dugaannya benar. Sang adik berada disana, ada satu perawat yang sedang mengganti kompresan Jin dengan lembut. Tidak lupa ia juga mengelap beberapa bagian tubuh Jin dengan kain hangat. Seperti yang dilakukan Yoongi waktu itu.

Ia masih disana, memandangi perawat yang menggunakan pakaian sama dengannya.

Sampai ia baru berani melihat sosok sang adik yang sedang tertidur dengan masker oksigen dan juga infus ditangannya.

Ia tertegun saat melihat kabel warna warni yang menghubungkan dada Jin pada monitor.

Apa yang sebeneranya terjadi?

Kenapa Jin sama sekali tidak terlihat seperti orang sakit biasa?

Setelah beres perawat itu keluar dari tirai plastik dan menghampiri Yoongi yang masih terdiam.

Can U See Me?Where stories live. Discover now