☔. sekelebat kenangan kelam

264 23 12
                                    

Gadis itu terus menutupi mulutnya yang menguap lebar, rasa kantuk yang tertahan membuat air matanya tak terasa merembes keluar. Suara penjelasan guru didepan seolah mengalun merdu menjadi lagu pengantar tidur. Ia menelungkupkan kepalanya ke atas meja serambi memejamkan mata.

Sekali saja tak akan membuatnya terlihat seperti anak bandel bukan? Guru akan memakluminya, yah Lana harap akan begitu. Lana bergerak kecil untuk mencari posisi yang nyaman, kemudian deru nafas teratur samar-samar terdengar. Gadis itu akhirnya terlelap juga.








Perlahan gadis itu membalikkan wajahnya ke samping kiri, namun nampaknya mentari tidak mengizinkan Lana terlelap begitu lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perlahan gadis itu membalikkan wajahnya ke samping kiri, namun nampaknya mentari tidak mengizinkan Lana terlelap begitu lama. Merasa tidak nyaman dengan cahaya dihadapannya, Lana mulai mengerjap pelan untuk menyesuaikan pandangan.

Ia tersenyum kecil kala melihat kupu-kupu bersemayam indah di jendela, "hey kawan kecil, asik ya natap gue tidur dari tadi?" Kata Lana seraya memangku dagu dengan tangannya.

Kemudian Lana bangun dari duduknya lantas menggeser kaca jendela itu perlahan. "Gue gak tau lu dateng darimana, tapi gue harap habis ini lu bisa terbang lagi ke langit bebas." setelah memastikan kupu-kupu itu telah terbang cukup jauh, barulah Lana meregangkan tubuhnya yang serasa remuk.

"Duh." Lana mengaduh sakit ketika kepalanya ia tolehkan kesamping, hal itu membuatnya memijat pelan daerah tengkuk dan sekitarnya. Dia tidak terbiasa tidur dengan posisi duduk, maka dari itu badannya terasa sakit semua.

Dari kejauhan seseorang menghampiri Lana dengan membawa dua buah susu kotak rasa vanilla dan stroberi ditangannya yang sudah siap untuk dilemparkan kearah Lana.

"Na! Tangkep!" Dengan sigap Lana menangkap operan temannya. Ia mendengus pelan, padahal Lana belum bersiap namun temannya sudah melayangkan sekotak susu vanilla kesukaan Lana. Tapi dalam hati Lana bersyukur, setidaknya berkat temannya itu ia jadi tidak perlu berdesakan ke kantin.

"Thanks, Mon." ucapnya pada Monica yang kini telah duduk di bangku sebelah Lana.

"Yoi sis! Eh eh lu tau gak?" Tanya gadis itu kepada Lana yang sibuk menatapi sekitar dengan sedotan yang menyusup disela bibirnya.

"Gak." Mendapati jawaban Lana, raut wajah Monica seketika berubah datar. "Ya kan gue belum ngomong."

Lana terkekeh geli. "sorry sorry, tau apa?"

Pandangan Monica menerawang ke atas, seperkian detik berlalu ia mulai bergidik ngeri. "Tadi pas lu tidur si killer natap lu terus."

Lana melotot tidak percaya. "yang bener? Tapi gue kok gak nyadar ya? Tatapannya Bu Maya kan tajem banget, berasa kena laser."

"Tapi anehnya lagi kok gue gak dimarahin ya?" Lanjut Lana sambil menggaruk pipinya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.

Monica berdecih pelan, "anak teladan mah beda, coba kalo gue yang ketiduran di kelas." Lana hanya tertawa kecil untuk menanggapi perkataan Monica. Tak butuh waktu lama, susunya telah habis tak tersisa. Ia pun berniat untuk beranjak dari sana.

shade umbrella [END]Where stories live. Discover now