☔. seruan senja sore

61 14 10
                                    

Selesai sudah kegiatan Lana hari ini, barusan saja ia bersama Bagas bertemu dengan guru yang membimbing mereka belajar selama persiapan olimpiade. Dan kegiatan itu ternyata menghabiskan waktu lumayan lama karena sekarang pukul 17:05 Lana baru bisa berpulang ke rumahnya. Bagaimana ya, Lana itu baru kali ini ikut olimpiade, tidak seperti Bagas yang sudah berkali-kali ikut dan banyak membawa pulang penghargaan.

Lana menggapai ponselnya yang masih menyatu dengan cas-cas an diatas nakas, lantas ia mencabutnya dan melihat jadwal esok hari yang telah ia atur. Ah, besok ia ada jadwal mengajari Mars, gadis itu menghela nafas panjang lantas menaruh kembali ponselnya ke tempat semula. Siap-siap saja besok ia akan menjalankan dua misi sekaligus, yaitu mencari tahu dimana ia kabur dan mengejarnya sampai dapat. Seperti yang dikatakan oleh Bagas, Mars itu kabur.

Ah ya, bagi yang mau tahu saja, sebenarnya Lana ingin sekali marah dengan oknum tak tahu diri bernama Mars Jayden. Bagaimana tidak, Lana sudah sukarela mau menyisihkan waktunya yang sebenarnya digunakan untuk les menggambar yang ia ikuti akhir-akhir ini hanya untuk mengajari Mars selama dua jam. Dan kalian tahu? Mars tak pernah sekalipun ada ditempat perjanjian mereka. Awas saja kau Mars, esok Lana pasti akan menemukan mu!














****














"Karena bel sudah berbunyi, saya akhiri pelajaran sampai disini saja." ucap Bu Maya kemudian membereskan barang-barang nya agar mudah untuk dibawa.

Hampir saja anak-anak sekelas bersorak gembira, namun Bu Maya kembali membuka mulutnya dengan alis yang menukik tajam. "Jangan lupa! Minggu depan ada tugas. Awas kalau ada yang tidak mengerjakan, saya tidak segan-segan memberikan hukuman bagi anak yang pemalas." Anak-anak mendesah panjang, Bu Maya tega sekali memang, tak bisa apa membiarkan anak muridnya kesenangan sedikit barang sekali saja.

Kemudian guru dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu mulai melangkahkan kakinya keluar kelas. Di ikuti dengan anak-anak yang satu-persatu pergi meninggalkan bangkunya.

"Mau kemana sih, Na? Buru-buru amat." Tanya Monica keheranan saat melihat Lana yang menaruh buku dan alat tulisnya ke dalam tas sembarangan.

Lana menoleh ke samping, nampak bingung untuk menjelaskan. "Kapan-kapan aja deh gue jelasinnya, yang jelas ini urgent." Kemudian ia meninggalkan Monica dengan secepat kilat.

Alika yang kelasnya sudah bubar dari beberapa menit yang lalu menghampiri sahabatnya. Ia pun ikut menimpali, "biasanya juga ngintilin cogan ma gue." Ia bersiul ria, lantas menduduki meja sebelah bangku Lana.

Alika tak tahu saja kalau meja yang sedang ia duduki masih terdapat orang disana, Yudha, sosok itu masih betah ditempat duduknya mabar free fire semenjak Bu Maya meninggalkan kelas.

"Juanc*k tenan!!" Yudha menggebrak mejanya penuh emosi tatkala teman-teman mainnya tak lebih dari bocil-bocil noob yang pasti membuatnya kalah karena lawannya tak seimbang dengannya. Sebenarnya Yudha sendiri tak tahu pasti umur mereka berapa, kata Yudha itu begini, "pokok e kalo maennya noob, wis mesti kui bocil meresahkan." [pokoknya] [sudah pasti itu].

Suara gebrakan tersebut sontak saja membuat Alika terlonjak kaget. Perasaan tadi belakangnya sepi, ya iya lah Yudha saja bermain menggunakan earphone, pantas saja senyap tak ada suara. Yudha juga kalau bermain lumayan kalem, tapi kalau sudah kesal keluarlah seluruh nama-nama binatang dan kata-kata kasar.

shade umbrella [END]Where stories live. Discover now