tujulas

1.1K 138 33
                                    

Seorang wanita sedang mengobati pipinya yang memar, ia berada dikamar sendirian, ditemani penerangan yang minim. Sesekali ia meringis saat kapal alkohol menyentuh lebam biru disana.

"Sialan. Kukira dia lelaki yang baik."

Ia terus saja menggumamkan kata-kata kasar dan sumpah serapah dari mulutnya.

"Lelaki yang hanya baik diawal memang lebih bajingan."

Ia kini sedang tersulut emosi. Bahkan disampingnya sudah ia siapkan koper berisi semua pakaiannya. Juga beberapa berkas penting milik perusahaan kecil yang ia bangun dulu dengan bantuan sang mantan suami.

Dibanding rasa marah, ia lebih banyak merasa sesal karena meninggalkan lelaki baik hanya untuk seorang bandit kaya penyuka banyak wanita.










...









Jin tiba disekolah.

Butuh perjuangan untuk bisa disini, karena ia harus berdebat dulu dengan Yoongi. Kakaknya itu memaksa Jin untuk diantar olehnya. Sementara ia sudah terbiasa naik angkutan umum.

Sejak saat itu Yoongi dan Seungcheol mengetahui penderitaan Jin, mereka lebih protektif. Tapi sungguh Jin tidak terbiasa dengan perilaku itu. Ia justru merasa hanya dikasihani saja. Padahal mereka justru amat menyayangi Jin, hanya saja baru disadari saat ini.

Oleh karena itu ia mencoba untuk lebih mandiri supaya mereka tidak perlu memberi rasa kasihan terhadapnya.

Jin masuk kedalam kelas. Sebelum ia sampai ditempat duduk, ia sudah disambut oleh rangkulan besar temannya, Namjoon.

"Akhirnya lo masuk lagi."

"Hehe Namjoon kangen sama aku?."

Jin memang orang yang manis, orang-orang akan menyadari perilaku Jin jika mereka sudah resmi berteman. Setiap katanya selalu diiringi dengan mata yang berbinar. Belum lagi perilakunya yang sopan pada orang tua.

"Iya soalnya gaada yang bisa jawab pertanyaan bu Trias selain lo."

Mereka berdua lalu terkekeh bersama.

"Oya ini gue fotokopi catetan kemarin selama 12 hari lo ga hadir. Dari temen-temen lain juga si."

Jin terharu. Ia yang hanya merasa sendiri dan menutup dari lingkungan sekolahnya kini malah merepotkan mereka. Harusnya Jin bisa lebih berkawan supaya tidak timbul rasa gaenak dalam hatinya.

"Ini serius?."

"Iyaaa.. makannya terimakasih sono sama yang lain."

Benar saja Jin langsung menghampiri anggota kelasnya satu persatu dan mengucapkan terimakasih. Teman-temannya heran karena Jin yang langsung bersalaman lalu mengucap terimakasih sambil bowing. Sementara Namjoon hanya tertawa terbahak-bahak. Padahal tidak semua dari mereka ikut membantu.

Jin yang merasa terbodohi langsung memukul kepala Namjoon.

"Sakit awww."

"Kamu iseng ya?."

Namjoon hanya terkekeh kecil.

"Oya kata Bu Trias kalo lo udah masuk sekolah suruh samperin dia nanti pas pulang."

Pasti ini soal olimpiade. Jin jadi tidak sabar ingin segera kelas nya berakhir agar bisa belajar bersama Bu Trias mengenai lomba yang akan datang.











Can U See Me?Where stories live. Discover now