Bagian 11

5 2 0
                                    


Minggu ini para siswa ponpes Al-Hakim sibuk mempersiapkan penampilan, rencananya setelah upacara tujuh belasan  mereka akan melangsungkan penampilan. Tidak hanya para siswa dan guru, kyai Abdullah juga mengundang beberapa tamu untuk menyaksikan penampilan para siswa dan bagi siswa yang tidak mengikuti penampilan mendapat tugas untuk mempersiapkan acara ini dengan sebaik mungkin. 

Aleta sedang tidur-tiduran santai di tempat tidur seraya membaca novel, tidak lama terdengar teriakan Bella dari luar menyuruhnya untuk segera keluar dan akhirnya dia meletakan novelnya di meja lalu keluar. Ternyata ketiga temannya sedang duduk di ruang tamu sambil memegang naskah ditangan masing-masing, disertai melafalkan beberapa dialog.

"Cie yang dapat peran utama sama Dania." Ujar Syakira dengan mencubit pipi Aleta, dia mengkerutkan dahi mendengar ucapan Syakira.

"Dan aku dengar juga, Luna protes ke mr. Ozan karena bukan dia pemeran utama." Tambah Bella dengan tertawa renyah.

"Tunggu dulu, kalian bicarain apa?" tanya Aleta bingung.

"Jangan bilang kamu belum baca teks dramanya?"

"Emang belum Bel, enggak tahu jadi siapa."

"Ya ampun! Sorry Ta aku lupa bilang, peran kamu jadi teman aku, Talitha, namanya Sarah." Papar Dania.

Aleta mengangguk kemudian mengambil naskahnya untuk mempelajari sebentar, baru satu halaman dia baca ada pengumuman bahwa para siswa yang melakukan penampilan agar segera menemui pelatihnya masing-masing. Untuk latihan kali ini mr.Ozan memilih di luar ruangan agar lebih fresh aja nanti kalau sudah dekat hari penampilannya baru di ruangan. 

Aleta sudah mengulang adegan yang sama hingga enam kali membuat pemeran lain harus lebih sabar menunggu, tapi tidak dengan Luna, dia malah protes ke mr. Ozan agar peran Aleta digantikan saja karena sudah dari tadi dia terus mengulang dan tidak bisa melakukan perannya dengan baik. Mr. Ozan menyuruh Aleta agar mengulang sekali lagi, tapi tetap saja dia tidak bisa melakukannya. Dia benar-benar tidak sanggup menjalani peran ini.

"Maaf mister, saya tidak bisa." ungkapnya.

Mr. Ozan menatapnya menyelidik, bagaimana mungkin Aleta tidak bisa melakukan perannya padahal dulu dia sering mengikuti teater di London. Kemudian Aleta mendatangi Luna dan gengnya yang sedang duduk sambil cenge-ngesan, menarik tangan Luna ke hadapan mr. Ozan.

"Saya roker peran sama Luna." Kata Aleta serius.

"Maaf Aleta, jika kamu ingin ganti peran silakan bicara dengan ustaz Zafran, ketentuan peran diambil dari hasil rundingan." Jawab mr. Ozan, sebenarnya kalau Aleta ingin ganti peran tidak masalah tapi untuk peran kali ini hanya dia yang cocok dan jawaban tadi hanyalah alasan agar Aleta tidak menolaknya.

"Nanti akan saya bicarakan." Ujar Aleta lalu meninggalkan mereka.

Mr. Ozan tersentak mendengarnya, biasanya Aleta paling malas berurusan dengan Zafran tapi mengapa sekarang ngotot? Dengan rasa penasaran dibacanya kembali naskah drama itu, mungkin ceritanya terlalu rumit. Setelah membaca dia merutuki ingatannya, dia mengerti kenapa Aleta menolak keras perannya ini. Langkah Aleta terus berlari menuju taman dengan air mata di pelupuk dan setelah duduk barulah air mata itu sempurna mengalir, dia hanya tidak habis pikir bagaimana bisa takdir memposisikannya diposisi ini? Berarti selama bertahun-tahun usaha yang dia lakukan hanya tiupan angin belaka yang dengan mudah kembali lagi. 

Tidak berselang lama sebuah mobil jeep putih memasuki ponpes kemudian keluarlah pria tegap tinggi mengenakan jas rapih yang membuatnya terlihat memukau di mata para siswa yang sedang latihan drama. Sorot mata pria itu terus mencari di antara para siswa yang sedang berkumpul tapi dia tidak menemukannya, lalu sorot matanya kembali menyisir di setiap sudut dan menemukannya di bangku putih itu, dengan sumringah dia berjalan kearah bangku seraya menenteng dua paper bag ditangannya. Aleta terkejut bukan main karena Althea yang tiba-tiba muncul di depannya, lihatlah, kakaknya sudah menenteng paper bag dari sebuah brand ternama yang tempo hari dia minta sebagai permintaan maaf Althea.

ALETA {ON GOING}Where stories live. Discover now