sabelas

1.3K 149 42
                                    

"ASTGA SEOKJIN!!."

Dokter itu langsung mendekat dan menyuruh mereka menyingkir. Ia memeriksa suhu dan denyut nadi Seokjin. Dingin dan lemah. Lalu matanya beralih menatap dua perawat yang ada disana.

"Apa dia yang mendonorkan darah untuk pasien di ruang operasi?."

Mereka mengangguk ragu. Tatapan Dokter Dokyeom sangat panik. Bahkan ia sendiri yang menangani keadaan Jin. Memberinya nassal canula dan memasangkan infus.

"Segera berikan kantung darahnya pada Dokter Lee."

Mereka langsung menuruti perintahnya. Namun saat diambang pintu suara Dokyeom kembali terdengar.

"Apa dia anak dari seseorang yang menunggu disana."

"Iya Dok."

Dokyeom hanya mengangguk. Keluarga Seokjin tidak buruk tapi apa dia tidak tahu bahwa Jin sakit keras? Dan malah mengijinkan anak ini untuk mendonorkan darahnya.

Langsung ia berdiri dan membantu Jin yang tidak sadarkan diri untuk bangun, disandarkannya kepala Jin pada bahu Dokyeom dan memasukkan obat serta air ke mulutnya dengan perlahan. Setidaknya Jin mendapat obat penambah darah sebelum PMI datang memberi stock untuk rumah sakit. Lalu dibaringkannya tubuh Jin kembali dengan lembut karena ia tidak mungkin menyakiti tubuh rapuh itu.

Setelah itu ia pergi meninggalkan Jin, dan berjalan keluar menemui orang tuanya.

Ia melihat seorang pria yang diyakini adalah ayah dari Jin dan seseorang yang sedang diruang operasi. Dia sedang termenung sambil menutup wajahnya. Terlihat bahwa ia sedang putus asa.

"Permisi?."

Lelaki itu menengadah dan melihat setelan seorang dokter dihadapannya. Dengan cepat ia langsung berdiri.

"Gimana dok? Maafkan saya, saya tau Jin masih dibawah umur tapi saya tidak bisa mencegahnya."

Dokyeom, dokter itu langsung memegang bahu lelaki itu dan menyuruhnya untuk duduk kembali. Beberapa kali ia memberikan kata guna menenangkan hatinya.

"Jin pingsan, tapi dia sudah dapat penanganan. Saya yakin anak anda juga akan baik-baik saja, lukanya tidak fatal walaupun membutuhkan banyak darah."

Tak disangka air matanya menetes kala mendengar kabar anak-anaknya. Mereka sudah lama tidak berkumpul bersama, namun saat mereja bertemu malah dalam keadaan yang tidak baik.

"Sebelumnya boleh saya tahu siapa nama anda?," tanya Dokyeom.

"Seungcheol. Kim Seungcheol."

Dokyeom menghela nafas dan mengubah posisinya agar berhadapan dengan Seungcheol.

"Tuan Seungcheol apa sebelumnya anda tau bagaimana keadaan Seokjin?."

Yang ditanya hanya terpaku, ia tidak mengerti apa maksud pertanyaan itu. Karena dia sama sekali belum bertemu dengan Jin semenjak mereka bercerai dan hanya mengirimi mereka uang yang banyak setiap bulan.

"Baiklah tuan akan saya jelaskan sedikit. Sekitar 2 bulan lalu.. Jin datang kemari sendirian memeriksakan keadaannya. Kami sudah melakukan scan dan pemeriksaan darah lain, sayangnya hasil pemeriksaan yang keluar tidak bagus."

Seungcheol hanya diam meresapi setiap kalimat yang datang dari bibir Dokter ini. Walaupun dalam hatinya ia sangat khawatir, tapi Seungcheol masih berusaha untuk mendengarnya. Dia berharap tidak mendengar kabar buruk.

"Jin mengidap kanker hati."

Seolah dunianya kembali runtuh setelha sebelumnya hancur karena perpisahan, Seungcheol menutup mata dan telinganya. Ia tidak ingin mendengar apapun yang Dokter itu bicarakan.

Can U See Me?Where stories live. Discover now