Bagian 19

5 2 0
                                    

Liburan akhir tahun telah usai, para siswa Al-Hakim kembali pada rutinitas mereka. Pembangunan gedung dan kantin baru juga sudah rampung, tentu siswanya juga semakin bertambah dengan adanya para pria di sana. Untuk peresmiannya sudah dilakukan dua hari yang lalu secara sederhana, karena masih harus mempersiapkan kamar-kamar bagi para pendatang baru, beberapa barang juga masih dalam proses pengiriman jadi belum semua kamar lengkap fasilitasnya. Pagi ini Aleta baru menginjakkan kakinya di ponpes lagi karena ada beberapa hal yang harus diurusnya lebih dulu, dia berjalan sambil menggeret koper dan sebuah tas berukuran sedang yang diletakkan di atas koper. Tangan kanannya masih fokus pada benda pipih itu, orang-orang yang melihatnya merasa heran dan aneh, tertutama kaum berbaju koko yang berusaha mengalihkan pandangan mereka agar tidak melihat kearah Aleta.

Bukan baju Aleta yang bermasalah, skritt panjang dan kemeja sepinggang bisa menutupi badannya, tetapi dia tidak sadar scraft yang dia pakai sudah turun hingga ke bahu membuat rambut yang diikatnya terlihat. Syakira yang baru keluar dari perpustakaan begitu melihat Aleta segera menariknya menuju kamar dan merapikan scraft Aleta ke posisi semula, sesudah itu keempat perempuan itu pun berpelukan erat.

"Aleta Maulana Habibie, lain kali kalau jalan perhatikan diri sendiri dan sekitar." Kata Syakira.

"Aleta aja kali, emang aku kenapa?" ujarnya bingung.

"Scraft kamu itu tadi turun sampai bahu dan kamu tahu kan gedung baru sudah selesai di bangun, artinya jenis siswa di sini juga bertambah."

"Ah iya, aku lupa."

"Untung Kira ya, kalau ustaz Zafran gak tahu deh." Tambah Dania sambil tersenyum jahil.

Selanjutnya mereka bersiap untuk kelas hari ini dan untungnya jadwal pelajaran sedikit diubah, jadi si menyebalkan itu tidak masuk hari ini. Untuk siswa perempuan sendiri tidak banyak berubah, hanya ada beberapa orang siswa tambahan, itu juga di kelas yang berbeda. Setengah dua belas pelajaran selesai, mereka langsung ke kantin karena Dania sama Kira lagi malas masak juga Bella katanya mau menemukan "malaikat" baru. Tiba di kantin Dania langsung pesan makanan dan sisanya mencari tempat duduk, untung saja tidak begitu ramai. Disaat Aleta kembali dari memesan minuman lagi, matanya tidak sengaja melihat ke satu titik di antara keenam orang yang sedang makan itu, tapi dengan cepat dia pergi dari sana.

Seminggu pertama Aleta berjalan dengan baik, walau tetap Luna and genknya masih mengusik dan HAKIM WAROENG yang mulai ramai pengunjung membuatnya harus memutar otak mencari ide baru lagi. Malam itu selesai sholat maghrib mereka berempat sedang mengerjakan tugas masing-masing sambil menikmati jus buatan Bella, ketukan di pintu mengusik, lalu Dania berdiri membukanya dan ternyata itu adalah Safira, dia bilang Aleta di cari ustaz Zafran. Dengan enggan Aleta bangkit dari duduknya menuju kantor. Akibat mendumel tidak jelas dia menabrak seseorang, "Maaf gak sengaja." Sesalnya, tapi yang ditabrak hanya membisu kemudian pergi begitu saja. "Kulkas berjalan." Lalu melanjutkan langkahnya.

Bukan Zafran, melainkan Leo yang sudah duduk di sofa dengan muka lelahnya, kemudian Aleta mengajaknya ke kantin agar berbicara di sana dan suasananya lebih ramai. Seusai memesan, Leo memulai keluh kesahnya."Gue heran sama Althea belakangan, dari pagi sampai sore dia normal nah sore sampai malam udah gak bener lagi tahu gak. Belum lagi kadang tuh tiba-tiba bengong terus diam dan fatalnya adalah dua klien asing lepas begitu aja, meskipun bisa dibujuk dikit, cuman lo tahu big bos kalau marah."

Aleta masih serius menyimak, pesanan mereka datang, dan setelah meminum lemon tea hangat Leo melanjutkan. "Malam tahun baru kalian pergi ke mana?"

"Ha? Maksudnya apaan."

"Sekitar jam tujuh dia selesai meeting, gue bilang bareng aja tapi katanya mau ketemu lo dulu dan balik lagi sekitar jam Sembilan."

"Gue di rumah Radin nonton film, biasakan emang begitu."

ALETA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang