00 - PROLOG

1.9K 115 64
                                    

Takdir...

Terkadang tak sesuai dengan apa yang kita inginkan,

Dan terkadang menyakitkan,

Manusia Hanya bisa bertumpu pada harapan dan angan,

Lalu di tuntut untuk sabar dan menerima kenyataan...

°°°

Remaja Laki-laki itu menggebrak keras meja kantor polisi yang ada di hadapannya sembari mengeluarkan sumpah serapah, lalu tersenyum seringai. Tangan nya menarik kasar selembar kertas beserta bolpoin hitam di hadapan nya.

"Saya, Alvian Narendra Putra! tidak akan membiarkan dia selamanya di dalam jeruji besi itu!"

"Dalam 14 hari! Saya akan cari semua bukti, dan jika saya tidak berhasil memberikan bukti maka saya rela di hukum atas kasus penipuan!"

Bolpoin itu berhenti menulis pada selembar kertas, jari telunjuk nya menunjuk setiap kalimat yang ia tulis.

"Silahkan bapak baca dengan baik! Terimakasih." Tegas Alvi seraya menyodorkan selembar kertas itu pada seorang polisi yang tengah duduk di hadapan nya.

Polisi itu hanya menghela nafas gusar, sementara Alvi melenggang pergi keluar dari kantor polisi tanpa memperdulikan tatapan beberapa kamera wartawan.

Alvi selalu datang ke kantor polisi walaupun keinginan nya yang terlalu keras kepala itu sangat menentang Ayah nya, ia datang ke tempat itu diam-diam. 

°•°•°

Setiba nya di rumah, Alvi melempar tas hitam milik nya di sembarang tempat,lalu membanting pintu kamar nya hingga mengeluarkan bunyi benturan yang cukup keras.

Dengan kasar tangan nya melepas dasi di leher nya,lalu tubuh Alvi meluruh ke lantai dengan wajah yang berurai air mata.

"Andai waktu itu Alvi dengerin kata bunda."

"Semua nya ga akan kayak gini!"

"Maafin Alvi! Maafin Alvi!" Racau Alvi beriringan dengan derai air mata nya yang terus saja mengalir.

Nafas nya yang tiba-tiba terasa sesak membuat Alvi menghentikan celotehan nya, Alvi meremat baju nya tepat di dada kiri nya saat merasakan sakit yang seakan menusuk dada nya.

Cairan merah pekat di muntahkan oleh Alvi ,membuat baju dan lantai kamar nya terkena noda merah itu. Jemari nya mengepal erat, ia memukul-mukul lantai menahan sakit yang menjalar di dada nya.

Cklek!

Pintu kamar Alvi terbuka menampakkan seorang remaja Laki-laki yang umur nya 4 tahun di atas nya.

"Ck, Nyusahin aja lo." Dika langsung meranggah tisu di atas nakas lalu mengusap bibir Alvi yang penuh darah.

Dengan sisa tenaga nya, Alvi mendorong tubuh Dika hingga terhenyak ke lantai, "Gak usah sok peduli sama gua!" sarkas Alvi.

"Mau lo apa sih?ga tau terimakasih banget lo, masih baik gua tolongin gak gua biarin mati!" Bentak Dika.

"Asal lo tau, dari 3 tahun lalu semenjak kejadian itu, gua dah ilang respect sama lo! Gua pengen lo mati secepat nya." Sarkas Dika lalu melenggang pergi keluar dari kamar Alvi tanpa memikirkan perasaan Alvi sedikitpun.

Alvi memejamkan erat mata nya dengan sedikit menahan nafas, sebab nyeri pada jantung nya tidak membiarkan nya bernafas dengan bebas. Alvi perlahan menyandarkan tubuh nya pada dinding kamar, tubuh nya lunglai seakan pasrah menunggu 14 hari yang memaksa nya bertahan hidup, hanya karena sebuah tujuan.

.

.

~ALVIRENDRA~

Dah segitu aja prolog nya ye:)

Sbnrnya judul awal tuh (fourteen days, tpi ya krna otak ku gatel revisi terus Wkwk) smga aja ini cerita ga bkl berenti tengah jalan ya..

Story Abikara ttp lanjut kok:) mlh lebih sering up di story Abikara, yg ini slow update oke

Oke saat nya kita perkenalan cast ya...

●Alvian Narendra putra (Alvi) Adik nya Dika

●Adhika Narendra Putra (Dika) Kakak nya Alvi.

●Acasha Zilya Savlina (Caca) Adik nya Gelya.

●Gelya Adrine Savina (Gelya) kakak nya Caca.

●Gilang Aghatias (Gilang) teman dekat Alvi 

ALVIRENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang