☔. tak sengaja berjumpa

93 15 20
                                    

"SEN! ARSEN!! KAMU LAGI BOKER APA TIDUR SIH?! MBAK LAGI BURU-BURU NIH!" teriak sang sulung dengan mengetuk brutal pintu kamar mandi. Sedangkan seseorang yang didalamnya berdecak kesal dan membuka pintu dengan amarah yang menggebu-gebu, alhasil terdengarlah suara benturan keras yang membuat Lana menoleh.

Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya saat mengetahui kelakuan kedua saudaranya yang tidak luput dari saling gelud, mau pagi hari sekalipun. Lana menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya, ia sedang menikmati sarapannya dengan tenang diatas sofa depan televisi yang sedang menyiarkan kartun kesukaannya.

Setelah makanan Lana ludes tidak tersisa, ia beranjak dari sana dan berpamitan pada Mama nya.

"Ma...? sepeda Lana udah selesai dibenerin, jadi hari ini Lana gak naik bus lagi. Lana pamit dulu ya, Assalamualaikum." Mama Lana yang sedang berada di toko tentu saja menghampiri Lana, kemudian Lana mencium punggung tangan mamanya.

"Waalaikumsalam, Hati-hati ya nak." wanita paruh baya itu mengusap lembut surai darah dagingnya penuh sayang. Lana tersenyum tipis ke Mama nya sebelum keluar dari rumah dan menuju ke garasi untuk mengambil sepedanya.

Awalnya Lana mengayuh sepedanya dengan santai, barulah saat beberapa blok rumah terlewati Lana memberhentikan laju roda sepedanya didepan sebuah toko supermarket ketika mendapati seorang anak kecil duduk di teras tokonya dengan wajah lesu.

Lana berjalan mendekat setelah memarkirkan sepedanya tepat disebelah anak tersebut, kemudian ia pun berjongkok agar menyamai tingginya dengan anak itu. "Dek, ngapain disini? Kok sendirian aja?" 

Anak itu mendongak, "nungguin kakak ku dateng kak." jawabnya dengan tampang wajah polos. Tanpa disangka ada suara lain yang ikut menjawab pertanyaan Lana.

Kruyuk~

Anak itu mengusap perutnya lalu berbisik pelan. "sst, kamu jangan berisik ya. Nanti makan nya pas kakak udah dateng." namun agaknya percuma, bisikan anak itu dapat didengar oleh Lana.

Lana terkekeh sesaat kala mendengar jawaban lucu anak tersebut. "Makan sama kakak aja yuk?" Anak itu melirik Lana sekilas, dan dengan wajah malu-malu ia pun kembali berucap,

"Tapi kata bunda gak boleh nerima makanan dari orang yang gak dikenal."

"Gak kenal ya... emm gimana kalo kita kenalan aja? Biar saling kenal! Nama kakak Lana, kalau kamu?"

"Vega..." Lirihnya seraya menunduk malu.

Lana kembali terkekeh lantas mengambil sebungkus roti dari dalam tasnya, sebenarnya roti ini adalah dagangan mama nya yang disisipkan oleh mamanya untuk pengganjal perutnya saat jam istirahat tiba, Lana pikir ia bisa membeli makanan lain di kantin, jadi tak apa. "Kita kan udah saling kenal, jadi mau ya makan sama kakak? Nih kakak punya roti."

Setelah menatap roti itu lamat-lamat akhirnya anak itu memilih mengganjal perutnya yang sedari tadi meraung-raung meminta agar diberi asupan. "Maaf ya, kak. Vega laper." gumamnya lirih lalu melahap rotinya dengan cepat, hingga tak terasa sudut bibir Lana perlahan terangkat.

"Pelan-pelan makannya dek." Lana mengusap rambut anak kecil itu penuh gemas. Entah mengapa melihat anak didepannya membuat ia teringat dengan adik laki-laki nya dimasa mereka masih kecil. Walaupun adiknya menjengkelkan sekalipun, namun sesekali Lana lah yang malah merindukan sikap menjengkelkan adiknya.

"KAK VE!!" Teriakan melengking dari sosok gadis kecil dibelakang Lana membuat keduanya berjengit kaget, sontak Lana pun berbalik.

Anak kecil yang dipanggil dengan Ve itu berlari menghampiri sosok yang memanggilnya dengan senyum lebar yang merekah.

shade umbrella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang